Jakarta (ANTARA) - Facebook akan mulai memverifikasi identitas akun yang terus viral untuk memastikan bahwa pengguna melihat lebih banyak unggahan otentik dari orang, bukan dari bot atau pengguna yang menyembunyikan identitas mereka.

Perubahan ini mengikuti langkah serupa dua tahun lalu di mana Facebook mengharuskan pemilik halaman viral untuk mengungkap identitas dan lokasi mereka, menyusul sejumlah akun yang memainkan algoritma Facebook, menyebar viral, demi meraup pendapatan iklan.

Dikutip dari The Verge, Jumat, akun di jejaring sosial yang memperlihatkan "perilaku tidak autentik" yang postingannya terus menerus menjadi viral di AS akan diminta untuk mengisi formulir ID.

Baca juga: Perangi penipuan, Facebook tampilkan pesan peringatan

Baca juga: Facebook akan buka kembali kantor mulai Juli

Jika ID tidak cocok dengan identitas akun atau jika pengguna menolak verifikasi ID, Facebook akan mengurangi distribusi postingan viral akun tersebut, yang akan mengurangi jumlah orang yang melihat postingan.

Jika pengguna yang dianggap mencurigakan tersebut juga merupakan admin untuk sebuah Facebook Page, pengguna tersebut akan dilarang menggunakan Page itu jika mereka dinilai gagal dalam verifikasi melalui Page Publisher Authorization Process yang diliris Facebook pada 2018.

Perubahan ini adalah bagian dari upaya lama Facebook untuk mendorong orang menggunakan identitas asli, serta bagian dari upaya ekosistem media sosial yang lebih luas untuk memerangi kampanye pengaruh pemerintah asing di AS, dan secara umum memerangi penyebaran informasi yang salah.

Pada 2018, Facebook mengharuskan pengiklan yang cenderung politik untuk memverifikasi identitas mereka -- raksasa teknologi itu kemudian memperluas persyaratan pada 2019. Pengiklan politik harus memberikan informasi lebih lanjut, yang saat ini termasuk nomor ID yang dikeluarkan pemerintah sebelum memasang iklan di jejaring sosial tersebut.

Di tengah pandemi, Facebook juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengungkap unggahan berita yang memberikan informasi yang menyesatkan tentang COVID-19.

Pewarta : Arindra Meodia
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024