Tamiang Layang (ANTARA) - Pilkada serentak tahun 2020 ini berbeda dari biasanya karena harus dilaksanakan di tengah pandemi Corona virus Disease 2019 atau COVID-19.
Sudah sewajarnya jika kondisi ini menimbulkan kekhawatiran dan menilai pencoblosan sebagai ancaman penyebaran COVID-19.
Namun hal ini merupakan pemikiran negatif yang sudah seharusnya dihilangkan, sebab ada 12 hal baru yang dilaksanakan secara ketat untuk meminimalisir terjadinya penyebaran atau penularan COVID-19.
Untuk itu masyarakat perlu mengetahui 12 hal baru yang akan dilaksanakan secara ketat pada 264 TPS di berbagai daerah di Barito Timur.
Adapun 12 hal baru tersebut yakni pemilih yang datang ke TPS wajib pakai masker, menjaga jarak aman minimal satu meter, serta sebelum dan sesudah mencoblos tersedia tempat cuci tangan untuk melakukan sterilisasi tangan.
Pengecekan suhu tubuh juga akan dilakukan saat memasuki TPS, pemilih diberikan sarung tangan plastik untuk digunakan selama pencoblosan oleh petugas TPS dan sebagai tanda pemilih, pemilih sekarang tak lagi mencelupkan jari kelingking ke tinta, melainkan ditetesi.
Selanjutnya, daftar pemilih dalam satu TPS maksimal 500 pemilih, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas dilengkapi alat pelindung diri (APD) lengkap, mulai dari masker, sarung tangan, hingga 'face shield' atau pelindung wajah.
Guna menghindari antrean, jadwal kedatangan pemilih diatur dalam pemberitahuan, pemilih juga diminta membawa masker, pulpen dan identitas diri, serta tak lupa TPS akan disemprot desinfektan secara berkala.
Penyelenggara juga akan menyediakan bilik khusus di TPS, bagi pemilih yang bersuhu tubuh di atas 37,3 derajat celcius, serta tak kalah penting yakni cegah terjadinya kerumunan maupun hindari kontak fisik.
Ketua KPU Barito Timur, Andy Amyanu Gandrung tetap optimis, partisipasi masyarakat dalam pilkada tahun ini tidak akan berkurang, walaupun dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19.
“Maka hal baru tersebut perlu dilakukan saat pencoblosan nanti sebagai jaminan meminimalisir penyebaran atau penularan COVID-19. Selama kita mematuhi protokol kesehatan, maka tidak perlu khawatir untuk datang ke TPS saat pencoblosan,” jelasnya.
Partisipasi masyarakat di tengah pandemi diharapkan tidak turun yakni sama seperti pemilu pada tahun-tahun sebelumnya yakni diatas 80 persen.
Guna mewujudkan dan menjaga partisipasi pemilih, KPU Barito Timur terus mensosialisasikan secara masif, baik kepada masyarakat wilayah perkotaan maupun pelosok perdesaan.
KPU tak hanya mensosialisasikan pesan memilih, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang COVID-19, baik tentang penggunaan masker, hingga mencuci tangan dan menjaga jarak agar bisa mencoblos sesuai hati nurani dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng pada Rabu, 9 Desember 2020 mendatang.
Sama halnya dengan KPU, instansi terkait lainnya juga terus berupaya agar pelaksanaan pilkada serentak di Kalteng khususnya Bartim, bisa berjalan baik dan lancar, tak terkecuali Polres Bartim.
Kapolres Bartim AKBP Affandi Eka Putra menjamin pelaksanaan pilkada Kalteng di Barito Timur terlaksana dengan aman dan damai.
“Dengan adanya simulasi pengamanan di TPS, maka polisi yang bertugas melaksanakan pengamanan, sudah mengetahui pola-pola apa saja yang akan terjadi dan berpotensi menjadi gangguan kamtibmas sehingga bisa dilakukan antisipasinya,” jelas Affandi.
Menurutnya, sebanyak 121 personel ditugaskan mengamankan Pilkada Kalteng di Bartim. Mereka bertugas mengamankan proses pelaksanaan pilkada, mulai dari distribusi logistik hingga pencoblosan.
Pengamanan pilkada di Bartim tak hanya dilakukan Polres Barito Timur, namun juga TNI yakni Kodim 1012 Buntok.
Melalui berbagai upaya dan partisipasi berbagai pihak, diharapkan pesta demokrasi di Bartim tahun 2020 ini berjalan aman dan lancar, serta dengan tingkat partisipasi pemilih yang tetap baik.
