Beijing (ANTARA) - Para imam di Masjid Songyu, Beijing, China, mendoakan gelombang pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia segera berakhir.
Pembacaan doa khusus untuk warga negara Indonesia agar tabah menghadapi cobaan berupa pandemi tersebut dipimpin oleh Ma Jia selaku imam Masjid Songyu seusai shalat Jumat.
Beberapa WNI yang shalat Jumat di masjid yang berlokasi di Songyu Beilu, Distrik Chaoyang, itu turut pula mengamini doa sang imam.
"Untuk sementara kalian jangan pulang dulu," saran Ma Jia didampingi Ma Haijun, rekannya sesama imam Masjid Song Yu, kepada beberapa WNI yang mengikuti ritual tersebut.
Ma Jia yang memiliki nama Muslim sebagai Muhammad Shiddiq itu mengawali doa dengan pembacaan Surat Al Fatihah dilanjutkan dengan Ayat Kursi.
Lalu diakhiri dengan doa yang dibacanya dengan suara lirih.
Pembacaan doa tersebut terkesan khusus karena dilakukan setelah rangkaian shalat Jumat selesai.
Shalat Jumat di masjid-masjid di China diawali dengan tausiyah berbahasa Mandarin.
Setelah azan zuhur, khotib merangkap imam menaiki mimbar untuk membacakan dua khutbah dalam bahasa Arab.
Setelah shalat Jumat, imam mengajak para jemaah untuk membaca Surat Al Fatihah dan beberapa ayat pertama Surat Al Baqarah yang diakhiri dengan doa.
Namun pada shalat Jumat ini, Ma Jia dan Ma Haijun menggelar doa lagi yang secara khusus ditujukan kepada masyarakat Indonesia yang saat ini sedang menghadapi gelombang kedua pandemi COVID-19.
Masjid Songyu berbeda dengan masjid-masjid pada umumnya di Beijing yang arsitekturnya bergaya China kuno dengan dominasi warna merah tua dan hijau.
Masjid Songyu berarsitektur modern gaya Usmaniyah yang dilengkapi kubah dan menara.
Masjid yang baru dibangun sekitar tahun 2018 itu didominasi warna putih dan kubah berwarna kuning emas.
Pembacaan doa khusus untuk warga negara Indonesia agar tabah menghadapi cobaan berupa pandemi tersebut dipimpin oleh Ma Jia selaku imam Masjid Songyu seusai shalat Jumat.
Beberapa WNI yang shalat Jumat di masjid yang berlokasi di Songyu Beilu, Distrik Chaoyang, itu turut pula mengamini doa sang imam.
"Untuk sementara kalian jangan pulang dulu," saran Ma Jia didampingi Ma Haijun, rekannya sesama imam Masjid Song Yu, kepada beberapa WNI yang mengikuti ritual tersebut.
Ma Jia yang memiliki nama Muslim sebagai Muhammad Shiddiq itu mengawali doa dengan pembacaan Surat Al Fatihah dilanjutkan dengan Ayat Kursi.
Lalu diakhiri dengan doa yang dibacanya dengan suara lirih.
Pembacaan doa tersebut terkesan khusus karena dilakukan setelah rangkaian shalat Jumat selesai.
Shalat Jumat di masjid-masjid di China diawali dengan tausiyah berbahasa Mandarin.
Setelah azan zuhur, khotib merangkap imam menaiki mimbar untuk membacakan dua khutbah dalam bahasa Arab.
Setelah shalat Jumat, imam mengajak para jemaah untuk membaca Surat Al Fatihah dan beberapa ayat pertama Surat Al Baqarah yang diakhiri dengan doa.
Namun pada shalat Jumat ini, Ma Jia dan Ma Haijun menggelar doa lagi yang secara khusus ditujukan kepada masyarakat Indonesia yang saat ini sedang menghadapi gelombang kedua pandemi COVID-19.
Masjid Songyu berbeda dengan masjid-masjid pada umumnya di Beijing yang arsitekturnya bergaya China kuno dengan dominasi warna merah tua dan hijau.
Masjid Songyu berarsitektur modern gaya Usmaniyah yang dilengkapi kubah dan menara.
Masjid yang baru dibangun sekitar tahun 2018 itu didominasi warna putih dan kubah berwarna kuning emas.