Jakarta (ANTARA) - Waralaba Kopi Kenangan menyikapi perubahan bisnis selama pandemi virus corona dengan tidak memecat karyawan mereka, tetapi menyiapkan dana untuk menjaga kebersihan dan keamanan karyawan maupun konsumen mereka.
"Kopi Kenangan sadar bahwa pandemi COVID-19 'memaksa' kita untuk beradaptasi dengan melakukan berbagai perubahan sekaligus mengubah cara hidup sehari-hari," kata CEO Edward Tirtanata, dalam keterangan pers.
Menghadapi krisis ini, Kopi Kenangan berkomitmen tidak akan melakukan PHK terhadap karyawan tetap dan barista di kedai tersebut. Komitmen tersebut juga dituangkan lewat surat terbuka berjudul "One Cup, One Customer, One Rupiah", yang disiarkan di jejaring sosial profesional Linkedin.
Pimpinan Kopi Kenangan juga berkomitmen hanya akan mengambil gaji Rp1 per bulan mulai Maret sampai krisis berakhir. Tidak disebutkan apakah keputusan mengambil gaji Rp1 juga dilakukan pemimpin lain dalam manajemen perusahaan tersebut.
Sisa gaji akan digunakan untuk mendukung karyawan yang terkena dampak perlambatan ekonomi akibat COVID-19.
Terkait dengan keberlangsungan operasional kedai, Kopi Kenangan mengucurkan dana total sebesar Rp15 miliar. Sebanyak Rp13 miliar dibelanjakan untuk mesin sterilisasi cairan pembersih tangan, termometer, sarung tangan dan masker non-medis untuk melindungi kesehatan barista dan konsumen kopi tersebut.
Sementara Rp2 miliar dialokasikan kepada mitra Kopi Kenangan.
Kopi Kenangan sejak Maret lalu memberlakukan pemeriksaan suhu untuk karyawan dan mitra pengiriman, serta kebijakan untuk mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, masker dan sarung tangan bagi pegawai.
Untuk sementara Kopi Kenangan tidak menyediakan tempat duduk di kedai mereka.
Kopi Kenangan secara berkala membersihkan kedai dengan disinfektan. Untuk layanan pesan antar, kedai tersebut menyegel produk untuk memastikan kebersihan.
Selain itu Kopi Kenangan juga membuat program "Kopi Kenangan 50.000 cangkir kopi gratis" yang ditujukan untuk tenaga medis, dikirimkan ke rumah sakit yang menangani COVID-19.
"Kopi Kenangan sadar bahwa pandemi COVID-19 'memaksa' kita untuk beradaptasi dengan melakukan berbagai perubahan sekaligus mengubah cara hidup sehari-hari," kata CEO Edward Tirtanata, dalam keterangan pers.
Menghadapi krisis ini, Kopi Kenangan berkomitmen tidak akan melakukan PHK terhadap karyawan tetap dan barista di kedai tersebut. Komitmen tersebut juga dituangkan lewat surat terbuka berjudul "One Cup, One Customer, One Rupiah", yang disiarkan di jejaring sosial profesional Linkedin.
Pimpinan Kopi Kenangan juga berkomitmen hanya akan mengambil gaji Rp1 per bulan mulai Maret sampai krisis berakhir. Tidak disebutkan apakah keputusan mengambil gaji Rp1 juga dilakukan pemimpin lain dalam manajemen perusahaan tersebut.
Sisa gaji akan digunakan untuk mendukung karyawan yang terkena dampak perlambatan ekonomi akibat COVID-19.
Terkait dengan keberlangsungan operasional kedai, Kopi Kenangan mengucurkan dana total sebesar Rp15 miliar. Sebanyak Rp13 miliar dibelanjakan untuk mesin sterilisasi cairan pembersih tangan, termometer, sarung tangan dan masker non-medis untuk melindungi kesehatan barista dan konsumen kopi tersebut.
Sementara Rp2 miliar dialokasikan kepada mitra Kopi Kenangan.
Kopi Kenangan sejak Maret lalu memberlakukan pemeriksaan suhu untuk karyawan dan mitra pengiriman, serta kebijakan untuk mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, masker dan sarung tangan bagi pegawai.
Untuk sementara Kopi Kenangan tidak menyediakan tempat duduk di kedai mereka.
Kopi Kenangan secara berkala membersihkan kedai dengan disinfektan. Untuk layanan pesan antar, kedai tersebut menyegel produk untuk memastikan kebersihan.
Selain itu Kopi Kenangan juga membuat program "Kopi Kenangan 50.000 cangkir kopi gratis" yang ditujukan untuk tenaga medis, dikirimkan ke rumah sakit yang menangani COVID-19.