Palangka Raya (ANTARA) - Petugas pemulasaraan dari Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) Kota Palangka Raya dipukul keluarga suspect COVID-19 yang meninggal dunia dan akan dimakamkan di TPU Islam kilometer 12 Jalan Tjilik Riwut kota setempat.
"Kejadian sore tadi sekitar pukul 15.00 WIB. Ki dari MDMC Kota Palangka Raya saat akan memulasarakan jenazah suspect di pukul anggota keluarga almarmum," kata Ketua MDMC Kota Palangka Raya, Aprie Husin Rahu saat dijumpai di Mapolresta Palangka Raya, Selasa sore.
Dia menerangkan, kejadian bermula saat dia dan tim MDMC yang menjadi bagian dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya selesai memasukkan peti jenazah keliang lahat dan mulai melakukan penimbunan.
Dia mengungkapkan, pada proses pemulasaraan ada 10 anggota MDMC satu pegawai Diskominfo Kota Palangka Raya, petugas pemakaman dan sekitar 30 anggota keluarga almarhum.
Saat peti berisi jenazah dimasukkan dan liang lahat mulai ditimbun petugas, ada oknum anggota keluarga yang menyatakan tidak terima keluarganya dimakamkan secara protokol COVID-19.
Oknum anggota keluarga tersebut kemudian mendorong seorang petugas MDMC hingga terjatuh ke belakang. Melihat kejadian itu, sambil memerintahkan anggota MDMC lain menahan diri, Aprie menginstruksikan anggotanya untuk menarik diri dari proses pemulasaraan.
Karena melihat kondisi semakin tidak kondusif dia pun perintahkan tim mundur dan meninggalkan lokasi. Saat berusaha mundur tiba-tiba ada anggota keluarga lain yang memukul tim MDMC.
"Saat kami mundur, oknum itu mengejar dan memukul kami. Anggota kami yang wanita pun tak luput dari peristiwa itu. Satu anggota kami sempat pingsan usai di pukul, bahkan saat kami melakukan proses evakuasi pun kami juga masih di pukuli," kata Aprie.
Saat ditemui di Mapolresta Palangka Raya, Aprie pun terlihat menderita sejumlah luka lebam di wajah. Bagian lengan dalam seragam MDMC yang dikenakannya pun robek.
"Pada dasarnya kami yang menjadi bagian Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya hanya melaksanakan tugas. Kejadian ini kami laporkan ke polisi, pemerintah kota dan wali kota," katanya.
Dia pun berharap kejadian serupa agar tidak terulang. Masyarakat juga agar lebih menahan diri dan mengedepankan aspek musyawarah dalam mengatasi setiap masalah.
Saat ini, video pemukulan itu telah beredar luas di kalangan warga net di Palangka Raya. Kapolresta Palangka Raya, Kombespol Dwi Tunggal Jaladri bersama anggota pun telah menuju ke lokasi.
Namun sampai saat berita ini diturunkan belum ada konfirmasi resmi dari pihak terkait baik anggota keluarga, pemerintah kota maupun pihak kepolisian setempat.
"Kejadian sore tadi sekitar pukul 15.00 WIB. Ki dari MDMC Kota Palangka Raya saat akan memulasarakan jenazah suspect di pukul anggota keluarga almarmum," kata Ketua MDMC Kota Palangka Raya, Aprie Husin Rahu saat dijumpai di Mapolresta Palangka Raya, Selasa sore.
Dia menerangkan, kejadian bermula saat dia dan tim MDMC yang menjadi bagian dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya selesai memasukkan peti jenazah keliang lahat dan mulai melakukan penimbunan.
Dia mengungkapkan, pada proses pemulasaraan ada 10 anggota MDMC satu pegawai Diskominfo Kota Palangka Raya, petugas pemakaman dan sekitar 30 anggota keluarga almarhum.
Saat peti berisi jenazah dimasukkan dan liang lahat mulai ditimbun petugas, ada oknum anggota keluarga yang menyatakan tidak terima keluarganya dimakamkan secara protokol COVID-19.
Oknum anggota keluarga tersebut kemudian mendorong seorang petugas MDMC hingga terjatuh ke belakang. Melihat kejadian itu, sambil memerintahkan anggota MDMC lain menahan diri, Aprie menginstruksikan anggotanya untuk menarik diri dari proses pemulasaraan.
Karena melihat kondisi semakin tidak kondusif dia pun perintahkan tim mundur dan meninggalkan lokasi. Saat berusaha mundur tiba-tiba ada anggota keluarga lain yang memukul tim MDMC.
"Saat kami mundur, oknum itu mengejar dan memukul kami. Anggota kami yang wanita pun tak luput dari peristiwa itu. Satu anggota kami sempat pingsan usai di pukul, bahkan saat kami melakukan proses evakuasi pun kami juga masih di pukuli," kata Aprie.
Saat ditemui di Mapolresta Palangka Raya, Aprie pun terlihat menderita sejumlah luka lebam di wajah. Bagian lengan dalam seragam MDMC yang dikenakannya pun robek.
"Pada dasarnya kami yang menjadi bagian Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya hanya melaksanakan tugas. Kejadian ini kami laporkan ke polisi, pemerintah kota dan wali kota," katanya.
Dia pun berharap kejadian serupa agar tidak terulang. Masyarakat juga agar lebih menahan diri dan mengedepankan aspek musyawarah dalam mengatasi setiap masalah.
Saat ini, video pemukulan itu telah beredar luas di kalangan warga net di Palangka Raya. Kapolresta Palangka Raya, Kombespol Dwi Tunggal Jaladri bersama anggota pun telah menuju ke lokasi.
Namun sampai saat berita ini diturunkan belum ada konfirmasi resmi dari pihak terkait baik anggota keluarga, pemerintah kota maupun pihak kepolisian setempat.