Nanga Bulik (ANTARA) - Wakil Bupati Lamandau, Kalimantan Tengah Riko Porwanto mengajak masyarakat memanfaatkan lahan yang dimiliki dalam upaya meningkatkan kesejahteraan atau penghasilan tambahan.
"Misalnya menanaminya dengan buah-buahan maupun sayur-sayuran yang bisa memberikan keuntungan bagi kita," katanya di Nanga Bulik, Rabu.
Dalam hal ini, Riko tak hanya sekadar memberikan imbauan, namun contoh nyata bagi masyarakat yakni dengan mengelola lahan yang ia miliki dan menjadikannya kebun semangka.
Kebun semangka yang ia miliki tersebut, berada di Desa Penopa, Kecamatan Lamandau yang memiliki luas sekitar 2,9 hektare. Kebunnya pun telah berhasil panen dan menghasilkan keuntungan.
"Dalam satu hektare, bisa menghasilkan sekitar 30 ton semangka dan dari situ bisa mendapatkan sekitar Rp90 juta," ungkapnya.
Menurutnya budidaya semangka memiliki prospek yang cukup bagus dan tak memerlukan waktu yang begitu lama, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan oleh masyarakat.
Adapun pola pemasarannya selama ini, umumnya masyarakat atau pembeli yang langsung datang ke kebun. Harga jualnya pun bervariasi menyesuaikan persediaan jumlah semangka di daerah.
"Kalau sekarang, saat semangka tidak terlalu banyak, harganya Rp3.500 per kilo," paparnya.
Untuk itu Riko berharap, jika masyarakat memiliki lahan kosong, agar mulai dikelola dan menanaminya dengan berbagai tanaman, seperti sayur-sayuran maupun buah-buahan yang bisa membantu meningkatkan kesejahteraan.
"Misalnya menanaminya dengan buah-buahan maupun sayur-sayuran yang bisa memberikan keuntungan bagi kita," katanya di Nanga Bulik, Rabu.
Dalam hal ini, Riko tak hanya sekadar memberikan imbauan, namun contoh nyata bagi masyarakat yakni dengan mengelola lahan yang ia miliki dan menjadikannya kebun semangka.
Kebun semangka yang ia miliki tersebut, berada di Desa Penopa, Kecamatan Lamandau yang memiliki luas sekitar 2,9 hektare. Kebunnya pun telah berhasil panen dan menghasilkan keuntungan.
"Dalam satu hektare, bisa menghasilkan sekitar 30 ton semangka dan dari situ bisa mendapatkan sekitar Rp90 juta," ungkapnya.
Menurutnya budidaya semangka memiliki prospek yang cukup bagus dan tak memerlukan waktu yang begitu lama, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan oleh masyarakat.
Adapun pola pemasarannya selama ini, umumnya masyarakat atau pembeli yang langsung datang ke kebun. Harga jualnya pun bervariasi menyesuaikan persediaan jumlah semangka di daerah.
"Kalau sekarang, saat semangka tidak terlalu banyak, harganya Rp3.500 per kilo," paparnya.
Untuk itu Riko berharap, jika masyarakat memiliki lahan kosong, agar mulai dikelola dan menanaminya dengan berbagai tanaman, seperti sayur-sayuran maupun buah-buahan yang bisa membantu meningkatkan kesejahteraan.