Tamiang Layang (ANTARA) - Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Barito Timur, Kalimantan Tengah, Ariantho S Muler meminta Dinas Kesehatan setempat melakukan uji coba terhadap temuan tiga jenis herbal seorang warga Desa Ampari Kecamatan Awang, Andreas Trimolianto, yang diyakini dapat menyembuhkan Corona Virus Disease atau COVID-19.
"Uji coba itu bertujuan untuk mengetahui manfaat dan khasiatnya, apakah benar mampu mengobati orang yang menderita COVID-19 atau tidak. Jika memang benar bisa menyembuhkan COVID-19, maka bisa menjadi obat dari virus berbahaya itu," kata Ariantho di Tamiang Layang, Sabtu.
Menurut wakil rakyat Kabupaten Bartim itu, uji coba secara kajian ilmiah sangat penting. Dengan kajian ilmiah maka akan diketahui secara pasti khasiatnya yang bisa dijadikan sebagai pengobatan virus yang bisa menyebabkan kematian itu.
Untuk itu, Dinkes Bartim selaku instansi teknis yang membidangi masalah kesehatan perlu memfasilitasi. Sebab, penyebarannya COVID-19 sangat cepat ke seluruh dunia sehingga perlu penangkal atau obatnya agar tidak ada warga yang tertular.
"wilayah DAS Barito memang ada beraneka jenis obat herbal dan memiliki aneka macam khasiat penyembuhan seperti diare, demam, tekanan darah tinggi, malaria bahkan hingga kencing manis," kata Ariantho.
Baca juga: DPRD apresiasi kinerja pencegahan dan penanganan COVID-19 di Bartim
Politisi PKPI itu mengaku mendapat informasi bahwa salah seorang warga Kabupaten Bartim bernama Andreas Trimolianto, menemukan ada tiga jenis herbal yang diramu menjadi satu dan di yakni dapat mengobati COVID-19. Ketiga jenis herbal tersebut memang dipercaya sejak zaman nenek moyang oleh orang Dayak Maanyan dan Lawangan dengan masing-masing khasiatnya.
Dia mengatakan dari ketiga herbal tersebut memiliki khasiat yang dipercaya yakni mengobati infeksi, demam, tekanan darah tinggi, memulihkan kesehatan tubuh setelah sakit, untuk meningkatkan imun dan untuk penyakit asma. Dirinya pun meyakini kemampuan obat herbal tersebut.
"Atas penemuan warga, saya juga mengapresiasi karena ini ada salah satu upaya masyarakat kita dalam berupaya mencari obat untuk COVID-19. Dan, menghormati amanah si penemu herbal tersebut, kami tidak bisa menyebutkan jenisnya sebagai upaya menjaga untuk tidak terjadi pemburuan yang tidak ramah lingkungan," kata Ariantho.
Baca juga: DPRD Bartim minta warga terdampak secara ekonomi perlu dapat bansos
Baca juga: Dua Pansus DPRD Bartim sudah terbentuk dan siap bekerja
Baca juga: Awasi penggunaan anggaran COVID-19, DPRD Bartim bentuk pansus
"Uji coba itu bertujuan untuk mengetahui manfaat dan khasiatnya, apakah benar mampu mengobati orang yang menderita COVID-19 atau tidak. Jika memang benar bisa menyembuhkan COVID-19, maka bisa menjadi obat dari virus berbahaya itu," kata Ariantho di Tamiang Layang, Sabtu.
Menurut wakil rakyat Kabupaten Bartim itu, uji coba secara kajian ilmiah sangat penting. Dengan kajian ilmiah maka akan diketahui secara pasti khasiatnya yang bisa dijadikan sebagai pengobatan virus yang bisa menyebabkan kematian itu.
Untuk itu, Dinkes Bartim selaku instansi teknis yang membidangi masalah kesehatan perlu memfasilitasi. Sebab, penyebarannya COVID-19 sangat cepat ke seluruh dunia sehingga perlu penangkal atau obatnya agar tidak ada warga yang tertular.
"wilayah DAS Barito memang ada beraneka jenis obat herbal dan memiliki aneka macam khasiat penyembuhan seperti diare, demam, tekanan darah tinggi, malaria bahkan hingga kencing manis," kata Ariantho.
Baca juga: DPRD apresiasi kinerja pencegahan dan penanganan COVID-19 di Bartim
Politisi PKPI itu mengaku mendapat informasi bahwa salah seorang warga Kabupaten Bartim bernama Andreas Trimolianto, menemukan ada tiga jenis herbal yang diramu menjadi satu dan di yakni dapat mengobati COVID-19. Ketiga jenis herbal tersebut memang dipercaya sejak zaman nenek moyang oleh orang Dayak Maanyan dan Lawangan dengan masing-masing khasiatnya.
Dia mengatakan dari ketiga herbal tersebut memiliki khasiat yang dipercaya yakni mengobati infeksi, demam, tekanan darah tinggi, memulihkan kesehatan tubuh setelah sakit, untuk meningkatkan imun dan untuk penyakit asma. Dirinya pun meyakini kemampuan obat herbal tersebut.
"Atas penemuan warga, saya juga mengapresiasi karena ini ada salah satu upaya masyarakat kita dalam berupaya mencari obat untuk COVID-19. Dan, menghormati amanah si penemu herbal tersebut, kami tidak bisa menyebutkan jenisnya sebagai upaya menjaga untuk tidak terjadi pemburuan yang tidak ramah lingkungan," kata Ariantho.
Baca juga: DPRD Bartim minta warga terdampak secara ekonomi perlu dapat bansos
Baca juga: Dua Pansus DPRD Bartim sudah terbentuk dan siap bekerja
Baca juga: Awasi penggunaan anggaran COVID-19, DPRD Bartim bentuk pansus