Jakarta (ANTARA) - Kenaikan berat badan atau obesitas merupakan salah satu masalah kebugaran yang banyak diperbincangkan selama pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama satu tahun sejak Maret 2020.
Sebagian orang mengalami kenaikan berat badan selama pandemi, apalagi jika mereka jarang melakukan aktivitas fisik dan lebih sering memesan makanan siap saji.
"Dikhawatirkan memang naik (kejadian obesitas) karena pola hidup yang mobilitasnya dibatasi," kata ahli nutrisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc kepada ANTARA, Jumat.
Baca juga: Tips memulai diet bagi penderita obesitas
dr. Saptawati kemudian mengatakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kenaikan berat badan selama pandemi seperti mengatur jenis energi yang masuk dalam makanan dan memperbanyak aktivitas fisik meski di rumah.
Menu gizi seimbang harus sangat diperhatikan, selain untuk mengontrol berat badan, makanan yang mengandung banyak nutrisi juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh.
"Memilih makanan pokok sumber karbohidrat yang rendah nilai indek glikemiknya, semisal beras merah, kemudian lauk pauk lebih yang nabati atau hewani rendah lemak dengan pemasakan tanpa digoreng, serta perbanyak sayur dan buah," ujar ahli nutrisi dari Asosiasi Nutrisi Indonesia itu.
Sementara itu, bagi orang yang sudah mengalami kenaikan berat badan yang cukup signifikan berusaha keras untuk menurunkannya. Akan tetapi, banyak jalan pintas yang ditempuh seperti melakukan diet ketat dengan memotong asupan nutrisi tertentu pada tubuh.
Baca juga: Kenali pemicu dan cara penanganan obesitas
Hal ini tentu akan membuat tubuh kekurangan nutrisi sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lain.
dr. Saptawati mengatakan makanan yang masuk ke dalam tubuh harus mengandung zat gizi lengkap jika tidak ingin mengalami malnutrisi. Sebagai perbandingan, jumlah asupan energi dari karbohidrat setidaknya 50-60 persen, protein 15-20 persen dan lemak kurang lebih 30 persen.
"Sementara sayur dan buah dianggap tidak menyumbang ke asupan energi sehingga bisa dikonsumsi banyak untuk menimbulkan rasa kenyang dan kandungan seratnya dapat bermanfaat bagi kesehatan," kata dr. Saptawati.
Selain itu, diet makanan bukan satu-satunya cara untuk memiliki berat badan yang ideal, olahraga juga harus dilakukan secara teratur.
"Diet dibarengi olahraga sangat penting untuk keberhasilan program penurunan berat badan karena dapat membantu untuk mengeluarkan energi yang berlebihan dari tubuh," ujar dr. Saptawati.
Baca juga: Kemenkes sebut kasus obesitas di Indonesia kian meningkat
Baca juga: Cara periksa risiko terkena penyakit tidak menular
Baca juga: Benarkah obesitas sebabkan gangguan menstruasi?
Sebagian orang mengalami kenaikan berat badan selama pandemi, apalagi jika mereka jarang melakukan aktivitas fisik dan lebih sering memesan makanan siap saji.
"Dikhawatirkan memang naik (kejadian obesitas) karena pola hidup yang mobilitasnya dibatasi," kata ahli nutrisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc kepada ANTARA, Jumat.
Baca juga: Tips memulai diet bagi penderita obesitas
dr. Saptawati kemudian mengatakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kenaikan berat badan selama pandemi seperti mengatur jenis energi yang masuk dalam makanan dan memperbanyak aktivitas fisik meski di rumah.
Menu gizi seimbang harus sangat diperhatikan, selain untuk mengontrol berat badan, makanan yang mengandung banyak nutrisi juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh.
"Memilih makanan pokok sumber karbohidrat yang rendah nilai indek glikemiknya, semisal beras merah, kemudian lauk pauk lebih yang nabati atau hewani rendah lemak dengan pemasakan tanpa digoreng, serta perbanyak sayur dan buah," ujar ahli nutrisi dari Asosiasi Nutrisi Indonesia itu.
Sementara itu, bagi orang yang sudah mengalami kenaikan berat badan yang cukup signifikan berusaha keras untuk menurunkannya. Akan tetapi, banyak jalan pintas yang ditempuh seperti melakukan diet ketat dengan memotong asupan nutrisi tertentu pada tubuh.
Baca juga: Kenali pemicu dan cara penanganan obesitas
Hal ini tentu akan membuat tubuh kekurangan nutrisi sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lain.
dr. Saptawati mengatakan makanan yang masuk ke dalam tubuh harus mengandung zat gizi lengkap jika tidak ingin mengalami malnutrisi. Sebagai perbandingan, jumlah asupan energi dari karbohidrat setidaknya 50-60 persen, protein 15-20 persen dan lemak kurang lebih 30 persen.
"Sementara sayur dan buah dianggap tidak menyumbang ke asupan energi sehingga bisa dikonsumsi banyak untuk menimbulkan rasa kenyang dan kandungan seratnya dapat bermanfaat bagi kesehatan," kata dr. Saptawati.
Selain itu, diet makanan bukan satu-satunya cara untuk memiliki berat badan yang ideal, olahraga juga harus dilakukan secara teratur.
"Diet dibarengi olahraga sangat penting untuk keberhasilan program penurunan berat badan karena dapat membantu untuk mengeluarkan energi yang berlebihan dari tubuh," ujar dr. Saptawati.
Baca juga: Kemenkes sebut kasus obesitas di Indonesia kian meningkat
Baca juga: Cara periksa risiko terkena penyakit tidak menular
Baca juga: Benarkah obesitas sebabkan gangguan menstruasi?