Jakarta (ANTARA) - Festival Film Internasional Laut Merah (RSIFF) menggelar karpet merah dan pembukaan acara edisi perdana pada Senin malam (6/12) waktu setempat di Jeddah, Arab Saudi.
Mengutip Screen Daily pada Selasa, festival tersebut pertama kali diumumkan pada 2019 dan semula dijadwalkan meluncur pada Maret 2020 namun batal karena pandemi COVID-19 meski sebagian besar program RSIFF telah berjalan.
Gelaran tersebut juga datang setelah negara di Timur Tengah itu mencabut larangan pembukaan bioskop pada 2018. Kebijakan baru ini muncul usai sejumlah reformasi yang dilakukan Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada 2017.
“Ini adalah hari bersejarah di kerajaan,” kata direktur festival Mohammed Al Turki kepada AFP, dikutip Selasa.
Pembukaan Festival Film Internasional Laut Merah (RSIFF) itu dihadiri oleh para selebriti Arab Saudi dan akan digelar selama 10 hari ke depan.
Ilustrasi - Bioskop di Arab Saudi. (cc) (cc/)
Festival ini akan menampilkan 138 film panjang dan pendek yang berasal dari 67 negara dalam lebih dari 30 bahasa, termasuk film “The Alleys” karya sutradara Bassel Ghandour serta film non-Arab seperti “Cyrano” karya Joe Wright dari AS dan “83” karya Kabir Khan dari India.
Festival ini juga digelar untuk menghormati sutradara perempuan Saudi pertama Haifaa al-Mansour yang membuat film “Wadjda” (2012) dan berhasil memenangkan sejumlah penghargaan internasional untuk karya tersebut.
“Ini adalah titik balik, tapi kami masih menginginkan lebih,” kata aktris Saudi Elham Ali kepada AFP saat menghadiri karpet merah di festival film tersebut.
Sementara itu, sutradara Saudi Ahmed Al-Mulla mengatakan selama ini industri film banyak bergerilya dan bergerak secara bawah tanah sebelum bioskop dibuka kembali pada 2018.
“Tidak ada kemampuan untuk memfilmkan atau mendapatkan pembiayaan. Itu semua tergantung pada upaya individu,” kata sutradara yang telah menyelenggarakan Festival Film Saudi tahunan di kota timur Dammam sejak 2008 itu.
Menurut Al-Mulla, dunia film dan bioskop juga menyimpan “kekuatan lembut” yang dapat membuka jalan bagi keberhasilan perubahan sosial dan ekonomi yang sedang berlangsung di kerajaan Arab Saudi.
“Bioskop bukan hanya seni tetapi perlu ditransformasikan menjadi budaya di Arab Saudi,” katanya.
Gelaran Festival Film Internasional Laut Merah juga membidik industri film yang tengah berkembang untuk melakukan syuting dan menonton film di Arab Saudi.
Laporan perusahaan akuntansi multinasional PwC memperkirakan box office tahunan Arab Saudi bisa mencapai angka 950 juta dolar pada 2030. Diperkirakan sebanyak 40 juta populasi di Arab Saudi dapat menyerap pertumbuhan industri layar lebar hingga 2.600 bioskop.
Penerjemah: Rizka Khaerunnisa
Mengutip Screen Daily pada Selasa, festival tersebut pertama kali diumumkan pada 2019 dan semula dijadwalkan meluncur pada Maret 2020 namun batal karena pandemi COVID-19 meski sebagian besar program RSIFF telah berjalan.
Gelaran tersebut juga datang setelah negara di Timur Tengah itu mencabut larangan pembukaan bioskop pada 2018. Kebijakan baru ini muncul usai sejumlah reformasi yang dilakukan Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada 2017.
“Ini adalah hari bersejarah di kerajaan,” kata direktur festival Mohammed Al Turki kepada AFP, dikutip Selasa.
Pembukaan Festival Film Internasional Laut Merah (RSIFF) itu dihadiri oleh para selebriti Arab Saudi dan akan digelar selama 10 hari ke depan.
Festival ini akan menampilkan 138 film panjang dan pendek yang berasal dari 67 negara dalam lebih dari 30 bahasa, termasuk film “The Alleys” karya sutradara Bassel Ghandour serta film non-Arab seperti “Cyrano” karya Joe Wright dari AS dan “83” karya Kabir Khan dari India.
Festival ini juga digelar untuk menghormati sutradara perempuan Saudi pertama Haifaa al-Mansour yang membuat film “Wadjda” (2012) dan berhasil memenangkan sejumlah penghargaan internasional untuk karya tersebut.
“Ini adalah titik balik, tapi kami masih menginginkan lebih,” kata aktris Saudi Elham Ali kepada AFP saat menghadiri karpet merah di festival film tersebut.
Sementara itu, sutradara Saudi Ahmed Al-Mulla mengatakan selama ini industri film banyak bergerilya dan bergerak secara bawah tanah sebelum bioskop dibuka kembali pada 2018.
“Tidak ada kemampuan untuk memfilmkan atau mendapatkan pembiayaan. Itu semua tergantung pada upaya individu,” kata sutradara yang telah menyelenggarakan Festival Film Saudi tahunan di kota timur Dammam sejak 2008 itu.
Menurut Al-Mulla, dunia film dan bioskop juga menyimpan “kekuatan lembut” yang dapat membuka jalan bagi keberhasilan perubahan sosial dan ekonomi yang sedang berlangsung di kerajaan Arab Saudi.
“Bioskop bukan hanya seni tetapi perlu ditransformasikan menjadi budaya di Arab Saudi,” katanya.
Gelaran Festival Film Internasional Laut Merah juga membidik industri film yang tengah berkembang untuk melakukan syuting dan menonton film di Arab Saudi.
Laporan perusahaan akuntansi multinasional PwC memperkirakan box office tahunan Arab Saudi bisa mencapai angka 950 juta dolar pada 2030. Diperkirakan sebanyak 40 juta populasi di Arab Saudi dapat menyerap pertumbuhan industri layar lebar hingga 2.600 bioskop.
Penerjemah: Rizka Khaerunnisa