Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengimbau seluruh ulama di daerah untuk disuntik vaksin COVID-19 AstraZeneca, untuk memberikan keamanan dan keyakinan kepada masyarakat bahwa vaksin buatan Inggris tersebut aman digunakan.
Wapres Ma’ruf Amin saat menyaksikan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 kepada pengurus dan anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, di Jakarta, Rabu, yang penyuntikannya menggunakan vaksin AstraZeneca, menyatakan akan terus dianjurkan ke MUI-MUI di daerah, seperti di provinsi, kabupaten dan kota, agar tidak ada keraguan.
"Jadi masyarakat tidak perlu ragu menggunakannya dari segi kebolehannya," kata Wapres Ma’ruf Amin, di Kantor MUI Pusat Jakarta.
Penyuntikan vaksin AstraZeneca kepada ulama-ulama di MUI Pusat tersebut juga salah satunya bertujuan untuk memberikan rasa aman dan percaya kepada masyarakat bahwa vaksin buatan Inggris itu boleh diberikan.
"Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, maka MUI Pusat hari ini melakukan vaksinasi dengan menggunakan vaksin AstraZeneca supaya tidak ada keraguan," ujarnya pula.
Ulama-ulama di Jawa Timur juga telah mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca pada Maret lalu.
"Majelis ulama, ketua majelis ulama di daerah, di Jawa Timur itu, para ulama dan kiainya sudah menggunakan AstraZeneca. Jadi saya pikir ini hal yang sangat baik," kata Wapres pula.
Berdasarkan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), vaksin AstraZeneca memiliki risiko lebih kecil dibandingkan manfaatnya.
Meskipun ada sejumlah laporan terkait indikasi pengentalan darah setelah disuntik vaksin AstraZeneca, WHO menyatakan angka peningkatan indikasi tersebut lebih kecil daripada angka kasus infeksi COVID-19.
WHO beranggapan vaksin AstraZeneca memiliki manfaat lebih besar daripada risikonya, sehingga vaksinasi dengan AstraZeneca boleh dilanjutkan.
Terkait pernyataan MUI, AstraZeneca dalam keterangannya, menegaskan semua tahapan proses produksinya, vaksin vektor virus ini tidak menggunakan dan bersentuhan dengan produk turunan babi atau produk hewani lainnya.
AstraZeneca menyatakan vaksin vektor virus yang tidak mengandung produk berasal dari hewan, seperti yang telah dikonfirmasikan oleh Badan Otoritas Produk Obat dan Kesehatan Inggris.
Wapres Ma’ruf Amin saat menyaksikan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 kepada pengurus dan anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, di Jakarta, Rabu, yang penyuntikannya menggunakan vaksin AstraZeneca, menyatakan akan terus dianjurkan ke MUI-MUI di daerah, seperti di provinsi, kabupaten dan kota, agar tidak ada keraguan.
"Jadi masyarakat tidak perlu ragu menggunakannya dari segi kebolehannya," kata Wapres Ma’ruf Amin, di Kantor MUI Pusat Jakarta.
Penyuntikan vaksin AstraZeneca kepada ulama-ulama di MUI Pusat tersebut juga salah satunya bertujuan untuk memberikan rasa aman dan percaya kepada masyarakat bahwa vaksin buatan Inggris itu boleh diberikan.
"Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, maka MUI Pusat hari ini melakukan vaksinasi dengan menggunakan vaksin AstraZeneca supaya tidak ada keraguan," ujarnya pula.
Ulama-ulama di Jawa Timur juga telah mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca pada Maret lalu.
"Majelis ulama, ketua majelis ulama di daerah, di Jawa Timur itu, para ulama dan kiainya sudah menggunakan AstraZeneca. Jadi saya pikir ini hal yang sangat baik," kata Wapres pula.
Berdasarkan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), vaksin AstraZeneca memiliki risiko lebih kecil dibandingkan manfaatnya.
Meskipun ada sejumlah laporan terkait indikasi pengentalan darah setelah disuntik vaksin AstraZeneca, WHO menyatakan angka peningkatan indikasi tersebut lebih kecil daripada angka kasus infeksi COVID-19.
WHO beranggapan vaksin AstraZeneca memiliki manfaat lebih besar daripada risikonya, sehingga vaksinasi dengan AstraZeneca boleh dilanjutkan.
Terkait pernyataan MUI, AstraZeneca dalam keterangannya, menegaskan semua tahapan proses produksinya, vaksin vektor virus ini tidak menggunakan dan bersentuhan dengan produk turunan babi atau produk hewani lainnya.
AstraZeneca menyatakan vaksin vektor virus yang tidak mengandung produk berasal dari hewan, seperti yang telah dikonfirmasikan oleh Badan Otoritas Produk Obat dan Kesehatan Inggris.