Palangka Raya (ANTARA) - Pelaksana Tugas Gubernur Kalimantan Tengah Habib Ismail Bin Yahya mengingatkan, metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) menggunakan jaringan internet memiliki banyak potensi terjadinya distraksi.
"Distraksi dapat membuat para siswa yang mengikuti PJJ tidak fokus dan konsisten," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Untuk itu distraksi atau segala aspek gangguan yang mengalihkan perhatian seseorang saat berkonsentrasi, perlu menjadi perhatian dan dievaluasi agar PJJ bisa terlaksana lebih baik lagi kedepannya.
Tak hanya oleh instansi terkait maupun para guru, namun juga orang tua siswa guna mendukung pemerintah agar PJJ bisa terlaksana dengan baik, yakni dengan menekan berbagai potensi penyebab distraksi.
Hal itu ia sampaikan di sela webinar Kihajar atau "Kita Harus Belajar" TIK talks 2020 yang diinisiasi Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kalteng merupakan salah satu dari delapan daerah terpilih untuk menggelar webinar Kihajar, sebagai bentuk apresiasi terhadap daerah yang berpartisipasi terbanyak dalam kompetisi nasional Kihajar 'sciences, technology, engineering and mathematics' (STEM) 2020. Pemprov pun menyambut baik pelaksanaan webinar tersebut.
"Kami menyambut baik dan berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Kalteng untuk menjadi salah satu daerah penyelenggara webinar ini," jelasnya.
Kihajar TIK Talks yang digelar di masa pandemi COVID-19 diharapkan menunjang kegiatan PJJ dalam pendayagunaan atau pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berbasis STEM.
PJJ sendiri merupakan suatu kebutuhan yang harus dilakukan di lingkungan pendidikan, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Adapun Kihajar TIK Talks Kalteng mengusung tema "Membangun Sumber Daya Manusia Kalteng Unggul Tuntang Berkah". Bertindak sebagai narasumber, diantaranya Kepala Pusdatin Kemendikbud Muhammad Hasan Chabibie, Rektor Universitas Palangka Raya Andrie Elia, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kalteng Mofit Saptono dan beberapa lainnya.
"Distraksi dapat membuat para siswa yang mengikuti PJJ tidak fokus dan konsisten," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Untuk itu distraksi atau segala aspek gangguan yang mengalihkan perhatian seseorang saat berkonsentrasi, perlu menjadi perhatian dan dievaluasi agar PJJ bisa terlaksana lebih baik lagi kedepannya.
Tak hanya oleh instansi terkait maupun para guru, namun juga orang tua siswa guna mendukung pemerintah agar PJJ bisa terlaksana dengan baik, yakni dengan menekan berbagai potensi penyebab distraksi.
Hal itu ia sampaikan di sela webinar Kihajar atau "Kita Harus Belajar" TIK talks 2020 yang diinisiasi Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kalteng merupakan salah satu dari delapan daerah terpilih untuk menggelar webinar Kihajar, sebagai bentuk apresiasi terhadap daerah yang berpartisipasi terbanyak dalam kompetisi nasional Kihajar 'sciences, technology, engineering and mathematics' (STEM) 2020. Pemprov pun menyambut baik pelaksanaan webinar tersebut.
"Kami menyambut baik dan berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Kalteng untuk menjadi salah satu daerah penyelenggara webinar ini," jelasnya.
Kihajar TIK Talks yang digelar di masa pandemi COVID-19 diharapkan menunjang kegiatan PJJ dalam pendayagunaan atau pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berbasis STEM.
PJJ sendiri merupakan suatu kebutuhan yang harus dilakukan di lingkungan pendidikan, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Adapun Kihajar TIK Talks Kalteng mengusung tema "Membangun Sumber Daya Manusia Kalteng Unggul Tuntang Berkah". Bertindak sebagai narasumber, diantaranya Kepala Pusdatin Kemendikbud Muhammad Hasan Chabibie, Rektor Universitas Palangka Raya Andrie Elia, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kalteng Mofit Saptono dan beberapa lainnya.