Sampit (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah diminta membantu nelayan di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah agar bisa meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan.
"Nelayan kami masih butuh bantuan. Makanya kami berharap pemerintah juga membantu nelayan kami, seperti kapal, alat tangkap dan kemudahan mendapatkan bahan bakar minyak dengan harga normal. Itu yang dibutuhkan nelayan," kata Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi di Sampit, Minggu.
Harapan itu juga disampaikan Supian Hadi saat menerima kunjungan Komisi II dan Komisi III DPRD Kotawaringin Timur di Sampit, akhir pekan tadi.
Menurut Supian, pemerintah kabupaten terus berupaya melakukan berbagai cara untuk membantu nelayan agar semakin sejahtera. Selain menjalankan program melalui pendanaan dari APBD kabupaten, usulan bantuan juga disampaikan kepada pemerintah pusat.
Perhatian pemerintah provinsi juga sangat diharapkan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan nelayan di Kotawaringin Timur. Saat ini masih ada sekitar 2.500 rumah tangga nelayan di Kotawaringin Timur. Mereka masih mengandalkan sektor perikanan sebagai penopang biaya hidup sehari-hari.
Produksi ikan nelayan Kotawaringin Timur pada 2018 lalu 19,378,77 ton dengan rincian, hasil perikanan budidaya sebanyak 7.312,43 ton, perairan umum daratan 3.009,78 ton dan laut 9.056,56 ton.
Baca juga: Bawaslu Kotim gencar ajak masyarakat patuhi protokol kesehatan
"Potensi sektor perikanan masih cukup besar. Kalau kita bisa membantu nelayan kita secara maksimal, kami yakin mereka akan mampu lebih sejahtera," ujar Supian Hadi.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Luhing Simon mengatakan, mereka berkunjung ke Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit dan lokasi lainnya untuk melihat potensi perikanan di daerah ini.
Luhing Simon cukup banyak tahu tentang perikanan di daerah ini karena dia pernah menjadi pegawai negeri di Dinas Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur pada 1986 silam. Untuk itulah pihaknya datang untuk melihat kondisi di lapangan sebagai bahan untuk mengusulkan bantuan.
"Kendala kita sejak dulu adalah pakan, makanya kami mendorong pembuatan pabrik pakan. Budidaya kita tidak sesuai dengan biaya pakan. Menurut kami dari Komisi II, potensi itu di pesisir yakni Kotawaringin Timur, Seruyan, Kobar dan Sukamara," demikian Luhing Simon.
Baca juga: Artikel - Meramu Semangat 'Habaring Hurung' dan Kemanunggalan TNI di Tanah Dayak
Baca juga: Sampit nyaris dikepung banjir
Baca juga: KPU Kotim pastikan pasien COVID-19 tidak kehilangan hak pilihnya
"Nelayan kami masih butuh bantuan. Makanya kami berharap pemerintah juga membantu nelayan kami, seperti kapal, alat tangkap dan kemudahan mendapatkan bahan bakar minyak dengan harga normal. Itu yang dibutuhkan nelayan," kata Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi di Sampit, Minggu.
Harapan itu juga disampaikan Supian Hadi saat menerima kunjungan Komisi II dan Komisi III DPRD Kotawaringin Timur di Sampit, akhir pekan tadi.
Menurut Supian, pemerintah kabupaten terus berupaya melakukan berbagai cara untuk membantu nelayan agar semakin sejahtera. Selain menjalankan program melalui pendanaan dari APBD kabupaten, usulan bantuan juga disampaikan kepada pemerintah pusat.
Perhatian pemerintah provinsi juga sangat diharapkan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan nelayan di Kotawaringin Timur. Saat ini masih ada sekitar 2.500 rumah tangga nelayan di Kotawaringin Timur. Mereka masih mengandalkan sektor perikanan sebagai penopang biaya hidup sehari-hari.
Produksi ikan nelayan Kotawaringin Timur pada 2018 lalu 19,378,77 ton dengan rincian, hasil perikanan budidaya sebanyak 7.312,43 ton, perairan umum daratan 3.009,78 ton dan laut 9.056,56 ton.
Baca juga: Bawaslu Kotim gencar ajak masyarakat patuhi protokol kesehatan
"Potensi sektor perikanan masih cukup besar. Kalau kita bisa membantu nelayan kita secara maksimal, kami yakin mereka akan mampu lebih sejahtera," ujar Supian Hadi.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Luhing Simon mengatakan, mereka berkunjung ke Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit dan lokasi lainnya untuk melihat potensi perikanan di daerah ini.
Luhing Simon cukup banyak tahu tentang perikanan di daerah ini karena dia pernah menjadi pegawai negeri di Dinas Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur pada 1986 silam. Untuk itulah pihaknya datang untuk melihat kondisi di lapangan sebagai bahan untuk mengusulkan bantuan.
"Kendala kita sejak dulu adalah pakan, makanya kami mendorong pembuatan pabrik pakan. Budidaya kita tidak sesuai dengan biaya pakan. Menurut kami dari Komisi II, potensi itu di pesisir yakni Kotawaringin Timur, Seruyan, Kobar dan Sukamara," demikian Luhing Simon.
Baca juga: Artikel - Meramu Semangat 'Habaring Hurung' dan Kemanunggalan TNI di Tanah Dayak
Baca juga: Sampit nyaris dikepung banjir
Baca juga: KPU Kotim pastikan pasien COVID-19 tidak kehilangan hak pilihnya