Jakarta (ANTARA) - Formula 1 pada Kamis di Sirkuit Silverstone, Inggris, memamerkan desain mobil balap baru untuk musim 2022 yang telah mengalami revolusi berkat sejumlah perombakan besar di regulasi tahun depan.
Berikut ini ulasan sekilas teknologi dan desain baru mobil F1 2022 secara umum seperti dilansir laman resmi Formula 1.
Didesain untuk balapan yang lebih ketat
Regulasi 2022, yang seharusnya diterapkan 2021 tapi tertunda karena pandemi Covid-19, bertujuan menciptakan balapan yang lebih ketat dengan lebih banyak kesempatan menyalip.
Salah satu hal yang menjadi penghambat bagi para pebalap untuk bertarung ketat saat ini adalah "udara kotor" yang ditimbulkan oleh mobil rival yang ada di depan.
Mobil F1 generasi sekarang kehilangan 35 persen downforce mereka ketika melaju dengan jarak tiga mobil (kurang lebih 20 meter) di belakang mobil lain, sementara apabila mereka mendekat dengan jarak satu mobil mereka kehilangan 47 persen.
Mobil F1 2022 mencoba menekan angka tersebut dengan fokus ke penerapan "ground effect" yang mampu mengurangi hilangnya downforce hingga 4 persen pada jarak 20 meter dan 18 persen pada jarak 10 meter.
Winglet di atas ban
Salah satu desain pembeda mobil 2022 adalah pemakaian winglet di atas ban depan dan penggunaan wheel cover, yang terakhir kali terlihat di ban mobil tahun 2009.
Kendati menyalurkan udara melalui ban bisa meningkatkan downforce, tetapi aliran udara tersebut akan mengganggu mobil lain sehingga wheel cover digunakan untuk mencegahnya.
Sedangkan winglet membantu mengendalikan udara yang datang dari ban depan dan mengarahkannya menjauh dari sayap belakang.
Desain baru sayap depan dan hidung
Mobil 2022 akan menggunakan bentuk sayap yang benar-benar baru, meskipun desain saat ini sudah cukup sederhana.
Sayap depan baru bertugas menciptakan downforce yang konsisten saat mobil melaju di belakang mobil lain, dan memastikan aliran udara ban depan terkendali dan diarahkan ke sisi bawah mobil dengan cara yang tak terlalu disruptif ketimbang membuang udara ke sisi samping atau "outwash".
Ground effect
Pada akhir 1970-an "ground effect" sangat menonjol saat desain mobil mengambil filosofi sayap pesawat yang terbalik sehingga menciptakan downforce yang sangat besar ketika dibawa melaju ke trek.
Ground effect penuh dilarang pada akhir 1982 namun akan diterapkan kembali tahun depan ketika lantai mobil F1 dipahat untuk membuat terowongan atau kanal untuk menghasilkan downforce yang besar.
Downforce dari bawah lantai mobil akan terjaga lebih baik lewat terowongan-terowongan tersebut, tanpa bergantung dengan barge board dan pernak-pernik aerodinamika seperti yang digunakan mobil generasi sekarang yang bertugas mengalirkan pusaran udara ke bawah mobil.
Desain baru sayap belakang
Sayap belakang mobil generasi saat ini mengalirkan udara ke atas dan juga ke sisi luar sehingga menyebabkan "udara kotor" bagi mobil yang di belakang.
Desain baru 2022 menciptakan aliran udara rotasi yang mengumpulkan aliran udara dari ban belakang dan menggulungnya melewati diffuser sehingga menciptakan udara yang lebih bersih bagi mobil yang melaju di belakang.
DRS akan tetap berada di sayap belakang.
Ban 18 inci
Pirelli mengenalkan kompon ban baru dan konstruksi ban 18 inci untuk 2022 dengan tujuan mengurangi tingkat pemanasan ban ketika slide, yang dapat membantu menciptakan balapan ketat.
Profil karet ban yang lebih tipis juga mengurangi perubahan defleksi sisi luar ban dan dampak aerodinamika yang ditimbulkan.
