Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengapresiasi konsep awal dokumen produk strategis pertahanan negara yang dipaparkan oleh tim pokja workshop dokumen strategis pertahanan.
Tim pokja itu terdiri atas 40 perwira tinggi dari Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan Universitas Pertahanan (Unhan) di Kemhan, Jakarta, Senin (27/12).
Hal itu sebagai produk awal dari proses pembuatan dokumen strategis pertahanan Indonesia, yaitu doktrin pertahanan negara, strategi pertahanan negara, dan postur pertahanan negara.
"Konsep sudah dan masih butuh pertimbangan lagi, butuh pematangan, diperinci apa yang perlu dipertajam," kata Prabowo dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa.
Selanjutnya, konsep awal ini akan diperdalam oleh Kemhan dan tim pokja hingga menjadi dokumen strategis pertahanan negara sebagai buah dari sinergi antarpemangku kepentingan pertahanan di lingkungan TNI.
Prabowo pun berharap kelompok kerja gabungan seperti ini tetap ada ke depannya guna mempertahankan sinergitas yang sudah terbangun.
"Orang bisa diganti tetapi proyeksi kita tetap berjalan. Kita keluar dari pikiran lama bahwa dalam waktu 30 tahun sampai 40 tahun Indonesia tidak akan terjadi perang," kata mantan Danjen Kopassus ini.
Penyusunan dokumen strategis tersebut adalah upaya penyempurnaan cetak biru kekuatan pertahanan negara dalam rangka menyiapkan dan mengantisipasi semua bentuk ancaman dan kemungkinan terburuk.
Tim pokja itu terdiri atas 40 perwira tinggi dari Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan Universitas Pertahanan (Unhan) di Kemhan, Jakarta, Senin (27/12).
Hal itu sebagai produk awal dari proses pembuatan dokumen strategis pertahanan Indonesia, yaitu doktrin pertahanan negara, strategi pertahanan negara, dan postur pertahanan negara.
"Konsep sudah dan masih butuh pertimbangan lagi, butuh pematangan, diperinci apa yang perlu dipertajam," kata Prabowo dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa.
Selanjutnya, konsep awal ini akan diperdalam oleh Kemhan dan tim pokja hingga menjadi dokumen strategis pertahanan negara sebagai buah dari sinergi antarpemangku kepentingan pertahanan di lingkungan TNI.
Prabowo pun berharap kelompok kerja gabungan seperti ini tetap ada ke depannya guna mempertahankan sinergitas yang sudah terbangun.
"Orang bisa diganti tetapi proyeksi kita tetap berjalan. Kita keluar dari pikiran lama bahwa dalam waktu 30 tahun sampai 40 tahun Indonesia tidak akan terjadi perang," kata mantan Danjen Kopassus ini.
Penyusunan dokumen strategis tersebut adalah upaya penyempurnaan cetak biru kekuatan pertahanan negara dalam rangka menyiapkan dan mengantisipasi semua bentuk ancaman dan kemungkinan terburuk.