Sudah sewajarnya jika kondisi ini menimbulkan kekhawatiran dan menilai pencoblosan sebagai ancaman penyebaran COVID-19.
Namun hal ini merupakan pemikiran negatif yang sudah seharusnya dihilangkan, sebab ada 12 hal baru yang dilaksanakan secara ketat untuk meminimalisir terjadinya penyebaran atau penularan COVID-19.
Untuk itu masyarakat perlu mengetahui 12 hal baru yang akan dilaksanakan secara ketat pada 264 TPS di berbagai daerah di Barito Timur.
Adapun 12 hal baru tersebut yakni pemilih yang datang ke TPS wajib pakai masker, menjaga jarak aman minimal satu meter, serta sebelum dan sesudah mencoblos tersedia tempat cuci tangan untuk melakukan sterilisasi tangan.
Pengecekan suhu tubuh juga akan dilakukan saat memasuki TPS, pemilih diberikan sarung tangan plastik untuk digunakan selama pencoblosan oleh petugas TPS dan sebagai tanda pemilih, pemilih sekarang tak lagi mencelupkan jari kelingking ke tinta, melainkan ditetesi.
Selanjutnya, daftar pemilih dalam satu TPS maksimal 500 pemilih, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas dilengkapi alat pelindung diri (APD) lengkap, mulai dari masker, sarung tangan, hingga 'face shield' atau pelindung wajah.
Guna menghindari antrean, jadwal kedatangan pemilih diatur dalam pemberitahuan, pemilih juga diminta membawa masker, pulpen dan identitas diri, serta tak lupa TPS akan disemprot desinfektan secara berkala.
Penyelenggara juga akan menyediakan bilik khusus di TPS, bagi pemilih yang bersuhu tubuh di atas 37,3 derajat celcius, serta tak kalah penting yakni cegah terjadinya kerumunan maupun hindari kontak fisik.
Ketua KPU Barito Timur, Andy Amyanu Gandrung tetap optimis, partisipasi masyarakat dalam pilkada tahun ini tidak akan berkurang, walaupun dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19.
“Maka hal baru tersebut perlu dilakukan saat pencoblosan nanti sebagai jaminan meminimalisir penyebaran atau penularan COVID-19. Selama kita mematuhi protokol kesehatan, maka tidak perlu khawatir untuk datang ke TPS saat pencoblosan,” jelasnya.
Partisipasi masyarakat di tengah pandemi diharapkan tidak turun yakni sama seperti pemilu pada tahun-tahun sebelumnya yakni diatas 80 persen.
Guna mewujudkan dan menjaga partisipasi pemilih, KPU Barito Timur terus mensosialisasikan secara masif, baik kepada masyarakat wilayah perkotaan maupun pelosok perdesaan.
KPU tak hanya mensosialisasikan pesan memilih, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang COVID-19, baik tentang penggunaan masker, hingga mencuci tangan dan menjaga jarak agar bisa mencoblos sesuai hati nurani dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng pada Rabu, 9 Desember 2020 mendatang.
Sama halnya dengan KPU, instansi terkait lainnya juga terus berupaya agar pelaksanaan pilkada serentak di Kalteng khususnya Bartim, bisa berjalan baik dan lancar, tak terkecuali Polres Bartim.
Kapolres Bartim AKBP Affandi Eka Putra menjamin pelaksanaan pilkada Kalteng di Barito Timur terlaksana dengan aman dan damai.
“Dengan adanya simulasi pengamanan di TPS, maka polisi yang bertugas melaksanakan pengamanan, sudah mengetahui pola-pola apa saja yang akan terjadi dan berpotensi menjadi gangguan kamtibmas sehingga bisa dilakukan antisipasinya,” jelas Affandi.
Menurutnya, sebanyak 121 personel ditugaskan mengamankan Pilkada Kalteng di Bartim. Mereka bertugas mengamankan proses pelaksanaan pilkada, mulai dari distribusi logistik hingga pencoblosan.
Pengamanan pilkada di Bartim tak hanya dilakukan Polres Barito Timur, namun juga TNI yakni Kodim 1012 Buntok.
Melalui berbagai upaya dan partisipasi berbagai pihak, diharapkan pesta demokrasi di Bartim tahun 2020 ini berjalan aman dan lancar, serta dengan tingkat partisipasi pemilih yang tetap baik.