Kuala Kapuas (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan bantuan budidaya ikan dengan sistem bioflok kepada tiga pesantren di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah yakni Pesantren Babussalam, Al-Amin Sei Tatas dan Muhajirin Antang.
"Tujuannya memberikan edukasi bagi peserta didik, memenuhi konsumsi kebutuhan pesantren, serta dimanfaatkan sebagai sarana usaha," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kapuas, Darmawan, Selasa.
Bantuan ini merupakan program budidaya baru dan sekarang banyak diminati masyarakat, sebab sistem tersebut dinilai lebih efektif meningkatkan produktivitas.
Bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme baik bakteri, jamur, protozoa ataupun alga yang tergabung dalam sebuah gumpalan (floc).
Dalam budidaya perikanan, gumpalan-gumpalan bahan organik ini nantinya akan menjadi pakan bagi komoditi yang dibudidayakan.
Darwaman menjelaskan, Bioflok merupakan salah satu sistem pemberian bibit ikan yang ada di dalam kolam bundar dan tidak menyulitkan sehingga sangat praktis, sebab kolam berlapis terpal yang tidak mudah rusak dan produksi ikan lebih tinggi dibandingkan kolam galian tanah.
Kemudian padat tebarnya lebih tinggi dibandingkan budidaya di kolam tanah. Bioflok dengan diameter tiga meter bisa menghasilkan sekitar tiga ribu ekor, bahkan kalau dimaksimalkan bisa mencapai lima ribu ekor.
Jumlah tersebut jauh beratus kali lipat dibandingkan dengan kolam galian tanah. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, namun pengolahan airnya lebih rumit.
"Budidaya ikan di Kapuas termasuk unggul dibandingkan kabupaten lainnya di Kalimantan Tengah. Kami akan tetap mengawasi dan membina para kelompok melalui penyuluh," tuturnya.
"Tujuannya memberikan edukasi bagi peserta didik, memenuhi konsumsi kebutuhan pesantren, serta dimanfaatkan sebagai sarana usaha," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kapuas, Darmawan, Selasa.
Bantuan ini merupakan program budidaya baru dan sekarang banyak diminati masyarakat, sebab sistem tersebut dinilai lebih efektif meningkatkan produktivitas.
Bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme baik bakteri, jamur, protozoa ataupun alga yang tergabung dalam sebuah gumpalan (floc).
Dalam budidaya perikanan, gumpalan-gumpalan bahan organik ini nantinya akan menjadi pakan bagi komoditi yang dibudidayakan.
Darwaman menjelaskan, Bioflok merupakan salah satu sistem pemberian bibit ikan yang ada di dalam kolam bundar dan tidak menyulitkan sehingga sangat praktis, sebab kolam berlapis terpal yang tidak mudah rusak dan produksi ikan lebih tinggi dibandingkan kolam galian tanah.
Kemudian padat tebarnya lebih tinggi dibandingkan budidaya di kolam tanah. Bioflok dengan diameter tiga meter bisa menghasilkan sekitar tiga ribu ekor, bahkan kalau dimaksimalkan bisa mencapai lima ribu ekor.
Jumlah tersebut jauh beratus kali lipat dibandingkan dengan kolam galian tanah. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, namun pengolahan airnya lebih rumit.
"Budidaya ikan di Kapuas termasuk unggul dibandingkan kabupaten lainnya di Kalimantan Tengah. Kami akan tetap mengawasi dan membina para kelompok melalui penyuluh," tuturnya.