Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPRD Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah Jum'atni meminta masyarakat kembali bersatu setelah munculnya perbedaan akibat sikap politik dalam pemilu kepala daerah pada Rabu (9/12) lalu.
"Perbedaan dalam memilih pemimpin adalah hal biasa. Kini mari bersatu kembali setelah pilkada yang baru saja dilaksanakan usai," kata Jum'atni di Palangka Raya, Jumat.
Perbedaan politik sangat lumrah, namun tidak boleh menimbulkan permusuhan. Jumat'ni mengapresiasi kedewasaan masyarakat menyikapi perbedaan pandangan dalam pemilihan kepala daerah sehingga tidak sampai terpengaruh dengan adanya isu-isu yang dapat merusak kondusivitas di wilayah setempat.
Isu bernada provokasi yang terkadang muncul di media sosial, tidak sampai membuat masyarakat terpancing. Masyarakat kompak untuk selalu menjaga kondisi daerah agar tetap kondusif.
"Saya akui masyarakat kita sekarang ini sangat pintar dalam demokrasi. Masyarakat tidak mau dipecah belah dan diadu domba oleh oknum-oknum yang hendak mengambil kepentingan pribadi di momen pilkada," ucapnya.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Palangka Raya itu mengajak masyarakat untuk terus menjaga keamanan dan ketertiban di daerah setempat.
Kondisi daerah yang kondusif sangat dibutuhkan untuk kelancaran pembangunan, iklim investasi yang kondusif, serta menjaga perputaran ekonomi masyarakat.
"Sebaliknya, apabila terjadi gangguan kamtibmas, sudah tentu pembangunan, perekonomian rakyat serta hal lainnya akan terganggu dan tidak bisa berjalan dengan lancar," beber Jum'atni.
Sementara itu, tahapan pilkada Kalimantan Tengah masih tahap rekapitulasi penghitungan suara. Dua pasang calon yang bersaing yaitu Ben Brahim S Bahat-Ujang Iskandar dan Sugianto Sabran-Edy Pratowo.
Berdasarkan data sementara yang dirilis di laman pilkada2020.kpu.go.id/#/pkwkp/tungsura/6271 pada Jumat (11/12/2020) pukul 18.30 WIB, perolehan suara di Kota palangka Raya untuk pasangan Ben-Ujang meraih 56,3 persen atau 29.097 suara, sedangkan pasangan Sugianto-Edy memperoleh suara 43,7 persen atau 22.610. Sementara itu jumlah suara yang masuk pada sistem tersebut mencapai 47,43 persen atau 295 TPS dari total 622 TPS.
Baca juga: 47 jemaat di salah satu gereja di Palangka Raya terpapar COVID-19
"Perbedaan dalam memilih pemimpin adalah hal biasa. Kini mari bersatu kembali setelah pilkada yang baru saja dilaksanakan usai," kata Jum'atni di Palangka Raya, Jumat.
Perbedaan politik sangat lumrah, namun tidak boleh menimbulkan permusuhan. Jumat'ni mengapresiasi kedewasaan masyarakat menyikapi perbedaan pandangan dalam pemilihan kepala daerah sehingga tidak sampai terpengaruh dengan adanya isu-isu yang dapat merusak kondusivitas di wilayah setempat.
Isu bernada provokasi yang terkadang muncul di media sosial, tidak sampai membuat masyarakat terpancing. Masyarakat kompak untuk selalu menjaga kondisi daerah agar tetap kondusif.
"Saya akui masyarakat kita sekarang ini sangat pintar dalam demokrasi. Masyarakat tidak mau dipecah belah dan diadu domba oleh oknum-oknum yang hendak mengambil kepentingan pribadi di momen pilkada," ucapnya.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Palangka Raya itu mengajak masyarakat untuk terus menjaga keamanan dan ketertiban di daerah setempat.
Kondisi daerah yang kondusif sangat dibutuhkan untuk kelancaran pembangunan, iklim investasi yang kondusif, serta menjaga perputaran ekonomi masyarakat.
"Sebaliknya, apabila terjadi gangguan kamtibmas, sudah tentu pembangunan, perekonomian rakyat serta hal lainnya akan terganggu dan tidak bisa berjalan dengan lancar," beber Jum'atni.
Sementara itu, tahapan pilkada Kalimantan Tengah masih tahap rekapitulasi penghitungan suara. Dua pasang calon yang bersaing yaitu Ben Brahim S Bahat-Ujang Iskandar dan Sugianto Sabran-Edy Pratowo.
Berdasarkan data sementara yang dirilis di laman pilkada2020.kpu.go.id/#/pkwkp/tungsura/6271 pada Jumat (11/12/2020) pukul 18.30 WIB, perolehan suara di Kota palangka Raya untuk pasangan Ben-Ujang meraih 56,3 persen atau 29.097 suara, sedangkan pasangan Sugianto-Edy memperoleh suara 43,7 persen atau 22.610. Sementara itu jumlah suara yang masuk pada sistem tersebut mencapai 47,43 persen atau 295 TPS dari total 622 TPS.
Baca juga: 47 jemaat di salah satu gereja di Palangka Raya terpapar COVID-19