Palangka Raya (ANTARA) - Pengasuh Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang Gus Abdul Latief Malik berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pondasi serta strategi dalam berdakwah.
"Hal yang utama berdakwah dalam ruang digital seperti media sosial, yakni mengajak dalam hal kebaikan," katanya saat menjadi narasumber Webinar Indonesia Makin Cakap Digital wilayah Kapuas, Kalimantan Tengah, Rabu.
Dijelaskannya dakwah itu yakni mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, mengilhami bukan menghakimi, beraksi bukan berdiam diri, serta memberi solusi.
Adapun sejumlah hal yang perlu dilakukan sebelum berdakwah adalah mengasah potensi, meningkatkan ilmu pengetahuan, memahami peta dan medan.
"Mengerti kekuatan maupun kelemahan objek dakwah," paparnya.
Dakwah dalam ruang digital bisa dilakukan melalui status media sosial, foto dan video, tautan, serta aplikasi lainnya yang tersedia.
Disampaikannya, menurut Habib Umar bin Hafidz dakwah itu mengajak orang yang lupa menjadi ingat dan mengajak orang yang jauh dari Allah menjadi dekat dengan-Nya.
Kemudian dapat dilakukan dengan cara beragam dan media berbeda, hingga memiliki tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan dilandasi niat lillahi ta'ala.
"Jadikan ruang digital atau media sosial sebagai ladang pahala dengan menyebarkan dakwah," ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, dalam berdakwah harus memahami etika maupun aturan dakwah secara sosial baik daring atau online, maupun luring atau offline. Dalam berdakwah, menurutnya tidak boleh adanya paksaan terhadap orang lain.
Untuk itu, ia pun mengingatkan berbagai pihak agar memaksimalkan ruang digital sebagai sarana berdakwah, namun dengan tetap berhati-hati dan memahami batasan-batasan yang ada.
Dalam webinar ini turut hadir narasumber lainnya, seperti seorang influencer Maharani Lulu membahas tentang keamanan digital, seorang tenaga pendidik Eva Riani membahas tentang etika digital, serta seorang pendakwah Ustaz Ghifari membahas tentang budaya digital.
"Hal yang utama berdakwah dalam ruang digital seperti media sosial, yakni mengajak dalam hal kebaikan," katanya saat menjadi narasumber Webinar Indonesia Makin Cakap Digital wilayah Kapuas, Kalimantan Tengah, Rabu.
Dijelaskannya dakwah itu yakni mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, mengilhami bukan menghakimi, beraksi bukan berdiam diri, serta memberi solusi.
Adapun sejumlah hal yang perlu dilakukan sebelum berdakwah adalah mengasah potensi, meningkatkan ilmu pengetahuan, memahami peta dan medan.
"Mengerti kekuatan maupun kelemahan objek dakwah," paparnya.
Dakwah dalam ruang digital bisa dilakukan melalui status media sosial, foto dan video, tautan, serta aplikasi lainnya yang tersedia.
Disampaikannya, menurut Habib Umar bin Hafidz dakwah itu mengajak orang yang lupa menjadi ingat dan mengajak orang yang jauh dari Allah menjadi dekat dengan-Nya.
Kemudian dapat dilakukan dengan cara beragam dan media berbeda, hingga memiliki tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan dilandasi niat lillahi ta'ala.
"Jadikan ruang digital atau media sosial sebagai ladang pahala dengan menyebarkan dakwah," ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, dalam berdakwah harus memahami etika maupun aturan dakwah secara sosial baik daring atau online, maupun luring atau offline. Dalam berdakwah, menurutnya tidak boleh adanya paksaan terhadap orang lain.
Untuk itu, ia pun mengingatkan berbagai pihak agar memaksimalkan ruang digital sebagai sarana berdakwah, namun dengan tetap berhati-hati dan memahami batasan-batasan yang ada.
Dalam webinar ini turut hadir narasumber lainnya, seperti seorang influencer Maharani Lulu membahas tentang keamanan digital, seorang tenaga pendidik Eva Riani membahas tentang etika digital, serta seorang pendakwah Ustaz Ghifari membahas tentang budaya digital.