Palangka Raya (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah mengutuk keras aksi terorisme yakni bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3) pagi.

"Kami menolak dan mengutuk dengan keras segala bentuk aksi kekerasan serta aksi terorisme karena tidak menggambarkan sikap agama manapun. Khususnya agama Islam, karena agama Islam mengajarkan kasih sayang, rahmatan lil'alamin," kata Ketua FKPT Kalteng Khairil Anwar di Palangka Raya, Senin.

FKPT Kalteng menyampaikan duka dan rasa empati yang sangat mendalam kepada para keluarga korban, umumnya umat Kristiani atas peristiwa itu. Pihaknya mengimbau seluruh masyarakat agar tidak panik dan tidak mudah terprovokasi. Semua harus tetap bergandengan tangan menjaga dan mengawal NKRI.

FKPT Kalteng mendesak pemerintah, khususnya Polri untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap terorisme dan radikalisme. Pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak menyebarluaskan foto-foto terkait aksi bom tersebut demi menjaga suasana.

"Kepada pemerintah di Kalteng, Forkopimda dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalteng diharapkan dapat bersinergi serta berkolaborasi dalam mencegah radikalisme dan terorisme," ucapnya.

Apa yang disampaikan Khairil Anwar itu sejalan dengan pernyataan sikap 32 FKPT. Pernyataan sikap 32 FKPT seluruh Indonesia disampaikan Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat Moch Chairil Anwar BNPT RI.

FKPT mengutuk keras terjadinya bom bunuh diri. Pelaku bom bunuh diri telah terpapar paham radikalisme dan terorisme. FKPT menegaskan aksi tersebut, tidak terkait dengan agama tertentu.

Radikalisme dan terorisme musuh kemanusiaan. Semua agama tidak ada yang mengajarkan aksi terorisme maupun bom bunuh diri. FKPT mengimbau masyarakat, agar tidak panik, tetapi tetap harus waspada dan tetap solid.

"Semua masyarakat harus berkolaborasi dalam menghalau, serta melawan paham radikalisme dan terorisme," ungkap Khairil Anwar.

Ketua FKPT Kalteng juga meminta, masyarakat tetap mewaspadai paham radikalisme yang mengarah pada tindak kekerasan. Radikalisme mengajarkan ideologi yang bertentangan dengan agama maupun negara. Masyarakat perlu waspada terhadap ajakan yang mengarah pada sebuah ideologi yang bertentangan dengan agama dan negara.

"Ideologi yang ditanamkan bertentangan dengan agama, maupun negara. Jadi kita semua perlu waspada, jangan sampai justru ikut terpapar," demikian Khairil.

Baca juga: Legislator Palangka Raya ajak masyarakat perangi terorisme

Baca juga: DPRD minta pemerintah bentuk satgas cegah lonjakan harga saat Ramadhan

Baca juga: Ketua DPRD: Gencarkan operasi yustisi COVID-19 tekan penyebaran virus

Pewarta : Adi Wibowo
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024