Tim telah bekerja keras melakukan simulasi aliran udara di sekitar ban dan dampaknya terhadap badan mobil. Mengurangi sensitivitas di wilayah itu akan membantu proses perancangan mobil dan sumber daya yang dibutuhkan.
Power unit sama
Dapur pacu mobil 2022 akan menggunakan power unit hybrid turbo 1,6 liter v6 generasi saat ini.
Di saat mesin generasi tersebut terkenal cukup efisien, komponen yang lebih standar akan dipasang di sistem bahan bakar, juga sensor tambahan untuk memonitor power unit.
Bahan bakar yang lebih berkelanjutan
Mobil F1 saat ini menggunakan bahan bakar yang mengandung 5,75 persen komponen bio.
Sedangkan rasio penggunaan bahan bakar berkelanjutan tersebut akan ditingkatkan menjadi 10 persen pada 2022 lewat bahan bakar E10, kependekan dari Etanol dan 10 persen.
FIA berharap penggunaan etanol itu mampu menekan jejak karbon hingga nyaris nol.
Faktor keselamatan
Sasis mobil generasi baru harus mampu menyerap 48 persen dan 15 persen energi dari tumbukan depan dan belakang.
Belajar dari pengalaman sejumlah kecelakaan besar termasuk insiden Romain Grosjean di Grand Prix Bahrain 2020, mobil sekarang didesain sedemikian rupa sehingga apabila terlibat kecelakaan power unitnya akan terpisah dari sasis tanpa mengekspos tangki bahan bakar.
Menyusul kecelakaan fatal yang menewaskan pebalap Formula 2 Anthoine Hubert di Spa, desain hidung yang lebih panjang akan membantu meredam energi benturan dipadu dengan sasis yang lebih kuat untuk menahan insiden T-bone, ketika sisi depan suatu mobil menabrak sisi samping mobil lainnya.
Berat minimal mobil juga dinaikkan 5 persen dari 752kg menjadi 790kg.
Mobil 2022 dikembangkan di terowongan angin milik Sauber di Swiss, dengan 138 konfigurasi dasar yang diuji coba selama dua tahun, dengan kurang lebih sesi 100 jam di terowongan angin.
Berikut ini ulasan sekilas teknologi dan desain baru mobil F1 2022 secara umum seperti dilansir laman resmi Formula 1.
Didesain untuk balapan yang lebih ketat
Regulasi 2022, yang seharusnya diterapkan 2021 tapi tertunda karena pandemi Covid-19, bertujuan menciptakan balapan yang lebih ketat dengan lebih banyak kesempatan menyalip.
Salah satu hal yang menjadi penghambat bagi para pebalap untuk bertarung ketat saat ini adalah "udara kotor" yang ditimbulkan oleh mobil rival yang ada di depan.
Mobil F1 generasi sekarang kehilangan 35 persen downforce mereka ketika melaju dengan jarak tiga mobil (kurang lebih 20 meter) di belakang mobil lain, sementara apabila mereka mendekat dengan jarak satu mobil mereka kehilangan 47 persen.
Mobil F1 2022 mencoba menekan angka tersebut dengan fokus ke penerapan "ground effect" yang mampu mengurangi hilangnya downforce hingga 4 persen pada jarak 20 meter dan 18 persen pada jarak 10 meter.
Winglet di atas ban
Salah satu desain pembeda mobil 2022 adalah pemakaian winglet di atas ban depan dan penggunaan wheel cover, yang terakhir kali terlihat di ban mobil tahun 2009.
Kendati menyalurkan udara melalui ban bisa meningkatkan downforce, tetapi aliran udara tersebut akan mengganggu mobil lain sehingga wheel cover digunakan untuk mencegahnya.
Sedangkan winglet membantu mengendalikan udara yang datang dari ban depan dan mengarahkannya menjauh dari sayap belakang.
Desain baru sayap depan dan hidung
Mobil 2022 akan menggunakan bentuk sayap yang benar-benar baru, meskipun desain saat ini sudah cukup sederhana.
