Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 memaksa orangtua dan anak untuk membatasi aktivitas di luar rumah, termasuk bekerja dan belajar.
Kegiatan belajar anak pun, mulai dari tingkat dini seperti playgroup hingga sekolah dasar (SD) juga sudah mengadaptasi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau secara daring.
Timbul sebuah pertanyaan, bagaimana cara orang tua untuk membantu melatih kemampuan dan interaksi sosial anak, yang seharusnya banyak bermain dan belajar bersama teman-teman sebayanya dan guru secara langsung.
Menurut psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, hal pertama yang bisa dilakukan orang tua adalah mulai memperkenalkan jadwal atau rutinitas kepada anak.
"Rutinitas dan keteraturan harus dijaga agar anak-anak bisa beradaptasi dengan aturan, batasan, dan lainnya. Hal ini harus diperkenalkan, mengingat cepat atau lambat, pembelajaran secara offline pun nanti akan kembali," kata Vera melalui siaran daring, Jumat (9/10).
Baca juga: Orangtua, kenali pertanda "parental burnout"
Kebiasaan ini, lanjut Vera, harus dibiasakan. Orangtua bisa memulainya lewat hal-hal sederhana dulu, seperti batasan bangun tidur, jadwal belajar sekolah, mempersiapkan peralatan sekolah, hingga nanti akan membuat anak mengerti dan kemandirian akan terbentuk.
Ketika disinggung mengenai persiapan yang bisa dilakukan pasca-pandemi berakhir dan anak kembali bersekolah secara luring, Vera menilai, membuat anak beradaptasi dari daring ke luring tidak terlalu sulit.
"Untuk anak usia 4 tahun (ke atas), keinginan untuk berteman, bermain dan berinteraksi itu besar," kata Vera.
"Hanya saja, untuk mengasah kemampuan sosial anak, keluarga yang merupakan lingkungan sosial juga, anak bisa belajar sosialisasi di rumah. Seperti mengenalkan toleransi ketika berbagi Wi-fi atau remote TV, dan lainnya. Kenalkan momen untuk anak berlatih sosialisasi," jelasnya.
Vera pun menekankan bahwa peran ayah dan ibu sama untuk tumbuh kembang anak, termasuk memberikan stimulasi untuk mengembangkan itu sesuai usia anak.
"Keduanya harus bisa mengerti, apalagi mengenali tumbuh kembang anak. Orangtua harus paham, toleran kepada anak, dan tahu stimulasi yang tepat untuk anak-anaknya," kata dia.
"Orang tua memegang kendali untuk stimultan ini agar anak berkembang sesuai di indikatornya," pungkasnya.
Kegiatan belajar anak pun, mulai dari tingkat dini seperti playgroup hingga sekolah dasar (SD) juga sudah mengadaptasi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau secara daring.
Timbul sebuah pertanyaan, bagaimana cara orang tua untuk membantu melatih kemampuan dan interaksi sosial anak, yang seharusnya banyak bermain dan belajar bersama teman-teman sebayanya dan guru secara langsung.
Menurut psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, hal pertama yang bisa dilakukan orang tua adalah mulai memperkenalkan jadwal atau rutinitas kepada anak.
"Rutinitas dan keteraturan harus dijaga agar anak-anak bisa beradaptasi dengan aturan, batasan, dan lainnya. Hal ini harus diperkenalkan, mengingat cepat atau lambat, pembelajaran secara offline pun nanti akan kembali," kata Vera melalui siaran daring, Jumat (9/10).
Baca juga: Orangtua, kenali pertanda "parental burnout"
Kebiasaan ini, lanjut Vera, harus dibiasakan. Orangtua bisa memulainya lewat hal-hal sederhana dulu, seperti batasan bangun tidur, jadwal belajar sekolah, mempersiapkan peralatan sekolah, hingga nanti akan membuat anak mengerti dan kemandirian akan terbentuk.
Ketika disinggung mengenai persiapan yang bisa dilakukan pasca-pandemi berakhir dan anak kembali bersekolah secara luring, Vera menilai, membuat anak beradaptasi dari daring ke luring tidak terlalu sulit.
"Untuk anak usia 4 tahun (ke atas), keinginan untuk berteman, bermain dan berinteraksi itu besar," kata Vera.
"Hanya saja, untuk mengasah kemampuan sosial anak, keluarga yang merupakan lingkungan sosial juga, anak bisa belajar sosialisasi di rumah. Seperti mengenalkan toleransi ketika berbagi Wi-fi atau remote TV, dan lainnya. Kenalkan momen untuk anak berlatih sosialisasi," jelasnya.
Vera pun menekankan bahwa peran ayah dan ibu sama untuk tumbuh kembang anak, termasuk memberikan stimulasi untuk mengembangkan itu sesuai usia anak.
"Keduanya harus bisa mengerti, apalagi mengenali tumbuh kembang anak. Orangtua harus paham, toleran kepada anak, dan tahu stimulasi yang tepat untuk anak-anaknya," kata dia.
"Orang tua memegang kendali untuk stimultan ini agar anak berkembang sesuai di indikatornya," pungkasnya.