Jakarta (ANTARA) - Pembuat mobil Prancis, Renault mengumumkan pada hari ini bahwa pabrik mereka di Wuhan, China, hanya akan memproduksi mobil listrik.
Renault yang menjalankan usaha patungan bersama Dongfeng di China berharap langkah itu menciptakan terobosan yang lebih cepat, ketimbang mempertahankan produksi mobil bermesin bakar konvensional.
"Kami membuka babak baru di China. Kami akan berkonsentrasi pada kendaraan listrik dan kendaraan komersial ringan, dua pendorong utama untuk mobilitas bersih di masa depan," kata Pimpinan Renault di China, Francois Provost, dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Rabu.
Untuk meningkatkan produksi mobil listrik, Renault akan "memperkuat" program eGT yang juga dibentuk bersama Dongfeng serta Nissan.
Mereka juga akan mengembangkan mobil perkotaan K-ZE yang diciptakan untuk pasar Eropa.
Sebanyak 860.000 kendaraan listrik terjual di China pada tahun lalu, membuat negara itu menjadi pasar terbesar untuk segmen ramah lingkungan.
Renault yang menjalankan usaha patungan bersama Dongfeng di China berharap langkah itu menciptakan terobosan yang lebih cepat, ketimbang mempertahankan produksi mobil bermesin bakar konvensional.
"Kami membuka babak baru di China. Kami akan berkonsentrasi pada kendaraan listrik dan kendaraan komersial ringan, dua pendorong utama untuk mobilitas bersih di masa depan," kata Pimpinan Renault di China, Francois Provost, dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Rabu.
Untuk meningkatkan produksi mobil listrik, Renault akan "memperkuat" program eGT yang juga dibentuk bersama Dongfeng serta Nissan.
Mereka juga akan mengembangkan mobil perkotaan K-ZE yang diciptakan untuk pasar Eropa.
Sebanyak 860.000 kendaraan listrik terjual di China pada tahun lalu, membuat negara itu menjadi pasar terbesar untuk segmen ramah lingkungan.