Wilmington/Washington (ANTARA) - Presiden terpilih Joe Biden menyatakan kini "waktunya untuk menyembuhkan" Amerika yang terpecah belah, bahkan ketika Presiden Donald Trump menolak untuk menyerah dan terus maju dengan gugatan hukum terhadap hasil pemilu.
"Warga bangsa ini telah berbicara. Mereka telah memberi kami kemenangan yang jelas, kemenangan yang meyakinkan," kata Biden kepada pendukungnya, dalam pidato pertama setelah kemenangannya, di Wilmington, Delaware.
Kemenangan Biden pada Sabtu (7/11) di Pennsylvania menempatkannya di atas ambang 270 suara Electoral College yang ia butuhkan untuk meraih kursi kepresidenan.
Sebagai presiden, Biden berjanji ia akan berusaha untuk menyatukan negara dan "mengerahkan kekuatan kepatutan" untuk memerangi pandemi COVID-19, membangun kembali kemakmuran ekonomi, menjamin perawatan kesehatan untuk keluarga Amerika, dan membasmi rasisme sistemik.
Tanpa berbicara kepada saingannya dari Partai Republik, Biden berbicara langsung kepada 70 juta orang Amerika yang memberikan suara untuk mendukung Trump, beberapa di antaranya turun ke jalan pada Sabtu untuk menunjukkan penolakannya terhadap hasil pilpres.
"Untuk Anda semua yang memilih Presiden Trump, saya memahami kekecewaan malam ini. Saya sendiri telah kalah beberapa kali. Tetapi sekarang, mari kita saling memberi kesempatan. Saatnya menyingkirkan retorika kasar, menurunkan suhu, bertemu lagi, saling mendengarkan lagi," kata dia.
Dia juga berterima kasih kepada para pemilih berkulit hitam, dan mengatakan bahwa bahkan pada saat-saat terendah kampanyenya, komunitas Afrika-Amerika telah membelanya.
"Mereka selalu mendukung saya, dan saya akan mendukung mereka," tegas Biden.
Biden diperkenalkan oleh pasangannya, Senator AS Kamala Harris, yang akan menjadi perempuan pertama, warga Amerika kulit hitam pertama, dan warga Amerika keturunan Asia pertama yang menjabat sebagai wakil presiden AS.
"Sungguh bukti karakter Joe bahwa ia memiliki keberanian untuk mendobrak salah satu penghalang paling substansial yang ada di negara kita, dan memilih seorang perempuan sebagai wakil presidennya," kata Harris.
Ucapan selamat mengalir yang dari berbagai negara, termasuk dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, membuat Trump sulit untuk mendorong klaimnya yang berulang dan tanpa bukti, bahwa pemilihan itu telah mencurangi dia.
Trump, yang sedang bermain golf ketika jaringan televisi besar memproyeksikan kemenangan pesaingnya, langsung menuduh Biden "bergegas untuk berpura-pura menjadi pemenang."
"Pemilihan ini masih jauh dari selesai," kata dia dalam sebuah pernyataan.
Trump telah mengajukan gugatan hukum untuk menantang hasil pemungutan suara, tetapi pejabat pemilu di negara bagian di seluruh negeri mengatakan tidak ada bukti penipuan yang signifikan, dan pakar hukum mengatakan upaya Trump tidak mungkin berhasil.
Sumber: Reuters
"Warga bangsa ini telah berbicara. Mereka telah memberi kami kemenangan yang jelas, kemenangan yang meyakinkan," kata Biden kepada pendukungnya, dalam pidato pertama setelah kemenangannya, di Wilmington, Delaware.
Kemenangan Biden pada Sabtu (7/11) di Pennsylvania menempatkannya di atas ambang 270 suara Electoral College yang ia butuhkan untuk meraih kursi kepresidenan.
Sebagai presiden, Biden berjanji ia akan berusaha untuk menyatukan negara dan "mengerahkan kekuatan kepatutan" untuk memerangi pandemi COVID-19, membangun kembali kemakmuran ekonomi, menjamin perawatan kesehatan untuk keluarga Amerika, dan membasmi rasisme sistemik.
Tanpa berbicara kepada saingannya dari Partai Republik, Biden berbicara langsung kepada 70 juta orang Amerika yang memberikan suara untuk mendukung Trump, beberapa di antaranya turun ke jalan pada Sabtu untuk menunjukkan penolakannya terhadap hasil pilpres.
"Untuk Anda semua yang memilih Presiden Trump, saya memahami kekecewaan malam ini. Saya sendiri telah kalah beberapa kali. Tetapi sekarang, mari kita saling memberi kesempatan. Saatnya menyingkirkan retorika kasar, menurunkan suhu, bertemu lagi, saling mendengarkan lagi," kata dia.
Dia juga berterima kasih kepada para pemilih berkulit hitam, dan mengatakan bahwa bahkan pada saat-saat terendah kampanyenya, komunitas Afrika-Amerika telah membelanya.
"Mereka selalu mendukung saya, dan saya akan mendukung mereka," tegas Biden.
Biden diperkenalkan oleh pasangannya, Senator AS Kamala Harris, yang akan menjadi perempuan pertama, warga Amerika kulit hitam pertama, dan warga Amerika keturunan Asia pertama yang menjabat sebagai wakil presiden AS.
"Sungguh bukti karakter Joe bahwa ia memiliki keberanian untuk mendobrak salah satu penghalang paling substansial yang ada di negara kita, dan memilih seorang perempuan sebagai wakil presidennya," kata Harris.
Ucapan selamat mengalir yang dari berbagai negara, termasuk dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, membuat Trump sulit untuk mendorong klaimnya yang berulang dan tanpa bukti, bahwa pemilihan itu telah mencurangi dia.
Trump, yang sedang bermain golf ketika jaringan televisi besar memproyeksikan kemenangan pesaingnya, langsung menuduh Biden "bergegas untuk berpura-pura menjadi pemenang."
"Pemilihan ini masih jauh dari selesai," kata dia dalam sebuah pernyataan.
Trump telah mengajukan gugatan hukum untuk menantang hasil pemungutan suara, tetapi pejabat pemilu di negara bagian di seluruh negeri mengatakan tidak ada bukti penipuan yang signifikan, dan pakar hukum mengatakan upaya Trump tidak mungkin berhasil.
Sumber: Reuters