Washington/Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden AS Mike Pence akan menghadiri pelantikan pasangan presiden-wakil presiden terpilih, Joe Biden dan Kamala Harris, kata seorang pejabat pemerintahan pada Sabtu (9/1).
Sementara Presiden AS Donald Trump, beberapa jam setelah pihaknya menjanjikan transisi pemerintahan dengan damai, menyatakan ia tidak akan menghadiri acara pemindahan kekuasaan secara resmi tersebut pada 20 Januari, menurut laporan Reuters.
"Kepada semua yang telah bertanya, saya tidak akan pergi ke acara pelantikan pada 20 Januari," kata Trump dalam sebuah cuitan di Twitter, Jumat (8/1).
Cuitan tersebut menjadi salah satu bahan pertimbangan pihak Twitter untuk menghapus secara permanen akun pribadi presiden, @realDonaldTrump, pada hari yang sama.
Twitter beralasan bahwa cuitan Trump memunculkan "risiko hasutan lebih lanjut mengenai kekerasan" terkait penyerbuan pendukung Trump ke Gedung Capitol, Rabu (6/1)
Twitter, dalam penjelasan resminya, menyebut bahwa cuitan itu dinilai telah melanggar kebijakan perusahaan tentang glorifikasi kekerasan.
"Pernyataan Presiden Trump, mengenai ia tidak akan menghadiri pelantikan, diterjemahkan oleh sejumlah pendukungnya sebagai konfirmasi lanjutan bahwa pemilu (yang digelar 3 November 2020, red) tidak sah," tulis Twitter.
Sementara Presiden AS Donald Trump, beberapa jam setelah pihaknya menjanjikan transisi pemerintahan dengan damai, menyatakan ia tidak akan menghadiri acara pemindahan kekuasaan secara resmi tersebut pada 20 Januari, menurut laporan Reuters.
"Kepada semua yang telah bertanya, saya tidak akan pergi ke acara pelantikan pada 20 Januari," kata Trump dalam sebuah cuitan di Twitter, Jumat (8/1).
Cuitan tersebut menjadi salah satu bahan pertimbangan pihak Twitter untuk menghapus secara permanen akun pribadi presiden, @realDonaldTrump, pada hari yang sama.
Twitter beralasan bahwa cuitan Trump memunculkan "risiko hasutan lebih lanjut mengenai kekerasan" terkait penyerbuan pendukung Trump ke Gedung Capitol, Rabu (6/1)
Twitter, dalam penjelasan resminya, menyebut bahwa cuitan itu dinilai telah melanggar kebijakan perusahaan tentang glorifikasi kekerasan.
"Pernyataan Presiden Trump, mengenai ia tidak akan menghadiri pelantikan, diterjemahkan oleh sejumlah pendukungnya sebagai konfirmasi lanjutan bahwa pemilu (yang digelar 3 November 2020, red) tidak sah," tulis Twitter.