Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah untuk triwulan II-2020, yang diukur berdasarkan Produk Dometik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, mencapai Rp36.023,8 miliar dan atas dasar konstan 2010 sebesar Rp24.022,8 miliar.
Ekonomi provinsi ini pada triwulan II-2020 terhadap triwulan I-2020 (q-to-q) terkontraksi sebesar 5,62 persen, kata Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri melalui rilis yang diterima di Palangka Raya, Rabu.
"Kontraksi terbesar terjadi pada Kategori Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh negatif sebesar 23,73 persen. Dan, hanya enak kategori dari seluruh sisi produksi, yang masih mampu tumbuh positif," beber dia.
Adapun kategori produksi yang mengalami pertumbuhan positif yakni Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas, Pengadaan Air, Informasi dan Komunikasi serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.
"Pertumbuhan tertinggi dicapai Kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang mencapai 7,90 persen," kata Yomin.
Selain triwulan II ke triwulan I tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triwulan II tahun 2020 tumbuh juga kontraksi sebesar 3,15 persen bila dibandingkan triwulan II tahun 2019 (y-on-y).
Dia mengatakan perbandingan dari triwulan II tahun 2020 ke 2019 itu hanya tujuh kategori yang mampu tumbuh positif, yakno Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas, Pengadaan Air, Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan, serta Jasa Pendidikan.
Baca juga: BPS Kalteng komitmen terus permudah publik mengakses data statistik
"Pertumbuhan tertinggi dicapai Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 18,33 persen. Sementara mengalami kontraksi terbesar yakni Jasa Lainnya yang tumbuh negatif sebesar 24,24 persen," kata Yomin.
Kepala BPS Kalteng itu menyebut, ekonomi provinsi ini jika dilihat berdasarkan semester I tahun 2020, juga mengalami pertumbuhan negatif yang jumlahnya sekitar 0,11 persen.
Dia mengatakan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen PK-RT sebesar 1,97 persen diikuti Komponen PKLNPRT yang tumbuh sebesar 1,01 persen dan Komponen PMTB sebesar 0,79 persen.
"Komponen ekspor Provinsi Kalteng mengalami kontraksi ekonomi tertinggi sebesar minus 11,21 persen," demikian Yomin.
Baca juga: Nilai Tukar Petani di Kalteng alami penurunan, kata BPS
Baca juga: Penutupan bandara berdampak pada transportasi dan akomodasi Kalteng
Baca juga: Frekuensi kunjungan dan penumpang kapal laut dari dan ke Kalteng turun
Ekonomi provinsi ini pada triwulan II-2020 terhadap triwulan I-2020 (q-to-q) terkontraksi sebesar 5,62 persen, kata Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri melalui rilis yang diterima di Palangka Raya, Rabu.
"Kontraksi terbesar terjadi pada Kategori Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh negatif sebesar 23,73 persen. Dan, hanya enak kategori dari seluruh sisi produksi, yang masih mampu tumbuh positif," beber dia.
Adapun kategori produksi yang mengalami pertumbuhan positif yakni Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas, Pengadaan Air, Informasi dan Komunikasi serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.
"Pertumbuhan tertinggi dicapai Kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang mencapai 7,90 persen," kata Yomin.
Selain triwulan II ke triwulan I tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triwulan II tahun 2020 tumbuh juga kontraksi sebesar 3,15 persen bila dibandingkan triwulan II tahun 2019 (y-on-y).
Dia mengatakan perbandingan dari triwulan II tahun 2020 ke 2019 itu hanya tujuh kategori yang mampu tumbuh positif, yakno Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas, Pengadaan Air, Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan, serta Jasa Pendidikan.
Baca juga: BPS Kalteng komitmen terus permudah publik mengakses data statistik
"Pertumbuhan tertinggi dicapai Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 18,33 persen. Sementara mengalami kontraksi terbesar yakni Jasa Lainnya yang tumbuh negatif sebesar 24,24 persen," kata Yomin.
Kepala BPS Kalteng itu menyebut, ekonomi provinsi ini jika dilihat berdasarkan semester I tahun 2020, juga mengalami pertumbuhan negatif yang jumlahnya sekitar 0,11 persen.
Dia mengatakan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen PK-RT sebesar 1,97 persen diikuti Komponen PKLNPRT yang tumbuh sebesar 1,01 persen dan Komponen PMTB sebesar 0,79 persen.
"Komponen ekspor Provinsi Kalteng mengalami kontraksi ekonomi tertinggi sebesar minus 11,21 persen," demikian Yomin.
Baca juga: Nilai Tukar Petani di Kalteng alami penurunan, kata BPS
Baca juga: Penutupan bandara berdampak pada transportasi dan akomodasi Kalteng
Baca juga: Frekuensi kunjungan dan penumpang kapal laut dari dan ke Kalteng turun