Binatang penular COVID-19 masih jadi misterius

Kamis, 11 Februari 2021 11:05 WIB

Jakarta (ANTARA) - Pelacakan penularan COVID-19 memang mengarah pada transmisi zoonosis, namun sampai saat ini inangnya belum teridentifikasi, demikian paparan Liang Wannian selaku ketua tim delegasi China dalam melakukan penelitian bersama tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Wuhan.

Dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan mendapati virus corona jenis baru yang terdapat pada kelelawar dan trenggiling memiliki kemiripan dengan gen COVID-19.

Namun, kemiripan tersebut tidak cukup untuk membuktikan bahwa kelelawar dan trenggiling adalah inang langsung dari virus corona jenis baru, demikian Liang dikutip oleh media penyiaran China, Kamis.

Dia bahkan menyebutkan hewan seperti musang dan kucing sangat rentan terhadap virus tersebut sehingga semua jenis spesies itu berpotensi menjadi inang alami.

Baca juga: Cafe robot hadir di tengah pandemi COVID-19

Sementara itu, pakar dari WHO Ben Embarek menjelaskan bahwa timnya ke Wuhan bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai asal-mula wabah merebak di ibu kota Provinsi Hubei tersebut dan meneliti bagaimana virus menginfeksi masyarakat setempat.

Tidak ada perubahan dramatis dari gambaran Wuhan yang sudah didapatkan sebelumnya, namun para ilmuwan telah menambah pengetahuan mengenai situasi terdahulu secara detail, kata Embarek.

Hasil penelitian di Wuhan akhirnya menyimpulkan bahwa virus tersebut melompat dari seekor binatang ke inang lalu menularkan ke manusia.

Menurut Embarek, virus kemungkinan berasal dari seekor binatang yang langsung menularkannya ke manusia. Kemungkinan lain, menurut dia, adalah bahwa virus itu ditularkan dari makanan beku.

Baca juga: Terkait video viral vaksin COVID-19, Dinkes tegaskan belum untuk umum

Namun, dia mengesampingkan kemungkinan virus tersebut berasal dari laboratorium sehingga para ilmuwan tidak akan melacaknya.

Liang menambahkan bahwa bagaimana virus tersebut ditemukan di Pasar Hewan Huanan, sampai saat ini masih belum diketahui.

Di Pasar Huanan, terdapat lapak-lapak penjualan ikan yang menjadi salah satu tempat penularan wabah sehingga menjadi perhatian otoritas di China.

Sebelum virus corona jenis baru itu mewabah di Wuhan pada akhir 2019, tidak ditemukan adanya kasus di tempat lain.

Tim yang melakukan penelitian asal-mula virus di Wuhan terdiri dari 17 ilmuwan China dan 17 ilmuwan dari 10 negara.  


Baca juga: Rekomendasi masker terkini jelang setahun pandemi

Baca juga: RSUDAM: Volume limbah medis COVID-19 hampir 5 ton/bulan

Baca juga: Pemain sepak bola bukan prioritas untuk vaksin

 

Berkunjung ke Museum Antiepidemi di episentrum COVID-19, Wuhan

 

 


Pewarta : M. Irfan Ilmie
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Berikut langkah jika anak tergigit hewan penular rabies

04 October 2022 21:19 Wib, 2022

Warga Palangka Raya diminta waspadai gigitan hewan rabies

30 January 2021 12:28 Wib, 2021

Pemandulan Hewan Penular Rabies

24 November 2016 15:57 Wib, 2016
Terpopuler

APBN 2025 terbanyak di Pusat, Teras Narang sebut kepala daerah dituntut inovatif

Kabar Daerah - 14 December 2024 18:23 Wib

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 13 jam lalu

DPUPR Perkim: Proyek peningkatan jalan lingkar timur berlanjut 2025

Kabar Daerah - 15 December 2024 6:52 Wib

DPRD Palangka Raya sepakat bahas raperda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan

Kabar Daerah - 17 December 2024 11:56 Wib