Sayap depan baru bertugas menciptakan downforce yang konsisten saat mobil melaju di belakang mobil lain, dan memastikan aliran udara ban depan terkendali dan diarahkan ke sisi bawah mobil dengan cara yang tak terlalu disruptif ketimbang membuang udara ke sisi samping atau "outwash".
Ground effect
Pada akhir 1970-an "ground effect" sangat menonjol saat desain mobil mengambil filosofi sayap pesawat yang terbalik sehingga menciptakan downforce yang sangat besar ketika dibawa melaju ke trek.
Ground effect penuh dilarang pada akhir 1982 namun akan diterapkan kembali tahun depan ketika lantai mobil F1 dipahat untuk membuat terowongan atau kanal untuk menghasilkan downforce yang besar.
Downforce dari bawah lantai mobil akan terjaga lebih baik lewat terowongan-terowongan tersebut, tanpa bergantung dengan barge board dan pernak-pernik aerodinamika seperti yang digunakan mobil generasi sekarang yang bertugas mengalirkan pusaran udara ke bawah mobil.
Desain baru sayap belakang
Sayap belakang mobil generasi saat ini mengalirkan udara ke atas dan juga ke sisi luar sehingga menyebabkan "udara kotor" bagi mobil yang di belakang.
Desain baru 2022 menciptakan aliran udara rotasi yang mengumpulkan aliran udara dari ban belakang dan menggulungnya melewati diffuser sehingga menciptakan udara yang lebih bersih bagi mobil yang melaju di belakang.
DRS akan tetap berada di sayap belakang.
Ban 18 inci
Pirelli mengenalkan kompon ban baru dan konstruksi ban 18 inci untuk 2022 dengan tujuan mengurangi tingkat pemanasan ban ketika slide, yang dapat membantu menciptakan balapan ketat.
Profil karet ban yang lebih tipis juga mengurangi perubahan defleksi sisi luar ban dan dampak aerodinamika yang ditimbulkan.
Tim telah bekerja keras melakukan simulasi aliran udara di sekitar ban dan dampaknya terhadap badan mobil. Mengurangi sensitivitas di wilayah itu akan membantu proses perancangan mobil dan sumber daya yang dibutuhkan.
Power unit sama
Dapur pacu mobil 2022 akan menggunakan power unit hybrid turbo 1,6 liter v6 generasi saat ini.
Di saat mesin generasi tersebut terkenal cukup efisien, komponen yang lebih standar akan dipasang di sistem bahan bakar, juga sensor tambahan untuk memonitor power unit.
Bahan bakar yang lebih berkelanjutan
Mobil F1 saat ini menggunakan bahan bakar yang mengandung 5,75 persen komponen bio.
Sedangkan rasio penggunaan bahan bakar berkelanjutan tersebut akan ditingkatkan menjadi 10 persen pada 2022 lewat bahan bakar E10, kependekan dari Etanol dan 10 persen.
FIA berharap penggunaan etanol itu mampu menekan jejak karbon hingga nyaris nol.
Faktor keselamatan
Sasis mobil generasi baru harus mampu menyerap 48 persen dan 15 persen energi dari tumbukan depan dan belakang.
Belajar dari pengalaman sejumlah kecelakaan besar termasuk insiden Romain Grosjean di Grand Prix Bahrain 2020, mobil sekarang didesain sedemikian rupa sehingga apabila terlibat kecelakaan power unitnya akan terpisah dari sasis tanpa mengekspos tangki bahan bakar.
Menyusul kecelakaan fatal yang menewaskan pebalap Formula 2 Anthoine Hubert di Spa, desain hidung yang lebih panjang akan membantu meredam energi benturan dipadu dengan sasis yang lebih kuat untuk menahan insiden T-bone, ketika sisi depan suatu mobil menabrak sisi samping mobil lainnya.
Berat minimal mobil juga dinaikkan 5 persen dari 752kg menjadi 790kg.
Mobil 2022 dikembangkan di terowongan angin milik Sauber di Swiss, dengan 138 konfigurasi dasar yang diuji coba selama dua tahun, dengan kurang lebih sesi 100 jam di terowongan angin.