Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalimantan Tengah Syahril Tarigan mengatakan, pihaknya belum memiliki data pasti terkait jumlah dan jenis kebutuhan tenaga kerja di kawasan pengembangan food estate.
"Sekarangkan kita juga belum ada data yang pasti jumlah dan jenis kebutuhan tenaga kerja, karena food estate sendiri baru tahap intensifikasi," katanya di Palangka Raya, Jumat.
Hanya saja ia memastikan pada akhirnya hal tersebut akan ada, namun untuk saat ini masih belum diketahui persis jenis dan jumlah kebutuhan keterampilan yang dibutuhkan.
"Setelah intensifikasi, masuk ke ekstensifikasi nanti kemudian pengolahan, disitu jelas dipetakan kebutuhan tenaga kerja kita baik dari sisi jumlah, jenis keterampilan yang dibutuhkan," ungkapnya.
Syahril pun mengakui belum ada kajian tentang perkiraan mengenai berapa persen maupun peluang kerja yang bakal terserap nantinya.
"Namun bisa kita pastikan banyak kebutuhan tenaga kerja, dengan food estate ini harapan kita angka pengangguran terbuka kita bisa turun," jelasnya.
Ia memaparkan konsep food estate bukan hanya tentang pertanian namun hingga pengolahan, maka industri agrikultur nanti tentu memerlukan tenaga bervariasi, sehingga akan ada kebutuhan tenaga kerja bukan hanya petani.
"Dari sisi ini kami berperan, menyiapkan tenaga-tenaga pendukung pengolahan maupun mekanisasi pertanian," ungkapnya.
Dijelaskannya yang akan pihaknya rancang adalah pelatihan-pelatihan berkaitan dengan kebutuhan food estate, penyiapan tenaga kerja lokal melalui program-program pelatihan dan akan dimulai pada tahun ini.
Terkait berbagai informasi mengenai ketenagakerjaan, ia menjelaskan masyarakat bisa mengakses situs web yang dimiliki disnakertrans ataupun datang langsung untuk menanyakan hal-hal yang diperlukan, baik yang berada di kabupaten dan kota, maupun provinsi.
"Sekarangkan kita juga belum ada data yang pasti jumlah dan jenis kebutuhan tenaga kerja, karena food estate sendiri baru tahap intensifikasi," katanya di Palangka Raya, Jumat.
Hanya saja ia memastikan pada akhirnya hal tersebut akan ada, namun untuk saat ini masih belum diketahui persis jenis dan jumlah kebutuhan keterampilan yang dibutuhkan.
"Setelah intensifikasi, masuk ke ekstensifikasi nanti kemudian pengolahan, disitu jelas dipetakan kebutuhan tenaga kerja kita baik dari sisi jumlah, jenis keterampilan yang dibutuhkan," ungkapnya.
Syahril pun mengakui belum ada kajian tentang perkiraan mengenai berapa persen maupun peluang kerja yang bakal terserap nantinya.
"Namun bisa kita pastikan banyak kebutuhan tenaga kerja, dengan food estate ini harapan kita angka pengangguran terbuka kita bisa turun," jelasnya.
Ia memaparkan konsep food estate bukan hanya tentang pertanian namun hingga pengolahan, maka industri agrikultur nanti tentu memerlukan tenaga bervariasi, sehingga akan ada kebutuhan tenaga kerja bukan hanya petani.
"Dari sisi ini kami berperan, menyiapkan tenaga-tenaga pendukung pengolahan maupun mekanisasi pertanian," ungkapnya.
Dijelaskannya yang akan pihaknya rancang adalah pelatihan-pelatihan berkaitan dengan kebutuhan food estate, penyiapan tenaga kerja lokal melalui program-program pelatihan dan akan dimulai pada tahun ini.
Terkait berbagai informasi mengenai ketenagakerjaan, ia menjelaskan masyarakat bisa mengakses situs web yang dimiliki disnakertrans ataupun datang langsung untuk menanyakan hal-hal yang diperlukan, baik yang berada di kabupaten dan kota, maupun provinsi.