Tamiang Layang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan tengah melalui Dinas Pertanian setempat melaporkan hasil panen masa tanam Oktober-Maret (Okmar) kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melalui video jarak jauh.
Kepala Dinas Pertanian Riza Rahmadi, Selasa mengatakan, total luasan panen Okmar yakni 10.623 hektare yang terdiri dari Maret seluas 1.358 hektare, April seluas 4.836 hektare, Mei seluas 3.632 hektare dan Juni seluas 797 hektare.
“Menteri Pertanian memantau ketersedian pangan di Bartim guna memastikan pangan dalam kondisi aman. Hasil panen masa tanam Okmar di Bartim aman dan surplus,” katanya usai melakukan komunikasi video jarak jauh dengan Kementan RI di Desa Tampa Kecamatan Paku.
Menurutnya, dari total luasan tersebut diketahui hasil rata-rata pengubinan yakni 3,5 ton per hektare. Hasilnya cukup memuaskan yakni 37.180,5 ton gabah kering panen.
Perhitungan konsumsi per orang mencapai 124 kilogram beras per tahun dan dengan jumlah penduduk Bartim berkisar 113 ribu jiwa, maka keperluan konsumsi beras mencapai 14.012 ton.
“Dari total hasil panen 37.180 ton gabah kering panen dikonversi ke beras dengan kisaran 64 persen, didapati hasil produksi beras sebanyak 23.795,5 ton. Produksi beras sebanyak 23.795,5 ton dikurangi jumlah perhitungan konsumsi beras warga Bartim sebanyak 14.012 ton, maka masih ada surplus beras sekitar 9.783,5 ton,” jelas Riza.
Peranan para penyuluh mendampingi petani sawah dan ladang di Bartim akan dimaksimalkan, agar hasil panen berikutnya, yakni masa tanam April-September (Asep) bisa menghasilkan gabah kering panen secara maksimal.
Upaya ini merupakan kebijakan dari Bupati Bartim Ampera AY Mebas dalam membuat strategi pembangunan di sektor pertanian, sehingga Bartim bisa menjadi daerah penyangga pangan ibu kota negara baru Indonesia.
Usai melaksanakan komunikasi video jarak jauh dengan Kementan RI, Riza Rahmadi memantau panen yang dilakukan Kelompok Tani Kalawangun dan Suka Maju di Desa Tampa Kecamatan Paku.
Luas panen di Desa Tampa berkisar 133 hektare dengan pengubinan rata-rata 3,28 ton gabah kering panen per hektare. Jenis padi yang dipanen yakni Inpari 42 dengan sistem tanam jajar legowo 41.
Kepala Dinas Pertanian Riza Rahmadi, Selasa mengatakan, total luasan panen Okmar yakni 10.623 hektare yang terdiri dari Maret seluas 1.358 hektare, April seluas 4.836 hektare, Mei seluas 3.632 hektare dan Juni seluas 797 hektare.
“Menteri Pertanian memantau ketersedian pangan di Bartim guna memastikan pangan dalam kondisi aman. Hasil panen masa tanam Okmar di Bartim aman dan surplus,” katanya usai melakukan komunikasi video jarak jauh dengan Kementan RI di Desa Tampa Kecamatan Paku.
Menurutnya, dari total luasan tersebut diketahui hasil rata-rata pengubinan yakni 3,5 ton per hektare. Hasilnya cukup memuaskan yakni 37.180,5 ton gabah kering panen.
Perhitungan konsumsi per orang mencapai 124 kilogram beras per tahun dan dengan jumlah penduduk Bartim berkisar 113 ribu jiwa, maka keperluan konsumsi beras mencapai 14.012 ton.
“Dari total hasil panen 37.180 ton gabah kering panen dikonversi ke beras dengan kisaran 64 persen, didapati hasil produksi beras sebanyak 23.795,5 ton. Produksi beras sebanyak 23.795,5 ton dikurangi jumlah perhitungan konsumsi beras warga Bartim sebanyak 14.012 ton, maka masih ada surplus beras sekitar 9.783,5 ton,” jelas Riza.
Peranan para penyuluh mendampingi petani sawah dan ladang di Bartim akan dimaksimalkan, agar hasil panen berikutnya, yakni masa tanam April-September (Asep) bisa menghasilkan gabah kering panen secara maksimal.
Upaya ini merupakan kebijakan dari Bupati Bartim Ampera AY Mebas dalam membuat strategi pembangunan di sektor pertanian, sehingga Bartim bisa menjadi daerah penyangga pangan ibu kota negara baru Indonesia.
Usai melaksanakan komunikasi video jarak jauh dengan Kementan RI, Riza Rahmadi memantau panen yang dilakukan Kelompok Tani Kalawangun dan Suka Maju di Desa Tampa Kecamatan Paku.
Luas panen di Desa Tampa berkisar 133 hektare dengan pengubinan rata-rata 3,28 ton gabah kering panen per hektare. Jenis padi yang dipanen yakni Inpari 42 dengan sistem tanam jajar legowo 41.