Tamiang Layang (ANTARA) - Wakil Ketua I DPRD Barito Timur, Kalimantan Tengah Ariantho S Muler meminta Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 setempat segera mengoordinasikan tempat isolasi pasien COVID-19 supaya ada solusi.
“Sarana atau wadah untuk isolasi pasien COVID-19 sangat penting, gunanya untuk memutus rantai penularan atau penyebaran virus tersebut di Bartim,” katanya di Tamiang Layang, Senin.
Menurutnya, ketika ada penolakan warga RT 11 Desa Jaar Kecamatan Dusun Timur, DPRD Bartim secara langsung menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Simon Biring, karena kondisi tidak adanya ruang isolasi sangat memprihatinkan.
“Untuk itu perlu koordinasi supaya cepat dicarikan solusinya,” jelasnya.
Politisi PKPI itu menilai, penolakan fasilitas milik pemerintah yakni rumah susun sewa (rusunawa) dijadikan tempat isolasi, perlu koordinasi secara intensif dan humanis antara seluruh pihak berkepentingan. Solusi terbaik itu bisa terpecahkan dengan duduk bersama.
Secara kelembagaan, DPRD Bartim sangat mengkhawatirkan jika tidak ada solusi untuk isolasi pasien COVID-19. Salah satu dampaknya yakni membludaknya warga tertular COVID-19.
“RSUD Doris Sylvanus saat ini sedang penuh, jadi tidak memungkinkan untuk dirawat disana. RSUD Tamiang Layang saat ini pun telah ada 11 warga terkonfirmasi positif dan jika terjadi penambahan, maka akan penuh karena kapasitasnya hanya 16 orang saja,” terangnya.
Jika dilihat dari grafik kasus COVID-19 di Bartim, terus terjadi peningkatan dalam satu pekan terakhir dan kemungkinan bisa bertambah.
Selain perlunya koordinasi untuk ruang isolasi, Ariantho juga mengapresiasi kinerja Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 yang gencar melakukan tes cepat secara massal.
“Kenaikkan kasus positif COVID-19 di Bartim bisa terdeteksi dengan cepat sehingga bisa dilakukan pelacakan secara optimal," ungkap Ariantho.
Koordinator Bidang Kehumasan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Bartim Supryogi mengatakan, secara kumulatif terkonfirmasi positif sebanyak 22 kasus, terdiri dari 11 orang dalam perawatan di ruang isolasi RSUD Tamiang Layang, 10 orang sembuh dan satu orang meninggal.
“Mari disiplinkan diri melaksanakan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker jika keluar rumah dan mencuci tangan dengan air mengalir memakai sabun,” tuturnya.
“Sarana atau wadah untuk isolasi pasien COVID-19 sangat penting, gunanya untuk memutus rantai penularan atau penyebaran virus tersebut di Bartim,” katanya di Tamiang Layang, Senin.
Menurutnya, ketika ada penolakan warga RT 11 Desa Jaar Kecamatan Dusun Timur, DPRD Bartim secara langsung menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Simon Biring, karena kondisi tidak adanya ruang isolasi sangat memprihatinkan.
“Untuk itu perlu koordinasi supaya cepat dicarikan solusinya,” jelasnya.
Politisi PKPI itu menilai, penolakan fasilitas milik pemerintah yakni rumah susun sewa (rusunawa) dijadikan tempat isolasi, perlu koordinasi secara intensif dan humanis antara seluruh pihak berkepentingan. Solusi terbaik itu bisa terpecahkan dengan duduk bersama.
Secara kelembagaan, DPRD Bartim sangat mengkhawatirkan jika tidak ada solusi untuk isolasi pasien COVID-19. Salah satu dampaknya yakni membludaknya warga tertular COVID-19.
“RSUD Doris Sylvanus saat ini sedang penuh, jadi tidak memungkinkan untuk dirawat disana. RSUD Tamiang Layang saat ini pun telah ada 11 warga terkonfirmasi positif dan jika terjadi penambahan, maka akan penuh karena kapasitasnya hanya 16 orang saja,” terangnya.
Jika dilihat dari grafik kasus COVID-19 di Bartim, terus terjadi peningkatan dalam satu pekan terakhir dan kemungkinan bisa bertambah.
Selain perlunya koordinasi untuk ruang isolasi, Ariantho juga mengapresiasi kinerja Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 yang gencar melakukan tes cepat secara massal.
“Kenaikkan kasus positif COVID-19 di Bartim bisa terdeteksi dengan cepat sehingga bisa dilakukan pelacakan secara optimal," ungkap Ariantho.
Koordinator Bidang Kehumasan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Bartim Supryogi mengatakan, secara kumulatif terkonfirmasi positif sebanyak 22 kasus, terdiri dari 11 orang dalam perawatan di ruang isolasi RSUD Tamiang Layang, 10 orang sembuh dan satu orang meninggal.
“Mari disiplinkan diri melaksanakan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker jika keluar rumah dan mencuci tangan dengan air mengalir memakai sabun,” tuturnya.