Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan merekomendasikan orang-orang mengenakan masker saat berada di tempat umum termasuk saat melakukan olahraga untuk membantu mengurangi risiko penyebaran COVID-19.
Tetapi beberapa ahli kesehatan baru-baru ini mengungkapkan kekhawatiran efek tak terduga masker selama berolahraga. Menurut mereka, masker bisa membantu mencegah droplet yang membawa virus corona ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin atau bahkan berbicara. Tetapi benda ini juga dapat membatasi performa seseorang saat berolahraga.
Sebuah makalah yang baru-baru ini diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine, menyoroti manfaat menutupi wajah Anda menggunakan masker selama berolahraga versus kemungkinan kejadian buruk saat mengenakannya.
Baca juga: Apakah olahraga selama lima menit bisa efektif?
Dalam makalah disebutkan, mengenakan masker bisa membatasi pernapasan dan menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi tidak menggunakan masker bisa melepaskan lebih banyak droplet ke udara saat orang bernapas selama melakukan aktivitas yang berat.
Para ilmuwan melibatkan para atlet untuk melakukan tes terpisah yang membutuhkan masker. Banyak yang mengungkapkan, masker bisa mempengaruhi latihan, menurut Cedric Bryant, presiden dan kepala bidang sains di American Council on Exercise.
"Pengalaman pribadi saya, detak jantung lebih tinggi pada intensitas relatif yang sama ketika Anda mengenakan masker," kata dia seperti dikutip dari Irish Times dan Medical Daily, Jumat.
"Anda harus mengantisipasi akan sekitar delapan hingga 10 denyut lebih tinggi per menit," sambung Bryant.
Menurut dia, denyut jantung mulai meningkat segera setelah mengenakan masker dan akan semakin tinggi saat berolahraga.
Baca juga: Usai olahraga, sebaiknya mandi air dingin atau hangat?
Dalam percobaan lain, Len Kravitz, seorang profesor ilmu olahraga di University of New Mexico, menemukan mengenakan masker tampaknya berkontribusi terhadap sakit kepala ringan selama latihan.
Menurut dia, satu dari dua atlet yang terlibat dalam percobaan mengaku berlari sambil mengenakan masker membuatnya pusing setelah hanya beberapa menit.
Lalu harus bagaimana?
Ada cara untuk mengurangi atau menghindari ketidaknyamanan akibat masker. Pertama, pakailah masker yang tepat dan pas, menurut Christa Janse van Rensburg, seorang profesor ilmu olahraga di University of Pretoria, Afrika Selatan.
Dia menyarankan orang-orang menghindari masker bedah selama berolahraga, karena bahan ini cepat menjadi basah dan kehilangan beberapa kemampuan mereka untuk memblokir kuman keluar.
Masker kain yang terbuat dari bahan yang memudahkan bernapas dan sintetis dapat bekerja lebih baik mencegah lembap menumpuk di sekeliling masker dan wajah yang tertutupinya.
Pilih masker dengan dua lapis kain karena cenderung tidak menyebabkan overheating atau panas pada wajah dan menyulitkan saat bernapas.
Baca juga: Rajin olahraga tapi lemak masih menumpuk? Ini alasannya
Baca juga: Tanda tubuh kebanyakan berolahraga bisa dilihat dari rambut dan kuku
Baca juga: Yang harus diperhatikan saat olahraga menggunakan masker
Tetapi beberapa ahli kesehatan baru-baru ini mengungkapkan kekhawatiran efek tak terduga masker selama berolahraga. Menurut mereka, masker bisa membantu mencegah droplet yang membawa virus corona ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin atau bahkan berbicara. Tetapi benda ini juga dapat membatasi performa seseorang saat berolahraga.
Sebuah makalah yang baru-baru ini diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine, menyoroti manfaat menutupi wajah Anda menggunakan masker selama berolahraga versus kemungkinan kejadian buruk saat mengenakannya.
Baca juga: Apakah olahraga selama lima menit bisa efektif?
Dalam makalah disebutkan, mengenakan masker bisa membatasi pernapasan dan menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi tidak menggunakan masker bisa melepaskan lebih banyak droplet ke udara saat orang bernapas selama melakukan aktivitas yang berat.
Para ilmuwan melibatkan para atlet untuk melakukan tes terpisah yang membutuhkan masker. Banyak yang mengungkapkan, masker bisa mempengaruhi latihan, menurut Cedric Bryant, presiden dan kepala bidang sains di American Council on Exercise.
"Pengalaman pribadi saya, detak jantung lebih tinggi pada intensitas relatif yang sama ketika Anda mengenakan masker," kata dia seperti dikutip dari Irish Times dan Medical Daily, Jumat.
"Anda harus mengantisipasi akan sekitar delapan hingga 10 denyut lebih tinggi per menit," sambung Bryant.
Menurut dia, denyut jantung mulai meningkat segera setelah mengenakan masker dan akan semakin tinggi saat berolahraga.
Baca juga: Usai olahraga, sebaiknya mandi air dingin atau hangat?
Dalam percobaan lain, Len Kravitz, seorang profesor ilmu olahraga di University of New Mexico, menemukan mengenakan masker tampaknya berkontribusi terhadap sakit kepala ringan selama latihan.
Menurut dia, satu dari dua atlet yang terlibat dalam percobaan mengaku berlari sambil mengenakan masker membuatnya pusing setelah hanya beberapa menit.
Lalu harus bagaimana?
Ada cara untuk mengurangi atau menghindari ketidaknyamanan akibat masker. Pertama, pakailah masker yang tepat dan pas, menurut Christa Janse van Rensburg, seorang profesor ilmu olahraga di University of Pretoria, Afrika Selatan.
Dia menyarankan orang-orang menghindari masker bedah selama berolahraga, karena bahan ini cepat menjadi basah dan kehilangan beberapa kemampuan mereka untuk memblokir kuman keluar.
Masker kain yang terbuat dari bahan yang memudahkan bernapas dan sintetis dapat bekerja lebih baik mencegah lembap menumpuk di sekeliling masker dan wajah yang tertutupinya.
Pilih masker dengan dua lapis kain karena cenderung tidak menyebabkan overheating atau panas pada wajah dan menyulitkan saat bernapas.
Baca juga: Rajin olahraga tapi lemak masih menumpuk? Ini alasannya
Baca juga: Tanda tubuh kebanyakan berolahraga bisa dilihat dari rambut dan kuku
Baca juga: Yang harus diperhatikan saat olahraga menggunakan masker