Palangka Raya (ANTARA) - Balai Taman Nasional Sabangau Ditjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Borneo Nature Foundation, memperluas area penanaman dan memproduksi lebih banyak benih pohon dari jenis endemik untuk ditanam di TN Sebangau, Kalimantan Tengah.
Kepala Balai TN Sebangau Andi M Kadhafi melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Kamis mengatakan upaya penanaman pohon itu untuk mengoptimalkan target-target pemulihan ekosistem di kawasan TN Sebangau.
"Bibit yang ada di BNF dengan persemaian masyarakat lokal mencapai 100.000 bibit dan akan terus bertambah sesuai luasan yang akan ditanam. Untuk lokasi penanaman, TN Sebangau saat ini sedang dalam proses menentukan daerah mana saja yang akan menjadi lokasi tanam," katanya.
Dia mengatakan kawasan yang menjadi target pemulihan adalah area-area yang terdegradasi akibat oleh kebakaran hutan dan beberapa open area pasca kegiatan penebangan pada masa hak pengusahaan hutan (HPH) sebelum di tunjuk menjadi taman nasional.
“Dulunya TN Sebangau merupakan eks konsesi HPH mempunyai area terbuka eks kebakaran hutan yang cukup luas. Oleh sebab itu, perlu dilakukan intervensi," katanya.
Jika hanya menunggu pemulihan ekosistem, lanjut dia, dengan suksesi alami akan memerlukan waktu dan proses yang panjang, sehingga butuh intervensi terutama di area yang betul-betul sudah area terbuka.
"Tahun ini targetnya ada tiga persemaian baru lagi yang ditambah oleh BNF untuk penanaman di dalam TNS dengan jenis-jenis tanaman endemik," imbuhnya.
Guna mendukung upaya tersebut, selain meningkatkan jumlah bibit tanaman, BNF akan menambah kelompok komunitas pembibitan atau persemaian tanaman melalui metode pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan.
Nursery Officer BNF Koesmyadi menjelaskan, saat ini BNF sudah membuat dua kelompok Community Nursery (CN) baru di Kelurahan Kereng Bangkirai dan Kelurahan Sabaru. Setiap kelompok memiliki delapan anggota yang nantinya akan menyiapkan pencarian bibit tanaman lokal, perawatan bibit, dan proses penanaman.
“Untuk CN Sabaru, 50 persen jumlah anggotanya adalah perempuan yang merupakan ibu-ibu rumah tangga. Diharapkan hal tersebut dapat membantu perekonomian masyarakat lokal yang sebagian besar para ibu-ibu hanya bekerja di rumah saja,” jelasnya.
Penambahan CN ini juga diharapkan dapat mempercepat proses penambahan bibit yang akan di tanam selama program Satu Juta Pohon atau One Million Trees selama lima tahun ke depan, serta memaksimalkan proses community development yang dilakukan oleh BNF bersama masyarakat lokal.
Baca juga: Desa Paduran Sebangau angkat potensi wisata danau berbalut legenda
"Kami bersama mitra-mitra bekerja keras untuk menambah bibit tanaman lokal dan berpacu dengan waktu karena mendekati musim kemarau yang ditakutkan terjadi kebakaran hutan. Hal itu cukup menyulitkan dalam pencarian bibit tanaman asli karena bibit biasanya kami ambil langsung dari hutan,” tutupnya.
Sejak tahun 2020, BNF meluncurkan proyek Satu Juta Pohon guna memulihkan ekosistem hutan gambut TN Sebangau. Sebanyak 50.600 bibit pohon telah ditanam pada tahun 2020, sedangkan pada bulan April 2021 ini akan ditanam lagi sebanyak 40.000 pohon.
Penanaman ini merupakan kerja sama antara BNF dengan BTNS dan Centre For International Cooperation In Sustainable Management of Tropical Peatland (CIMTROP) didukung oleh berbagai donor.
Program pemulihan ekosistem hutan gambut Sebangau ini diselenggarakan berkat dukungan dari The Keeling Curve Prize, Uplink/Trillion Trees , Arcus Foundation, Christmas Tree World, Darwin Initiative, Disney Conservation Fund, Eurofins Foundation, Forest, Smoothie, Fondation Franklinia, Global Wildlife Conservation (GWC), Orangutan Appeal UK (OAUK), Orangutan Conservancy, Orangutan Outreach, RRC EA Wetlands and The Orangutan Project (TOP).
