Palangka Raya (ANTARA) - Pertamina menyampaikan sempat terjadi keterlambatan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) dari Integrated Terminal (IT) Banjarmasin, Kalimantan Selatan sebagai titik suplai menuju Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah sejak dua hari lalu disebabkan akses utama tidak dapat dilalui mobil tangki.
Pertamina dalam rilisnya, Jumat, menjelaskan, upaya optimal dilakukan untuk menyalurkan BBM tersebut dengan cara menggunakan Landing Craft Tank (LCT) untuk mengangkut mobil tangki guna memenuhi kebutuhan BBM di Barito Timur.
"Dua SPBU, yakni di Pasar Panas dan perbatasan Kalsel dengan Barito Timur memiliki stok yang cukup, yaitu gasoline sebanyak 44.292 liter dan gasoil sebanyak 5.303 liter," kata Unit Manager Comm, Rel and CSR MOR VI Kalimantan Susanto August Satria.
Pihaknya mengupayakan agar kebutuhan BBM terpenuhi di wilayah Barito Timur, hanya saja jalur yang biasanya dilalui mobil tangki sementara tidak bisa, sehingga penyaluran dari IT Banjarmasin menuju SPBU sedikit memakan waktu yang lebih lama dibandingkan normalnya.
Adapun waktu yang ditempuh mobil tangki dalam kondisi normal lebih kurang delapan jam, sedangkan kondisi sekarang membutuhkan waktu sekitar 13-16 jam perjalanan.
Dijelaskannya, dipastikan tidak ada perbedaan harga jual saat kondisi seperti ini dan pihaknya berharap masyarakat membeli ke lembaga penyalur resmi Pertamina yang tentunya kualitas dan harga pasti terjamin.
“Masyarakat tidak perlu 'panic buying', mari sama-sama berdoa agar banjir segera surut dan infrastruktur dapat digunakan sebagaimana dalam keadaan normal, sehingga penyaluran BBM dapat berjalan dengan lancar,” harapnya.
Secara terperinci dijabarkan, yakni stok SPBU 64.737.01 Ampah, meliputi Biosolar 1069 liter, Pertalite 1777 liter, Pertamax 2396 liter dan Dexlite 2524 liter.
SPBU Tamiang Layang Dexlite (P2) 1.917 liter, Pertamax (P3) 3.883 liter dan Pertalite (P4) 4.032 liter, serta SPBU 64.71502 Pasar Panas, Pertalite 11.170 liter, Pertamax 703 liter, PX Turbo 5.930 liter dan Dexlite 1.239 liter.
Pertamina dalam rilisnya, Jumat, menjelaskan, upaya optimal dilakukan untuk menyalurkan BBM tersebut dengan cara menggunakan Landing Craft Tank (LCT) untuk mengangkut mobil tangki guna memenuhi kebutuhan BBM di Barito Timur.
"Dua SPBU, yakni di Pasar Panas dan perbatasan Kalsel dengan Barito Timur memiliki stok yang cukup, yaitu gasoline sebanyak 44.292 liter dan gasoil sebanyak 5.303 liter," kata Unit Manager Comm, Rel and CSR MOR VI Kalimantan Susanto August Satria.
Pihaknya mengupayakan agar kebutuhan BBM terpenuhi di wilayah Barito Timur, hanya saja jalur yang biasanya dilalui mobil tangki sementara tidak bisa, sehingga penyaluran dari IT Banjarmasin menuju SPBU sedikit memakan waktu yang lebih lama dibandingkan normalnya.
Adapun waktu yang ditempuh mobil tangki dalam kondisi normal lebih kurang delapan jam, sedangkan kondisi sekarang membutuhkan waktu sekitar 13-16 jam perjalanan.
Dijelaskannya, dipastikan tidak ada perbedaan harga jual saat kondisi seperti ini dan pihaknya berharap masyarakat membeli ke lembaga penyalur resmi Pertamina yang tentunya kualitas dan harga pasti terjamin.
“Masyarakat tidak perlu 'panic buying', mari sama-sama berdoa agar banjir segera surut dan infrastruktur dapat digunakan sebagaimana dalam keadaan normal, sehingga penyaluran BBM dapat berjalan dengan lancar,” harapnya.
Secara terperinci dijabarkan, yakni stok SPBU 64.737.01 Ampah, meliputi Biosolar 1069 liter, Pertalite 1777 liter, Pertamax 2396 liter dan Dexlite 2524 liter.
SPBU Tamiang Layang Dexlite (P2) 1.917 liter, Pertamax (P3) 3.883 liter dan Pertalite (P4) 4.032 liter, serta SPBU 64.71502 Pasar Panas, Pertalite 11.170 liter, Pertamax 703 liter, PX Turbo 5.930 liter dan Dexlite 1.239 liter.