Buntok (ANTARA) - Sebanyak 10 desa di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah menjadi lokasi fokus (lokus) penanganan stunting pada 2020 ini.
"10 desa tersebut tersebar di enam kecamatan di daerah ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Selatan, dr Djulita Kurniadia Palar usai rapat penilaian kinerja penanggulangan stunting dan pembahasan regulasi stunting tim KP2S di Buntok, Senin.
Ia menjelaskan, 10 desa yang menjadi lokus stunting 2020 yakni Desa Tabatan Kecamatan Jenamas, Desa Kalanis Kecamatan Dusun Hilir dan Desa Babai Kecamatan Karau Kuala.
Untuk desa yang menjadi lokus stunting di Kecamatan Dusun Utara ada tiga desa yakni Desa Marawan Baru, Gunung Rantau dan Tamparak Layung.
Begitu juga lanjut dia, dengan Kecamatan Dusun Selatan juga ada tiga yang menjadi lokus stunting seperti Desa Danau Sadar, Tetei Lanan, serta Mabuan.
"Lokus penanganan stunting di Kecamatan Gunung Bintang Awai hanya satu desa yakni Sire," tambah Djulita Kurniadia Palar.
Sedangkan lokus stunting pada 2021 mendatang sebanyak 11 desa yang tersebar di Kecamatan Karau Kuala, Dusun Selatan dan Dusun Utara.
Sementara itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Barito Selatan, Jumadi menyampaikan dalam penanganan stunting di daerah ini akan ditangani 10 satuan organisasi perangkat daerah (SOPD).
"Dalam penanganan stunting tersebut ada delapan aksi yang dilakukan 10 SOPD di daerah ini," ujarnya.
Hal itu dikarenakan ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting seperti kemiskinan, pola hidup, tingkat pendidikan, pola makan dan kawin usia dini, serta menjaga kesehatan.
"Kalau kemiskinan akan ditangani BPMDes dan untuk pola makan dan hidup sehat akan ditangani Dinas Kesehatan. Penanganan bidang lainnya akan ditangani SOPD sesuai dengan bidangnya masing-masing," ungkapnya.
Menurut dia, hal itu yang perlu ditelusuri dan ditangani supaya angka stunting di daerah ini bisa terus mengalami penurunan.