Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) setempat memperluas lokasi operasi pasar elpiji.
"Atas petunjuk dan arahan wali kota, dari jadwal 10 di kelurahan, akhirnya operasi pasar elpiji ini dilaksanakan di 12 kelurahan," kata Kepala Bidang Perdagangan, DPKUKMP Palangka Raya Hadriansyah di sela operasi pasar di Pasar Kahayan, Palangka Raya, Sabtu.
Ke-12 kelurahan yang menjadi lokasi operasi pasar elpiji ini adalah Kelurahan Palangka, Langkai, Pahandut Seberang, Sabaru, Tangkiling, Pager, Pahandut, Menteng, Bukit Tunggal, Kalampangan, Habaring Hurung dan Petuk Barunai.
"Operasi pasar ini dimulai 9 April hingga 26 April sesuai tempat dan waktu yang telah dijadwalkan," kata pria yang akrab disapa Ado itu.
Operasi elpiji itu dilakukan pada gas bersubsidi tiga kilogram seharga Rp22.000 atau sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). Kemudian elpiji 5,5 kilogram Rp95.000 per tabung dan elpiji 12 kilogram Rp200 ribu per tabung.
"Operasi pasar ini dilaksanakan sebagai bentuk layanan dan kehadiran pemerintah kota di tengah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan Ramadhan dan Lebaran. Dalam hal ini elpiji," katanya.
Operasi pasar ini terlaksana atas kerja sama antara Pemerintah Kota Palangka Raya, Pertamina dan Hiswanamigas.
Direktur PT Lumut Energi Utama Candy Hartono selaku agen elpiji di Palangka Raya mengatakan pihaknya selalu siap mendukung program pemerintah, termasuk pelaksanaan operasi pasar.
"Kami dapat jatah operasi pasar di dua lokasi. Masing-masing lokasi kami suplai 560 tabung gas tiga kilogram. Sementara untuk gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram menyesuaikan," katanya.
Di sisi lain, dia mengatakan pasokan elpiji baik subsidi maupun non subsidi masih lancar. Pertamina juga melakukan penambahan stok, sehingga dipastikan pasokan gas aman sampai Lebaran mendatang.
Pantauan di lapangan, warga antusias mengikuti program operasi pasar elpiji itu. Syarat bagi pembeli hanya wajib membawa tabung kosong. Namun, operasi pasar didominasi warga yang membawa gas bersubsidi.
Secara tertib, warga mengantre untuk mendapatkan giliran membeli gas yang harganya lebih murah dibanding di tingkat pengecer. Saat ini harga gas bersubsidi di tingkat pedagang telah mencapai Rp38.000 per tabung.
"Atas petunjuk dan arahan wali kota, dari jadwal 10 di kelurahan, akhirnya operasi pasar elpiji ini dilaksanakan di 12 kelurahan," kata Kepala Bidang Perdagangan, DPKUKMP Palangka Raya Hadriansyah di sela operasi pasar di Pasar Kahayan, Palangka Raya, Sabtu.
Ke-12 kelurahan yang menjadi lokasi operasi pasar elpiji ini adalah Kelurahan Palangka, Langkai, Pahandut Seberang, Sabaru, Tangkiling, Pager, Pahandut, Menteng, Bukit Tunggal, Kalampangan, Habaring Hurung dan Petuk Barunai.
"Operasi pasar ini dimulai 9 April hingga 26 April sesuai tempat dan waktu yang telah dijadwalkan," kata pria yang akrab disapa Ado itu.
Operasi elpiji itu dilakukan pada gas bersubsidi tiga kilogram seharga Rp22.000 atau sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). Kemudian elpiji 5,5 kilogram Rp95.000 per tabung dan elpiji 12 kilogram Rp200 ribu per tabung.
"Operasi pasar ini dilaksanakan sebagai bentuk layanan dan kehadiran pemerintah kota di tengah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan Ramadhan dan Lebaran. Dalam hal ini elpiji," katanya.
Operasi pasar ini terlaksana atas kerja sama antara Pemerintah Kota Palangka Raya, Pertamina dan Hiswanamigas.
Direktur PT Lumut Energi Utama Candy Hartono selaku agen elpiji di Palangka Raya mengatakan pihaknya selalu siap mendukung program pemerintah, termasuk pelaksanaan operasi pasar.
"Kami dapat jatah operasi pasar di dua lokasi. Masing-masing lokasi kami suplai 560 tabung gas tiga kilogram. Sementara untuk gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram menyesuaikan," katanya.
Di sisi lain, dia mengatakan pasokan elpiji baik subsidi maupun non subsidi masih lancar. Pertamina juga melakukan penambahan stok, sehingga dipastikan pasokan gas aman sampai Lebaran mendatang.
Pantauan di lapangan, warga antusias mengikuti program operasi pasar elpiji itu. Syarat bagi pembeli hanya wajib membawa tabung kosong. Namun, operasi pasar didominasi warga yang membawa gas bersubsidi.
Secara tertib, warga mengantre untuk mendapatkan giliran membeli gas yang harganya lebih murah dibanding di tingkat pengecer. Saat ini harga gas bersubsidi di tingkat pedagang telah mencapai Rp38.000 per tabung.