Baca juga: Burung Pelanduk Kalimantan ditemukan setelah 172 tahun "hilang"
Baca juga: BNF canangkan penanaman sejuta pohon di Hutan Sebangau
Baca juga: Warga Pulpis temukan potongan kaki seorang nelayan diduga dimangsa buaya
Kepala Balai TN Sebangau Andi M Kadhafi melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Kamis mengatakan upaya penanaman pohon itu untuk mengoptimalkan target-target pemulihan ekosistem di kawasan TN Sebangau.
"Bibit yang ada di BNF dengan persemaian masyarakat lokal mencapai 100.000 bibit dan akan terus bertambah sesuai luasan yang akan ditanam. Untuk lokasi penanaman, TN Sebangau saat ini sedang dalam proses menentukan daerah mana saja yang akan menjadi lokasi tanam," katanya.
Dia mengatakan kawasan yang menjadi target pemulihan adalah area-area yang terdegradasi akibat oleh kebakaran hutan dan beberapa open area pasca kegiatan penebangan pada masa hak pengusahaan hutan (HPH) sebelum di tunjuk menjadi taman nasional.
“Dulunya TN Sebangau merupakan eks konsesi HPH mempunyai area terbuka eks kebakaran hutan yang cukup luas. Oleh sebab itu, perlu dilakukan intervensi," katanya.
Jika hanya menunggu pemulihan ekosistem, lanjut dia, dengan suksesi alami akan memerlukan waktu dan proses yang panjang, sehingga butuh intervensi terutama di area yang betul-betul sudah area terbuka.
"Tahun ini targetnya ada tiga persemaian baru lagi yang ditambah oleh BNF untuk penanaman di dalam TNS dengan jenis-jenis tanaman endemik," imbuhnya.
Guna mendukung upaya tersebut, selain meningkatkan jumlah bibit tanaman, BNF akan menambah kelompok komunitas pembibitan atau persemaian tanaman melalui metode pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan.
Nursery Officer BNF Koesmyadi menjelaskan, saat ini BNF sudah membuat dua kelompok Community Nursery (CN) baru di Kelurahan Kereng Bangkirai dan Kelurahan Sabaru. Setiap kelompok memiliki delapan anggota yang nantinya akan menyiapkan pencarian bibit tanaman lokal, perawatan bibit, dan proses penanaman.
“Untuk CN Sabaru, 50 persen jumlah anggotanya adalah perempuan yang merupakan ibu-ibu rumah tangga. Diharapkan hal tersebut dapat membantu perekonomian masyarakat lokal yang sebagian besar para ibu-ibu hanya bekerja di rumah saja,” jelasnya.
Penambahan CN ini juga diharapkan dapat mempercepat proses penambahan bibit yang akan di tanam selama program Satu Juta Pohon atau One Million Trees selama lima tahun ke depan, serta memaksimalkan proses community development yang dilakukan oleh BNF bersama masyarakat lokal.
Baca juga: Desa Paduran Sebangau angkat potensi wisata danau berbalut legenda
"Kami bersama mitra-mitra bekerja keras untuk menambah bibit tanaman lokal dan berpacu dengan waktu karena mendekati musim kemarau yang ditakutkan terjadi kebakaran hutan. Hal itu cukup menyulitkan dalam pencarian bibit tanaman asli karena bibit biasanya kami ambil langsung dari hutan,” tutupnya.
Sejak tahun 2020, BNF meluncurkan proyek Satu Juta Pohon guna memulihkan ekosistem hutan gambut TN Sebangau. Sebanyak 50.600 bibit pohon telah ditanam pada tahun 2020, sedangkan pada bulan April 2021 ini akan ditanam lagi sebanyak 40.000 pohon.
Penanaman ini merupakan kerja sama antara BNF dengan BTNS dan Centre For International Cooperation In Sustainable Management of Tropical Peatland (CIMTROP) didukung oleh berbagai donor.
Program pemulihan ekosistem hutan gambut Sebangau ini diselenggarakan berkat dukungan dari The Keeling Curve Prize, Uplink/Trillion Trees , Arcus Foundation, Christmas Tree World, Darwin Initiative, Disney Conservation Fund, Eurofins Foundation, Forest, Smoothie, Fondation Franklinia, Global Wildlife Conservation (GWC), Orangutan Appeal UK (OAUK), Orangutan Conservancy, Orangutan Outreach, RRC EA Wetlands and The Orangutan Project (TOP).
Baca juga: Burung Pelanduk Kalimantan ditemukan setelah 172 tahun "hilang"
Baca juga: BNF canangkan penanaman sejuta pohon di Hutan Sebangau
Baca juga: Warga Pulpis temukan potongan kaki seorang nelayan diduga dimangsa buaya