Jaga kesehatan otak dengan mendengarkan musik

Jumat, 24 September 2021 13:54 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi di Universitas Airlangga, Dr. dr. Rita Vivera Pane., Sp.KFR(K) mengatakan mendengarkan musik bisa meningkatkan aktivitas kognitif pada otak yang pada gilirannya membantu agar otak tetap sehat.

"Pendekatan musik untuk kesehatan otak signifikan. Suara yang membuat rileks yakni berasal dari alam seperti kicau burung, angin, gemercik air, dan suara manusia yang indah," kata dia dalam sebuah webinar yang digelar Indonesia Neuroscience Institute, dikutip Kamis.

Baca juga: Ini pengaruh kopi pada volume otak

Menurut Rita, mendengar lagu atau lantunan ayat-ayat dalam Al Quran juga bisa membuat seseorang termasuk penyintas COVID-19 merasa tenang dan lebih mudah pulih.

Sebuah penelitian yang dia lakukan dengan 20 orang partisipan menunjukkan, penyintas yang mendengar dan melantunkan ayat Al Quran sebanyak satu juz per hari, di samping melakukan latihan pernapasan, lebih cepat pulih ketimbang mereka yang semata melakukan latihan pernapasan.

"Lagu atau bacaan Al Quran apabila dia menjadi happy, tenang, itulah yang lebih bermanfaat pada kesehatan otak kita, berpengaruh pada neurotransmitter di otak. Suara yang membuat kita jadi tenang, itulah yang membuat otak lebih sehat," tutur Rita.

Sejumlah studi juga menunjukkan mendengarkan musik dapat mengurangi kecemasan, tekanan darah dan rasa sakit, meningkatkan kualitas tidur, suasana hati, kewaspadaan mental, dan memori.

Di sisi lain, dalam upaya menjaga kesehatan otak, Anda juga perlu melakukan aktivitas fisik yang terukur dan terstruktur atau olahraga. Rita menyarankan olahraga dengan intensitas sedang 5-6 kali seminggu yakni aerobik, latihan kekuatan, fleksibilitas dan keseimbangan selama 30-40 menit per sesi.

"Olahraga intensitas sedang, dirilis neurotransmitter yang akan menyehatkan otak, aliran darah ke otak juga akan meningkat. 5-6 kali intensitas sedang, 30-40 menit dalam satu sesi terdiri dari aerobik, latihan kekuatan, fleksibilitas dan keseimbangan. Lakukan olahraga dengan bervariasi," demikian pesan Rita.

Baca juga: Kenali gejala cara pengobatan tumor otak

Baca juga: Kesehatan otak dan pencernaan anak saling mempengaruhi

Baca juga: Benarkah COVID-19 bisa sebabkan kerusakan otak?

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Manfaat jalan 7.000 langkah setiap hari bagi kesehatan mental

19 jam lalu

Ini syarat dan cara dapatkan BPJS kesehatan PBI gratis

17 December 2024 17:08 Wib

Dinkes Pulang Pisau perkuat layanan kesehatan di daerah darurat bencana

17 December 2024 13:00 Wib

Jumlah dokter di Kotim belum capai 50 persen dari kebutuhan

15 December 2024 21:01 Wib

Pemkab Kotim harap IDI tingkatkan profesionalisme pelayanan kesehatan

15 December 2024 17:07 Wib
Terpopuler

APBN 2025 terbanyak di Pusat, Teras Narang sebut kepala daerah dituntut inovatif

Kabar Daerah - 14 December 2024 18:23 Wib

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 16 jam lalu

DPUPR Perkim: Proyek peningkatan jalan lingkar timur berlanjut 2025

Kabar Daerah - 15 December 2024 6:52 Wib

DPRD Palangka Raya sepakat bahas raperda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan

Kabar Daerah - 17 December 2024 11:56 Wib