Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit UMKM di sektor pertanian tumbuh positif 16,7 persen pada Desember 2020.
"Dari enam sektor utama UMKM ini bahwa sektor yang positif adalah pertanian. Ini sebuah kabar gembira bahwa pada Desember 2020, pertumbuhan kredit pertanian sebesar 16,7 persen," ujar Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI, Yunita Resmi Sari dalam seminar daring di Jakarta, Jumat.
Selain itu, kata Yunita, kredit UMKM di sektor industri pengolahan masih tercatat tumbuh positif pada Desember 2020 yakni 1,5 persen.
Sedangkan kredit UMKM lainnya yang tumbuh postif yakni sektor jasa kemasyarakatan sebesar 2 persen pada Desember tahun lalu.
"Sementara sektor yang lainnya masih tumbuh negatif, jadi ini bukan sama sekali tidak ada pergerakan pada sektor UMKM bahkan dari perbankan masih terus memberikan kreditnya," ujar Yunita.
Dia menyampaikan bahwa terkait perkembangan kredit UMKM memang tidak bisa dipungkiri bahwa COVID-19 memberikan pukulan cukup berat terhadap UMKM, dan ini berdampak terhadap kreditnya yang mengalami kontraksi.
"Di bulan Desember 2020 tercatat -1,8 persen, namun Alhamdulillah pada Januari 2021 kami melihat sudah semakin membaik kondisinya," katanya.
Dari pangsa kredit, BI melihat bahwa terkait kredit UMKM itu sudah cukup tinggi alokasinya oleh perbankan yakni 19,7 persen dengan kualitas kredit yang masih tetap terjaga 3,95 persen pada Desember 2020.
"Bila kita melihat jumlah rekeningnya, maka jumlah rekening penerima kredit ini sebagian besar masih didominasi oleh kelompok usaha mikro. Hal ini merupakan suatu harapan juga bahwa usaha mikro tersebut telah semakin banyak masuk ke dalam perbankan," kata Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI tersebut.
"Dari enam sektor utama UMKM ini bahwa sektor yang positif adalah pertanian. Ini sebuah kabar gembira bahwa pada Desember 2020, pertumbuhan kredit pertanian sebesar 16,7 persen," ujar Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI, Yunita Resmi Sari dalam seminar daring di Jakarta, Jumat.
Selain itu, kata Yunita, kredit UMKM di sektor industri pengolahan masih tercatat tumbuh positif pada Desember 2020 yakni 1,5 persen.
Sedangkan kredit UMKM lainnya yang tumbuh postif yakni sektor jasa kemasyarakatan sebesar 2 persen pada Desember tahun lalu.
"Sementara sektor yang lainnya masih tumbuh negatif, jadi ini bukan sama sekali tidak ada pergerakan pada sektor UMKM bahkan dari perbankan masih terus memberikan kreditnya," ujar Yunita.
Dia menyampaikan bahwa terkait perkembangan kredit UMKM memang tidak bisa dipungkiri bahwa COVID-19 memberikan pukulan cukup berat terhadap UMKM, dan ini berdampak terhadap kreditnya yang mengalami kontraksi.
"Di bulan Desember 2020 tercatat -1,8 persen, namun Alhamdulillah pada Januari 2021 kami melihat sudah semakin membaik kondisinya," katanya.
Dari pangsa kredit, BI melihat bahwa terkait kredit UMKM itu sudah cukup tinggi alokasinya oleh perbankan yakni 19,7 persen dengan kualitas kredit yang masih tetap terjaga 3,95 persen pada Desember 2020.
"Bila kita melihat jumlah rekeningnya, maka jumlah rekening penerima kredit ini sebagian besar masih didominasi oleh kelompok usaha mikro. Hal ini merupakan suatu harapan juga bahwa usaha mikro tersebut telah semakin banyak masuk ke dalam perbankan," kata Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI tersebut.