Nusa Dua (ANTARA) - Tim Indonesia mengamankan kemenangan perdana di hari kedua turnamen Indonesia Masters 2021 lewat torehan Jonatan Christie di nomor tunggal putra, mengalahkan Sitthikom Thammasin, Rabu.
Jonatan keluar dari drama rubber game dengan skor akhir 21-18, 20-22, 21-17 atas pebulu tangkis asal Thailand itu.
"Tadi pertandingan yang tidak mudah, awal masih banyak yang meleset. Kondisi teknis lapangan juga mempengaruhi, karena pas latihan dengan saat main ternyata berbeda," kata Jonatan soal pertandingannya di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Jonatan bersyukur bisa melewati laga ketat kontra Sitthikom dan ia memaklumi kondisi arena yang di luar dugaan, karena bukan bertanding di gedung olahraga permanen.
Selain itu, mesin pendingin udara yang sempat mati di tengah pertandingan juga mempengaruhi gaya permainannya.
"Saya juga baru tahu ternyata tadi ACnya mati, makanya pas bertanding kok rasanya cukup panas. Bola juga jadi agak berat. Untungnya tadi di gim terakhir suhunya kembali nyaman, mainnya juga kembali enak," kata Jonatan menceritakan.
Laganya melawan Sitthikom kali ini menjadi yang pertama kali dalam delapan tahun, dengan pertemuan terakhir mereka terjadi di tingkat junior tahun 2013 saat masih menduduki peringkat satu dunia tingkat junior.
Lepas dari tingkat junior, Sitthikom sempat absen dan tak memperkuat timnas Thailand sehingga Jonatan pun sulit untuk membedah kekuatan lawannya sebelum pertandingan.
"Saya ingat betul waktu ketemu terakhir dia masih jadi peringkat satu dunia, jadi cukup lama ga ketemu di lapangan. Tahun ini dia baru ikut lagi, sempat main di All England juga. Jadi jelas perbedaannya banyak dari yang dulu," Jonatan menceritakan.
Meski sukses lolos ke babak kedua urnamen Super 750 ini, namun peraih medali emas Asian Games 2018 ini mengaku masih melakukan banyak kesalahan sehingga harus terlibat rubber game.
"Kalau saya bisa lebih tenang, pakai pola permainan yang tepat, saya rasa tadi bisa menang straight games. Tapi karena terburu-buru ingin mematikan lawan malah jadi tidak tenang sendiri dan lakukan kesalahan," pungkasnya.
Jonatan keluar dari drama rubber game dengan skor akhir 21-18, 20-22, 21-17 atas pebulu tangkis asal Thailand itu.
"Tadi pertandingan yang tidak mudah, awal masih banyak yang meleset. Kondisi teknis lapangan juga mempengaruhi, karena pas latihan dengan saat main ternyata berbeda," kata Jonatan soal pertandingannya di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Jonatan bersyukur bisa melewati laga ketat kontra Sitthikom dan ia memaklumi kondisi arena yang di luar dugaan, karena bukan bertanding di gedung olahraga permanen.
Selain itu, mesin pendingin udara yang sempat mati di tengah pertandingan juga mempengaruhi gaya permainannya.
"Saya juga baru tahu ternyata tadi ACnya mati, makanya pas bertanding kok rasanya cukup panas. Bola juga jadi agak berat. Untungnya tadi di gim terakhir suhunya kembali nyaman, mainnya juga kembali enak," kata Jonatan menceritakan.
Laganya melawan Sitthikom kali ini menjadi yang pertama kali dalam delapan tahun, dengan pertemuan terakhir mereka terjadi di tingkat junior tahun 2013 saat masih menduduki peringkat satu dunia tingkat junior.
Lepas dari tingkat junior, Sitthikom sempat absen dan tak memperkuat timnas Thailand sehingga Jonatan pun sulit untuk membedah kekuatan lawannya sebelum pertandingan.
"Saya ingat betul waktu ketemu terakhir dia masih jadi peringkat satu dunia, jadi cukup lama ga ketemu di lapangan. Tahun ini dia baru ikut lagi, sempat main di All England juga. Jadi jelas perbedaannya banyak dari yang dulu," Jonatan menceritakan.
Meski sukses lolos ke babak kedua urnamen Super 750 ini, namun peraih medali emas Asian Games 2018 ini mengaku masih melakukan banyak kesalahan sehingga harus terlibat rubber game.
"Kalau saya bisa lebih tenang, pakai pola permainan yang tepat, saya rasa tadi bisa menang straight games. Tapi karena terburu-buru ingin mematikan lawan malah jadi tidak tenang sendiri dan lakukan kesalahan," pungkasnya.