Lombok Barat, NTB (ANTARA) - Sebanyak 900 unit lebih rumah penduduk di Lombok, Nusa Tenggara Barat yang di "sulap" menjadi pondok wisata atau homestay dalam mendukung MotoGP Mandalika 2021 kini pembangunannya sudah hampir rampung.
"Tahun 2020 ada beberapa program yang berhasil kita advokasi. Salah satunya program homestay di Lombok Tengah dan Lombok Utara. Progresnya sudah 97 persen, sudah bisa dikatakan rampung," kata anggota Komisi V DPR RI Bidang Infrastruktur dan Perhubungan, H Suryadi Jaya Purnama, dalam diskusi pariwisata bersama sejumlah wartawan di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Jumat.
Suryadi mengatakan, program homestay ini merupakan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian PUPR atau yang biasa dikenal dengan program bedah rumah. Namun, karena Lombok sudah menjadi destinasi super prioritas nasional, maka pada tahun 2020 program ini ditingkatkan untuk menunjang sektor pariwisata.
Rumah yang dibedah di Lombok, tidak sekedar membenahi menjadi layak huni, tetapi ditingkatkan menjadi layak tamu atau layak wisatawan. Sedangkan, dana yang dikucurkan sebagai stimulan untuk program ini sangat variatif untuk tiap rumah, berkisar dari Rp35 juta hingga Rp115 juta. Total anggaran untuk pembangunan sebesar Rp62,23 miliar.
"Tujuannya agar wisatawan yang berkunjung ke Lombok bisa menginap di sana, dan ini bisa memberikan manfaat ekonomis kepada masyarakat penerima program. Misalnya ada tiga kamar dan satu kamar dibenahi standar hotel bertarif Rp250 ribu saja, maka ini bisa memberi nilai ekonomis bagi penerima manfaat," kata SJP, sapaan akrab Suryadi Jaya Purnama.
Menurut anggota DPR dari Dapil NTB Pulau Lombok ini, program bedah rumah PUPR yang ditingkatkan di Lombok ini menjadi program yang strategis untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama di kawasan penyangga KEK Mandalika dan destinasi wisata lainnya. Apalagi, Lombok akan menjadi tuan rumah event MotoGP yang diperkirakan mampu menyerap hingga 150 ribu kunjungan wisata.
SJP memaparkan, 900 lebih homestay itu sebagian besar tersebar di Lombok Tengah, khususnya di desa-desa lingkar KEK Mandalika. Kemudian sebagian kecil lainya tersebar di kawasan Gili Matra, Lombok Utara.
"Untuk Lombok Tengah ada sekitar 800-an, di sepanjang jalan Bandara Lombok menuju Pantai Kuta, itu ada semua. Khusus di lingkar Mandalika itu sekitar 300-an," katanya.
SJP mengatakan, syukuran atau roah untuk selesainya program homestay ini rencananya akan dilaksanakan pada Minggu (3/1) di Desa Gerupuk, Lombok Tengah. Roah atau syukuran ini digelar secara kolektif menghadirkan perwakilan para pemilik homestay.
"Sebagai kesyukuran, masyarakat InsyaAllah akan menggelar roah atau syukuran pada Ahad (3/1) ini. Artinya fasilitas homestay sudah selesai dibangun dan bisa digunakan," ucap politisi PKS tersebut.
SJP menjelaskan, setelah kamar homestay selesai maka ke depan dipersiapkan adalah pelatihan dan peningkatan kapasitas masyarakat di dusun dan desa penerima manfaat program.
"Kita lakukan pelatihan. Misalnya agar satu Dusun bisa seolah menjadi satu hotel yang memiliki beberapa kamar, nah manajemen pengelolaannya dilakukan bersama," imbuh SJP.
Ia menambahkan, untuk tahun 2021, pihaknya juga berhasil mengusulkan agar Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal melakukan program yang sama di Lombok.
"Alhamdulillah dari Kemendes tahun 2021 ini juga akan mengalokasikan untuk 300 unit homestay," katanya.
"Tahun 2020 ada beberapa program yang berhasil kita advokasi. Salah satunya program homestay di Lombok Tengah dan Lombok Utara. Progresnya sudah 97 persen, sudah bisa dikatakan rampung," kata anggota Komisi V DPR RI Bidang Infrastruktur dan Perhubungan, H Suryadi Jaya Purnama, dalam diskusi pariwisata bersama sejumlah wartawan di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Jumat.
Suryadi mengatakan, program homestay ini merupakan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian PUPR atau yang biasa dikenal dengan program bedah rumah. Namun, karena Lombok sudah menjadi destinasi super prioritas nasional, maka pada tahun 2020 program ini ditingkatkan untuk menunjang sektor pariwisata.
Rumah yang dibedah di Lombok, tidak sekedar membenahi menjadi layak huni, tetapi ditingkatkan menjadi layak tamu atau layak wisatawan. Sedangkan, dana yang dikucurkan sebagai stimulan untuk program ini sangat variatif untuk tiap rumah, berkisar dari Rp35 juta hingga Rp115 juta. Total anggaran untuk pembangunan sebesar Rp62,23 miliar.
"Tujuannya agar wisatawan yang berkunjung ke Lombok bisa menginap di sana, dan ini bisa memberikan manfaat ekonomis kepada masyarakat penerima program. Misalnya ada tiga kamar dan satu kamar dibenahi standar hotel bertarif Rp250 ribu saja, maka ini bisa memberi nilai ekonomis bagi penerima manfaat," kata SJP, sapaan akrab Suryadi Jaya Purnama.
Menurut anggota DPR dari Dapil NTB Pulau Lombok ini, program bedah rumah PUPR yang ditingkatkan di Lombok ini menjadi program yang strategis untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama di kawasan penyangga KEK Mandalika dan destinasi wisata lainnya. Apalagi, Lombok akan menjadi tuan rumah event MotoGP yang diperkirakan mampu menyerap hingga 150 ribu kunjungan wisata.
SJP memaparkan, 900 lebih homestay itu sebagian besar tersebar di Lombok Tengah, khususnya di desa-desa lingkar KEK Mandalika. Kemudian sebagian kecil lainya tersebar di kawasan Gili Matra, Lombok Utara.
"Untuk Lombok Tengah ada sekitar 800-an, di sepanjang jalan Bandara Lombok menuju Pantai Kuta, itu ada semua. Khusus di lingkar Mandalika itu sekitar 300-an," katanya.
SJP mengatakan, syukuran atau roah untuk selesainya program homestay ini rencananya akan dilaksanakan pada Minggu (3/1) di Desa Gerupuk, Lombok Tengah. Roah atau syukuran ini digelar secara kolektif menghadirkan perwakilan para pemilik homestay.
"Sebagai kesyukuran, masyarakat InsyaAllah akan menggelar roah atau syukuran pada Ahad (3/1) ini. Artinya fasilitas homestay sudah selesai dibangun dan bisa digunakan," ucap politisi PKS tersebut.
SJP menjelaskan, setelah kamar homestay selesai maka ke depan dipersiapkan adalah pelatihan dan peningkatan kapasitas masyarakat di dusun dan desa penerima manfaat program.
"Kita lakukan pelatihan. Misalnya agar satu Dusun bisa seolah menjadi satu hotel yang memiliki beberapa kamar, nah manajemen pengelolaannya dilakukan bersama," imbuh SJP.
Ia menambahkan, untuk tahun 2021, pihaknya juga berhasil mengusulkan agar Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal melakukan program yang sama di Lombok.
"Alhamdulillah dari Kemendes tahun 2021 ini juga akan mengalokasikan untuk 300 unit homestay," katanya.