Jakarta (ANTARA) - Platform aplikasi belajar OBAT Apps menawarkan solusi bagi kampus farmasi yang sedang melakukan go digital, terutama mengenai farmasi berbasis digital.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda (STIKSAM) menjadi akademi farmasi pertama di Samarinda yang menjalankan kerjasama dengan PT. OBAT Inovasi Indonesia untuk menjalankan shifting digital dan pembelajaran online.
"Kami memilih OBAT Apps dalam pembelajaran daring karena selaras dengan visi kampus kami, yakni inovatif dan berkemajuan," kata Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda (STIKSAM), apt. Supomo, M. Si dalam siaran pers pada Selasa.
Lebih lanjut, Supomo menerangkan bahwa OBAT Apps telah melakukan terobosan untuk memfasilitasi kekurangan dalam pembelajaran farmasi di Indonesia. Selain itu juga berperan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dan dosen farmasi dengan bantuan big data.
Baca juga: Mengenal kandungan bahan dalam obat batuk
Hingga saat ini, akses, metode maupun materi farmasi masih menjadi kendala pada tiap jenjang pendidikan. Kendala ini juga diutarakan oleh Giovani Ardicandra, mahasiswa semester 1 jenjang S1 STIKSAM ini menuturkan bahwa materi selama perkuliahan relatif sulit dipahami.
Hal senada juga disampaikan oleh Clara Ingkarista terkait pengalaman praktikum yang kurang greget.
Clara mengakui bahwa praktikum terasa sulit dijangkau dan dipahami karena video pembelajaran jarak jauh hanya bisa diakses sekali saja.
"Padahal kami berada di semester akhir perlu mengulang video bahan ajar untuk bisa memahami materi yang disampaikan," kata Clara yang merupakan mahasiswi semester 5 jenjang D3 STIKSAM tersebut.
Dengan kendala seperti yang dituturkan di atas, OBAT Apps hadir dengan sistem pembelajaran yang terintegrasi, sehingga mampu untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran dari hulu-hilir bagi mahasiswa maupun dosen, seperti akses jurnal, penyediaan narasumber untuk workshop, hibah penelitian, informasi magang dan lowongan kerja.
Pada kesempatan yang sama, Saiful Robbani, CMO PT OBAT Inovasi Indonesia mengatakan bahwa “Ketika sistem pembelajaran terintegrasi, potensi penelitian ataupun produk yang telah jadi lebih mudah untuk masuk ke dalam ekosistem farmasi. Pun dengan adanya kerjasama kampus ini ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh mahasiswa dengan memanfaatkan fitur OBAT Apps.”
STIKSAM mendukung penuh upaya go digital bagi kampus melalui subsidi untuk berlangganan OBAT Apps dengan harga yang terjangkau bagi mahasiswanya.
"Ke depannya dengan kerjasama ini diharapkan mampu meningkatkan softskill mahasiswa kami, terbukanya peluang kolaborasi dengan kampus lain yang telah tergabung dengan OBAT Apps, serta menjadi jembatan antara dosen dengan mahasiswa dengan cara melibatkan mahasiswa dalam program hibah penelitian,” ujar Sutomo.
Ia juga menambahkan jika program hibah penelitian yang ditawarkan oleh PT. OBAT Inovasi dapat mengakselerasi kampus dengan produk penelitian yang bisa dipasarkan dan dapat mengasah kemampuan meneliti para mahasiswa. Serta ke depannya program pertukaran mahasiswa dengan kampus luar bisa mengasah kompetisi mahasiswa.
Baca juga: Penjualan antibiotik tanpa resep jadi pemicu AMR
Baca juga: Joko Widodo teken Perpres Pelaksanaan Paten Obat Remdesivir
Baca juga: K-24 hadirkan layanan dokter dan pembelian obat terapi COVID-19 daring
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda (STIKSAM) menjadi akademi farmasi pertama di Samarinda yang menjalankan kerjasama dengan PT. OBAT Inovasi Indonesia untuk menjalankan shifting digital dan pembelajaran online.
"Kami memilih OBAT Apps dalam pembelajaran daring karena selaras dengan visi kampus kami, yakni inovatif dan berkemajuan," kata Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda (STIKSAM), apt. Supomo, M. Si dalam siaran pers pada Selasa.
Lebih lanjut, Supomo menerangkan bahwa OBAT Apps telah melakukan terobosan untuk memfasilitasi kekurangan dalam pembelajaran farmasi di Indonesia. Selain itu juga berperan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dan dosen farmasi dengan bantuan big data.
Baca juga: Mengenal kandungan bahan dalam obat batuk
Hingga saat ini, akses, metode maupun materi farmasi masih menjadi kendala pada tiap jenjang pendidikan. Kendala ini juga diutarakan oleh Giovani Ardicandra, mahasiswa semester 1 jenjang S1 STIKSAM ini menuturkan bahwa materi selama perkuliahan relatif sulit dipahami.
Hal senada juga disampaikan oleh Clara Ingkarista terkait pengalaman praktikum yang kurang greget.
Clara mengakui bahwa praktikum terasa sulit dijangkau dan dipahami karena video pembelajaran jarak jauh hanya bisa diakses sekali saja.
"Padahal kami berada di semester akhir perlu mengulang video bahan ajar untuk bisa memahami materi yang disampaikan," kata Clara yang merupakan mahasiswi semester 5 jenjang D3 STIKSAM tersebut.
Dengan kendala seperti yang dituturkan di atas, OBAT Apps hadir dengan sistem pembelajaran yang terintegrasi, sehingga mampu untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran dari hulu-hilir bagi mahasiswa maupun dosen, seperti akses jurnal, penyediaan narasumber untuk workshop, hibah penelitian, informasi magang dan lowongan kerja.
Pada kesempatan yang sama, Saiful Robbani, CMO PT OBAT Inovasi Indonesia mengatakan bahwa “Ketika sistem pembelajaran terintegrasi, potensi penelitian ataupun produk yang telah jadi lebih mudah untuk masuk ke dalam ekosistem farmasi. Pun dengan adanya kerjasama kampus ini ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh mahasiswa dengan memanfaatkan fitur OBAT Apps.”
STIKSAM mendukung penuh upaya go digital bagi kampus melalui subsidi untuk berlangganan OBAT Apps dengan harga yang terjangkau bagi mahasiswanya.
"Ke depannya dengan kerjasama ini diharapkan mampu meningkatkan softskill mahasiswa kami, terbukanya peluang kolaborasi dengan kampus lain yang telah tergabung dengan OBAT Apps, serta menjadi jembatan antara dosen dengan mahasiswa dengan cara melibatkan mahasiswa dalam program hibah penelitian,” ujar Sutomo.
Ia juga menambahkan jika program hibah penelitian yang ditawarkan oleh PT. OBAT Inovasi dapat mengakselerasi kampus dengan produk penelitian yang bisa dipasarkan dan dapat mengasah kemampuan meneliti para mahasiswa. Serta ke depannya program pertukaran mahasiswa dengan kampus luar bisa mengasah kompetisi mahasiswa.
Baca juga: Penjualan antibiotik tanpa resep jadi pemicu AMR
Baca juga: Joko Widodo teken Perpres Pelaksanaan Paten Obat Remdesivir
Baca juga: K-24 hadirkan layanan dokter dan pembelian obat terapi COVID-19 daring