Sampit (ANTARA) - Dua penderita COVID-19 yang menjalani isolasi di rumah isolasi mandiri terpadu di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dipulangkan karena sudah dinyatakan sembuh.
"Hasil antigennya negatif dan rekomendasi tim kesehatan sudah dinyatakan sehat. Satu orang perempuan anak-anak dan satu orang pria dewasa yang berprofesi sebagai sopir lepas," kata Koordinator Penyediaan Logistik Rumah Isolasi Mandiri Terpadu Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Yephi Hartady di Sampit, Jumat.
Yephi mengatakan, sejak dioperasikan mulai Senin (2/8) lalu, ada empat penderita COVID-19 yang memanfaatkan rumah isolasi mandiri terpadu. Hari ini dua orang sudah sembuh sehingga dipulangkan, satu orang masih menjalani isolasi mandiri dan satu orang baru masuk.
Dua pasien yang diizinkan pulang tersebut setelah menjalani isolasi mandiri dinyatakan sembuh tersebut pada hari ke-11. Mereka diantar pulang ke tempat tinggal masing-masing.
Rumah isolasi mandiri yang memanfaatkan dua rumah dinas Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur itu dikhususkan untuk mereka terpapar COVID-19 tanpa gejala atau bergejala ringan serta masuk dalam kategori keluarga tidak mampu yang memang membutuhkan tempat untuk melakukan isolasi mandiri.
Selama menjalani isolasi, pasien dijamin makan tiga kali dan satu kali makanan ringan setiap hari. Mereka juga diberi kesempatan berada di halaman tempat isolasi untuk melakukan olahraga dan berjemur.
Layanan kesehatan ditangani tiga instansi yaitu Puskesmas Ketapang I, Dokkes Polri dan Poliklinik TNI. Mereka juga mendapat dua kali layanan psikologi atau konseling dari tim psikolog.
Selain ditangani penyakitnya, pasien juga ditangani secara psikologis. Fenomena yang terjadi, pasien juga membutuhkan pendampingan secara kejiwaan agar tetap bersemangat sehingga segera sembuh.
"Kemarin pasien dewasa itu takut kehilangan pekerjaan setelah isolasi mandiri ini, maka kemudian kami mediasi dengan tempat dia bekerja agar tetap dipekerjakan setelah selesai isolasi mandiri, dan kami bersyukur beliau tetap dipekerjakan," ucap Yephi.
Baca juga: Sudah tiga penderita COVID-19 di Kotim meninggal saat isolasi mandiri
Menurutnya, sebagian masyarakat salah pemahaman yaitu khawatir perlakuan di rumah isolasi ini sama isolasi seperti di ruang isolasi rumah sakit. Dia menegaskan, penderita COVID-19 yang memanfaatkan rumah isolasi mandiri terpadu akan dilayani dengan baik.
"Mereka kita layani maksimal agar penderita yang kemungkinan tidak parah agar tidak sampai parah sehingga bisa sembuh. Kita berusaha semaksimal mungkin membantu penderita COVID-19 agar cepat sembuh," tambah Yephi.
Yephi menambahkan, setiap penderita COVID-19 yang akan menjalani isolasi di rumah isolasi mandiri terpadu diwajibkan menandatangani persetujuan. Isolasi mandiri dilakukan atas kesadaran diri pasien, bukan karena paksaan.
"Kami bersyukur, pasien yang sudah sehat saat kami minta survei layanan di rumah isolasi mandiri terpadu sebagai bahan bagi kami untuk meningkatkan pelayanan dan mereka merasa puas," demikian Yephi.
Baca juga: Legislator Kotim ingatkan transparansi perubahan anggaran
"Hasil antigennya negatif dan rekomendasi tim kesehatan sudah dinyatakan sehat. Satu orang perempuan anak-anak dan satu orang pria dewasa yang berprofesi sebagai sopir lepas," kata Koordinator Penyediaan Logistik Rumah Isolasi Mandiri Terpadu Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Yephi Hartady di Sampit, Jumat.
Yephi mengatakan, sejak dioperasikan mulai Senin (2/8) lalu, ada empat penderita COVID-19 yang memanfaatkan rumah isolasi mandiri terpadu. Hari ini dua orang sudah sembuh sehingga dipulangkan, satu orang masih menjalani isolasi mandiri dan satu orang baru masuk.
Dua pasien yang diizinkan pulang tersebut setelah menjalani isolasi mandiri dinyatakan sembuh tersebut pada hari ke-11. Mereka diantar pulang ke tempat tinggal masing-masing.
Rumah isolasi mandiri yang memanfaatkan dua rumah dinas Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur itu dikhususkan untuk mereka terpapar COVID-19 tanpa gejala atau bergejala ringan serta masuk dalam kategori keluarga tidak mampu yang memang membutuhkan tempat untuk melakukan isolasi mandiri.
Selama menjalani isolasi, pasien dijamin makan tiga kali dan satu kali makanan ringan setiap hari. Mereka juga diberi kesempatan berada di halaman tempat isolasi untuk melakukan olahraga dan berjemur.
Layanan kesehatan ditangani tiga instansi yaitu Puskesmas Ketapang I, Dokkes Polri dan Poliklinik TNI. Mereka juga mendapat dua kali layanan psikologi atau konseling dari tim psikolog.
Selain ditangani penyakitnya, pasien juga ditangani secara psikologis. Fenomena yang terjadi, pasien juga membutuhkan pendampingan secara kejiwaan agar tetap bersemangat sehingga segera sembuh.
"Kemarin pasien dewasa itu takut kehilangan pekerjaan setelah isolasi mandiri ini, maka kemudian kami mediasi dengan tempat dia bekerja agar tetap dipekerjakan setelah selesai isolasi mandiri, dan kami bersyukur beliau tetap dipekerjakan," ucap Yephi.
Baca juga: Sudah tiga penderita COVID-19 di Kotim meninggal saat isolasi mandiri
Menurutnya, sebagian masyarakat salah pemahaman yaitu khawatir perlakuan di rumah isolasi ini sama isolasi seperti di ruang isolasi rumah sakit. Dia menegaskan, penderita COVID-19 yang memanfaatkan rumah isolasi mandiri terpadu akan dilayani dengan baik.
"Mereka kita layani maksimal agar penderita yang kemungkinan tidak parah agar tidak sampai parah sehingga bisa sembuh. Kita berusaha semaksimal mungkin membantu penderita COVID-19 agar cepat sembuh," tambah Yephi.
Yephi menambahkan, setiap penderita COVID-19 yang akan menjalani isolasi di rumah isolasi mandiri terpadu diwajibkan menandatangani persetujuan. Isolasi mandiri dilakukan atas kesadaran diri pasien, bukan karena paksaan.
"Kami bersyukur, pasien yang sudah sehat saat kami minta survei layanan di rumah isolasi mandiri terpadu sebagai bahan bagi kami untuk meningkatkan pelayanan dan mereka merasa puas," demikian Yephi.
Baca juga: Legislator Kotim ingatkan transparansi perubahan anggaran