Makassar (ANTARA) - Dua warga yang merupakan pasangan suami-istri nyaris terkena ledakan bom bunuh diri saat melintas menggunakan motor di Gereja Katerdal jalan Kajaolalido, Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
"Saya sebetulnya, dari rumah terapi bersama istri, lalu saya melintas di situ (Gereja), belum sampai, kira selisih beberapa detik tiba-tiba meledak," tutur warga, Laele usai kejadian di Makassar, Minggu.
Laele mengaku dirinya habis diterapi sehingga istrinya yang membawa motor. Cara istrinya yang mengendarai motor yang pelan sehingga mereka terhindar dari peristiwa tersebut.
Setelah ledakan itu terjadi, dia bersama istrinya singgah sejenak, lalu melihat percikan darah dan potongan tubuh manusia terhambur di jalanan, dan ada tubuh di depan gerbang gereja setempat.
"Waktu itu mau lewat istilah sebelum meledak, saya dengan suaranya besar sekali, ada api. Saya lihat pergerakan jemaah di gereja, ada yang masih jalan dan ada jatuh, luka-luka juga kakinya," tuturnya.
Baca juga: Bamusi: Bom Katedral Makassar serangan terhadap kebinekaan
Ia bersyukur masih diselamatkan oleh Yang Maha Kuasa, karena selamat bersama istrinya dari peristiwa itu yang disaksikan dengan mata kepalanya. Bahkan sempat melihat beberapa warga menolong para korban serta melihat pelaku sebelum polisi datang ke lokasi kejadian.
Saksi lainnya, Muslim Daeng Sibali yang sehari-hari bekerja sebagai tambal ban juga sempat mendengar suara ledakan yang keras saat kejadian. Beruntung, Sibali tidak membuka bengkelnya saat kejadian.
"Ledakannya keras sekali, saya pikir itu gardu listrik meledak. Tadi masih di dalam rumah, waktu keluar sudah kejadian," ucapnya.
Hal senada disampaikan Rosmini. Perempuan yang berjualan di Kanre Rong, mengatakan dia mendengar suara ledakan sangat besar. Hampir semua penjual mendengar ledakan itu dari tempat jualannya, lapangan Karebosi, berjarak 10 meter dari lokasi kejadian.
"Setelah kejadian, karena penasaran saya mendekat kesana. Di sana saya lihat potongan tubuh manusia di atas trotoar. Lalu saya dengan orang-orang lain kaget dan kembali ke tempat jualan. Ternyata ada orang bom bunuh diri, " katanya menceritakan.
Baca juga: Radikalisme dan alat politik penyerang pemerintah
Aparat kepolisian bersenjata lengkap berjaga-jaga usai kejadian bom bunuh diri di Gereja Katedral, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).
Sebelumnya, peristiwa bom bunuh diri, terjadi di Gereja Katedral Kota Makassar sekitar pukul 10.30 WITA disaat pelaksanaan Ibadah Paska Misa Palman. Polisi menyebut ada dua terduga pelaku. Satu dapat dikenali dan satu lainnya kondisi tubuh hancur.
Selain itu, untuk korban dari data sementara sebanyak 14 orang, lima pihak kemananan dan selebihnya jemaat. Saat ini seluruh korban sudah berada di sejumlah rumah sakit. Polisi sudah membawa jenazah dua terduga teroris tersebut ke RS Bayahgkara. Namun masih tetap melakukan olah TKP untuk mendalami motif kejadian bom bunuh diri tersebut.
"Saya sebetulnya, dari rumah terapi bersama istri, lalu saya melintas di situ (Gereja), belum sampai, kira selisih beberapa detik tiba-tiba meledak," tutur warga, Laele usai kejadian di Makassar, Minggu.
Laele mengaku dirinya habis diterapi sehingga istrinya yang membawa motor. Cara istrinya yang mengendarai motor yang pelan sehingga mereka terhindar dari peristiwa tersebut.
Setelah ledakan itu terjadi, dia bersama istrinya singgah sejenak, lalu melihat percikan darah dan potongan tubuh manusia terhambur di jalanan, dan ada tubuh di depan gerbang gereja setempat.
"Waktu itu mau lewat istilah sebelum meledak, saya dengan suaranya besar sekali, ada api. Saya lihat pergerakan jemaah di gereja, ada yang masih jalan dan ada jatuh, luka-luka juga kakinya," tuturnya.
Baca juga: Bamusi: Bom Katedral Makassar serangan terhadap kebinekaan
Ia bersyukur masih diselamatkan oleh Yang Maha Kuasa, karena selamat bersama istrinya dari peristiwa itu yang disaksikan dengan mata kepalanya. Bahkan sempat melihat beberapa warga menolong para korban serta melihat pelaku sebelum polisi datang ke lokasi kejadian.
Saksi lainnya, Muslim Daeng Sibali yang sehari-hari bekerja sebagai tambal ban juga sempat mendengar suara ledakan yang keras saat kejadian. Beruntung, Sibali tidak membuka bengkelnya saat kejadian.
"Ledakannya keras sekali, saya pikir itu gardu listrik meledak. Tadi masih di dalam rumah, waktu keluar sudah kejadian," ucapnya.
Hal senada disampaikan Rosmini. Perempuan yang berjualan di Kanre Rong, mengatakan dia mendengar suara ledakan sangat besar. Hampir semua penjual mendengar ledakan itu dari tempat jualannya, lapangan Karebosi, berjarak 10 meter dari lokasi kejadian.
"Setelah kejadian, karena penasaran saya mendekat kesana. Di sana saya lihat potongan tubuh manusia di atas trotoar. Lalu saya dengan orang-orang lain kaget dan kembali ke tempat jualan. Ternyata ada orang bom bunuh diri, " katanya menceritakan.
Baca juga: Radikalisme dan alat politik penyerang pemerintah
Sebelumnya, peristiwa bom bunuh diri, terjadi di Gereja Katedral Kota Makassar sekitar pukul 10.30 WITA disaat pelaksanaan Ibadah Paska Misa Palman. Polisi menyebut ada dua terduga pelaku. Satu dapat dikenali dan satu lainnya kondisi tubuh hancur.
Selain itu, untuk korban dari data sementara sebanyak 14 orang, lima pihak kemananan dan selebihnya jemaat. Saat ini seluruh korban sudah berada di sejumlah rumah sakit. Polisi sudah membawa jenazah dua terduga teroris tersebut ke RS Bayahgkara. Namun masih tetap melakukan olah TKP untuk mendalami motif kejadian bom bunuh diri tersebut.