Sampit (ANTARA) - Sebuah bangunan tingkat dua berstruktur kayu di Jalan Baamang I Kecamatan Baamang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, roboh dan menimpa pekerja akibat dihantam angin kencang yang datang dari arah Sungai Mentaya.
"Kejadiannya sangat cepat sehingga kami tidak sempat turun. Anginnya sangat kuat," kata Husni, salah seorang pekerja saat memberi keterangan kepada polisi di lokasi kejadian, Selasa.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 14.10 WIB. Awalnya terjadi gerimis, kemudian tiba-tiba hujan deras disertai angin kencang datang dari arah sungai dan menghantam bangunan tingkat dua yang berada di pinggir sungai tersebut.
Husni menceritakan, saat itu ada lima orang yang sedang bekerja, termasuk dirinya. Saat kejadian, bangunan tingkat dua berstruktur kayu itu sudah terpasang atap seng namun belum berdinding.
Ketika hujan deras mulai terjadi, kelima pekerja hendak turun berhenti sejenak. Namun tiba-tiba, angin kencang menghantam bangunan yang kabarnya akan dijalankan rumah maka tersebut.
Saking kuatnya angin membuat atap terangkat dan roboh ke arah jalan. Lalu lintas di jalan Baamang I Kelurahan Baamang Tengah pun terputus karena terhalang puing reruntuhan bangunan yang roboh hingga menimpa pagar di seberang jalan.
Warga yang mendengar suara keras, kemudian berhamburan keluar rumah ketika hujan masih sangat deras dan sempat disertai guntur. Warga langsung membantu menyingkirkan puing dan menolong pekerja.
Ada satu pekerja yang harus dievakuasi ke rumah sakit oleh pemilik bangunan untuk mendapatkan pertolongan medis karena menderita luka. Satu orang lainnya menderita memar-memar. Husni sendiri juga menderita benjol di kepala.
"Anginnya sangat kuat makanya sampai roboh seperti ini. Kami juga tidak menyangka," kata Husni.
Baca juga: Ada penderita COVID-19 di Kotim keluyuran langgar protokol kesehatan
Ketua RT 02 RW 01 Kelurahan Baamang Tengah, Muhammad Nasir mengatakan, musibah ini terjadi begitu cepat. Dia membenarkan bangunan tingkat dua itu ambruk saat terjadi hujan deras dan angin kencang.
"Saat kejadian tadi saya masih di rumah. Memang terdengar suara keras, tapi saya tidak mengira bangunan ini sampai ambruk. Ini warga langsung bergotong-royong membersihkan puing reruntuhan sehingga jalan bisa kembali dilewati," ujar Nasir.
Sementara itu, petugas PT PLN dan PT Telkom langsung melakukan perbaikan karena ambruknya bangunan turut menimpa jaringan pasokan ke pelanggan. Mereka berupaya bekerja maksimal agar pasokan segera kembali normal.
Sementara itu, Kepala BMKG Haji Asan Sampit, Musuhanaya melalui Prakirawan Lyla Affifah yang dikonfirmasi terkait kejadian itu menjelaskan, dari analisis prakirawan BMKG Haji Asan, telah teridentifikasi adanya pola perlambatan massa udara atau konfluen yang terjadi di wilayah selatan Pulau Kalimantan sehingga membentuk pumpunan awan konvektif yaitu awan cumulonimbus di daerah Kotawaringin Timur.
"Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai guntur dan angin kencang," demikian Lyla Affifah.
Baca juga: KNPI Kotim dorong pemuda di kawasan pesisir aktif bantu pembangunan
"Kejadiannya sangat cepat sehingga kami tidak sempat turun. Anginnya sangat kuat," kata Husni, salah seorang pekerja saat memberi keterangan kepada polisi di lokasi kejadian, Selasa.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 14.10 WIB. Awalnya terjadi gerimis, kemudian tiba-tiba hujan deras disertai angin kencang datang dari arah sungai dan menghantam bangunan tingkat dua yang berada di pinggir sungai tersebut.
Husni menceritakan, saat itu ada lima orang yang sedang bekerja, termasuk dirinya. Saat kejadian, bangunan tingkat dua berstruktur kayu itu sudah terpasang atap seng namun belum berdinding.
Ketika hujan deras mulai terjadi, kelima pekerja hendak turun berhenti sejenak. Namun tiba-tiba, angin kencang menghantam bangunan yang kabarnya akan dijalankan rumah maka tersebut.
Saking kuatnya angin membuat atap terangkat dan roboh ke arah jalan. Lalu lintas di jalan Baamang I Kelurahan Baamang Tengah pun terputus karena terhalang puing reruntuhan bangunan yang roboh hingga menimpa pagar di seberang jalan.
Warga yang mendengar suara keras, kemudian berhamburan keluar rumah ketika hujan masih sangat deras dan sempat disertai guntur. Warga langsung membantu menyingkirkan puing dan menolong pekerja.
Ada satu pekerja yang harus dievakuasi ke rumah sakit oleh pemilik bangunan untuk mendapatkan pertolongan medis karena menderita luka. Satu orang lainnya menderita memar-memar. Husni sendiri juga menderita benjol di kepala.
"Anginnya sangat kuat makanya sampai roboh seperti ini. Kami juga tidak menyangka," kata Husni.
Baca juga: Ada penderita COVID-19 di Kotim keluyuran langgar protokol kesehatan
Ketua RT 02 RW 01 Kelurahan Baamang Tengah, Muhammad Nasir mengatakan, musibah ini terjadi begitu cepat. Dia membenarkan bangunan tingkat dua itu ambruk saat terjadi hujan deras dan angin kencang.
"Saat kejadian tadi saya masih di rumah. Memang terdengar suara keras, tapi saya tidak mengira bangunan ini sampai ambruk. Ini warga langsung bergotong-royong membersihkan puing reruntuhan sehingga jalan bisa kembali dilewati," ujar Nasir.
Sementara itu, petugas PT PLN dan PT Telkom langsung melakukan perbaikan karena ambruknya bangunan turut menimpa jaringan pasokan ke pelanggan. Mereka berupaya bekerja maksimal agar pasokan segera kembali normal.
Sementara itu, Kepala BMKG Haji Asan Sampit, Musuhanaya melalui Prakirawan Lyla Affifah yang dikonfirmasi terkait kejadian itu menjelaskan, dari analisis prakirawan BMKG Haji Asan, telah teridentifikasi adanya pola perlambatan massa udara atau konfluen yang terjadi di wilayah selatan Pulau Kalimantan sehingga membentuk pumpunan awan konvektif yaitu awan cumulonimbus di daerah Kotawaringin Timur.
"Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai guntur dan angin kencang," demikian Lyla Affifah.
Baca juga: KNPI Kotim dorong pemuda di kawasan pesisir aktif bantu pembangunan