Jakarta (ANTARA) - Ferrari bakal menghadapi ujian berat sekali lagi, di tengah performa yang mengecewakan musim ini, ketika Monza akhir pekan ini menjadi tuan rumah Grand Prix Italia yang digelar tanpa penonton.
Tim pabrikan asal Italia itu, yang saat ini berada di peringkat lima dan tertinggal dua poin dari Renault, sedang menuju penampilan terburuk mereka dalam 40 tahun terakhir dan di balapan kandang mereka ketika Italia kebagian tiga slot balapan di kalender revisi F1 tahun ini.
Tim paling tua dan tersukses di F1 itu akhir pekan lalu finis tanpa poin di Belgia setelah gagal masuk peringkat 10 besar di kualifikasi.
Meski Charles Leclerc mempersembahkan kemenangan bagi Ferrari di Monza tahun lalu, mobil berlogo kuda jingkrak itu telah kehilangan performa mesin mereka sejak investigasi dan penyelesaian konfidensial nan kontroversial dengan FIA tahun ini menyusul protes dari sejumlah tim rival terkait power unit Ferrari yang dianggap 'mendadak bertenaga' musim lalu.
Monza, seperti Spa, merupakan trek yang sangat menuntut kecepatan dan tenaga mesin. Mengulangi hasil yang sama di sirkuit yang sensitif dengan tenaga itu bakal memalukan bagi Ferrari, apalagi di kandang sendiri.
Terakhir kali Ferrari gagal mencetak poin di Monza yaitu pada musim balapan 2005, saat itu hanya delapan pebalap terdepan yang meraih poin sedangkan Michael Schumacher finis P10.
Pada 1995 kedua mobil Ferrari gagal finis namun Gerhard Berger saat itu paling tidak start dari P3.
"Kalian harus realistis, kalian tidak bisa berharap pada keajaiban. Paket ini apa adanya," kata juara dunia empat kali Sebastian Vettel setelah balapan di Spa, seperti dikutip Reuters.
"Kami tidak sekuat yang kami inginkan jadi kami harus tetap optimistis dan melihat hal-hal baik, bahkan jika saat ini tidak ada banyak."
Sementara itu, Lewis Hamilton masih kokoh di puncak klasemen pebalap dengan keunggulan 47 poin dari Max Verstappen dan sedang mengincar kemenangan ketujuh kalinya di Monza.
Pebalap asal Britania itu kini memiliki rekor 89 kemenangan grand prix sepanjang kariernya, terpaut hanya dua dari rekor sepanjang masa Michael Schumacher.
Hamilton bisa menyamai rekor tersebut jika menang di Monza dan balapan selanjutnya di Mugello, trek yang dimiliki Ferrari yang bakal menggelar grand prix F1 untuk pertama kalinya dan sekaligus menandai balapan ke-1000 Ferrari.
Bahkan dengan dilarangnya mode kualifikasi mesin di Monza, Hamilton tidak gentar.
"Aku tahu implikasi dari aturan tersebut adalah untuk mencoba dan merenggut... mencoba melambankan kami tapi aku rasa itu tidak akan membuat perbedaan yang besar," kata Hamilton.
Baca juga: Dokter dan perawat diundang menonton F1 di Sirkuit Monza
Tim pabrikan asal Italia itu, yang saat ini berada di peringkat lima dan tertinggal dua poin dari Renault, sedang menuju penampilan terburuk mereka dalam 40 tahun terakhir dan di balapan kandang mereka ketika Italia kebagian tiga slot balapan di kalender revisi F1 tahun ini.
Tim paling tua dan tersukses di F1 itu akhir pekan lalu finis tanpa poin di Belgia setelah gagal masuk peringkat 10 besar di kualifikasi.
Meski Charles Leclerc mempersembahkan kemenangan bagi Ferrari di Monza tahun lalu, mobil berlogo kuda jingkrak itu telah kehilangan performa mesin mereka sejak investigasi dan penyelesaian konfidensial nan kontroversial dengan FIA tahun ini menyusul protes dari sejumlah tim rival terkait power unit Ferrari yang dianggap 'mendadak bertenaga' musim lalu.
Monza, seperti Spa, merupakan trek yang sangat menuntut kecepatan dan tenaga mesin. Mengulangi hasil yang sama di sirkuit yang sensitif dengan tenaga itu bakal memalukan bagi Ferrari, apalagi di kandang sendiri.
Terakhir kali Ferrari gagal mencetak poin di Monza yaitu pada musim balapan 2005, saat itu hanya delapan pebalap terdepan yang meraih poin sedangkan Michael Schumacher finis P10.
Pada 1995 kedua mobil Ferrari gagal finis namun Gerhard Berger saat itu paling tidak start dari P3.
"Kalian harus realistis, kalian tidak bisa berharap pada keajaiban. Paket ini apa adanya," kata juara dunia empat kali Sebastian Vettel setelah balapan di Spa, seperti dikutip Reuters.
"Kami tidak sekuat yang kami inginkan jadi kami harus tetap optimistis dan melihat hal-hal baik, bahkan jika saat ini tidak ada banyak."
Sementara itu, Lewis Hamilton masih kokoh di puncak klasemen pebalap dengan keunggulan 47 poin dari Max Verstappen dan sedang mengincar kemenangan ketujuh kalinya di Monza.
Pebalap asal Britania itu kini memiliki rekor 89 kemenangan grand prix sepanjang kariernya, terpaut hanya dua dari rekor sepanjang masa Michael Schumacher.
Hamilton bisa menyamai rekor tersebut jika menang di Monza dan balapan selanjutnya di Mugello, trek yang dimiliki Ferrari yang bakal menggelar grand prix F1 untuk pertama kalinya dan sekaligus menandai balapan ke-1000 Ferrari.
Bahkan dengan dilarangnya mode kualifikasi mesin di Monza, Hamilton tidak gentar.
"Aku tahu implikasi dari aturan tersebut adalah untuk mencoba dan merenggut... mencoba melambankan kami tapi aku rasa itu tidak akan membuat perbedaan yang besar," kata Hamilton.
Baca juga: Dokter dan perawat diundang menonton F1 di Sirkuit Monza