Kuala Kurun (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Yansiterson mengingatkan seluruh pihak di wilayah setempat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang bisa menyerang ternak.
“Wabah PMK telah menyerang ternak di beberapa daerah di wilayah Indonesia. Mengingat tingginya arus lalu lintas hewan dan produk hewan dari luar Kalteng, maka kita harus meningkatkan kewaspadaan,” ucapnya saat dihubungi dari Kuala Kurun, Jumat.
Peningkatan kewaspadaan dilakukan dengan melakukan pengawasan kesehatan hewan yakni sapi, kerbau, kambing, domba dan babi. Pencegahan dilakukan dengan memberikan pengobatan simtomatik pada ternak yang sakit dan terapi suportif untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak.
Menerapkan prinsip biosekuriti peternakan yakni melakukan isolasi terhadap hewan sakit atau diduga sakit, pembersihan dan desinfeksi, serta kontrol pergerakan hewan, produk hewan, orang dan barang dari kandang.
Kemudian pembatasan hewan rentan seperti sapi, kambing, domba, dan babi serta produk hewan masuk dan keluar dari dan menuju daerah wabah dengan tidak memperjualbelikan hewan sakit atau diduga sakit PMK.
Meningkatkan pengawasan dan pengendalian lalu lintas hewan dan produk hewan serta peralatan dan bahan yang terkontaminasi serta melakukan penolakan terhadap ternak dari daerah wabah. Memastikan pemotongan hewan berasal dari ternak sapi yang sehat dan tidak menunjukkan gejala klinis PMK.
Baca juga: Legislator Gunung Mas minta orang tua pastikan anak diimunisasi lengkap
Selanjutnya meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terkait ancaman PMK terhadap kesehatan ternak dan kerugian ekonomi masyarakat khususnya peternak. Caranya adalah melalui komunikasi informasi dan edukasi.
Yansiterson meminta kepada camat, kepala desa dan lurah di kabupaten bermoto ‘Habangkalan Penyang Karuhei Tatau’ agar mewaspadai wabah PMK dan mengawasi ternak milik warga di wilayah masing-masing.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Gunung Mas Letus Guntur melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Yuliana Elisabet mengatakan sejauh ini pihaknya belum mendapat laporan dari masyarakat terkait adanya hewan ternak yang terkena wabah PMK.
“Masyarakat kami minta segera melaporkan jika ada hewan ternak yang sakit. Nantinya kami akan segera memeriksa dan menangani hewan ternak yang sakit tadi,” demikian Yuliana Elisabet.
Baca juga: Legislator berharap masyarakat dukung Forum Kabupaten Gunung Mas Sehat
Baca juga: Bupati Gunung Mas beri penghargaan atas capaian vaksinasi COVID-19
Baca juga: Gelar Bupati Cup , Jaya berharap lahir pesepak bola unggul dari Gumas
“Wabah PMK telah menyerang ternak di beberapa daerah di wilayah Indonesia. Mengingat tingginya arus lalu lintas hewan dan produk hewan dari luar Kalteng, maka kita harus meningkatkan kewaspadaan,” ucapnya saat dihubungi dari Kuala Kurun, Jumat.
Peningkatan kewaspadaan dilakukan dengan melakukan pengawasan kesehatan hewan yakni sapi, kerbau, kambing, domba dan babi. Pencegahan dilakukan dengan memberikan pengobatan simtomatik pada ternak yang sakit dan terapi suportif untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak.
Menerapkan prinsip biosekuriti peternakan yakni melakukan isolasi terhadap hewan sakit atau diduga sakit, pembersihan dan desinfeksi, serta kontrol pergerakan hewan, produk hewan, orang dan barang dari kandang.
Kemudian pembatasan hewan rentan seperti sapi, kambing, domba, dan babi serta produk hewan masuk dan keluar dari dan menuju daerah wabah dengan tidak memperjualbelikan hewan sakit atau diduga sakit PMK.
Meningkatkan pengawasan dan pengendalian lalu lintas hewan dan produk hewan serta peralatan dan bahan yang terkontaminasi serta melakukan penolakan terhadap ternak dari daerah wabah. Memastikan pemotongan hewan berasal dari ternak sapi yang sehat dan tidak menunjukkan gejala klinis PMK.
Baca juga: Legislator Gunung Mas minta orang tua pastikan anak diimunisasi lengkap
Selanjutnya meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terkait ancaman PMK terhadap kesehatan ternak dan kerugian ekonomi masyarakat khususnya peternak. Caranya adalah melalui komunikasi informasi dan edukasi.
Yansiterson meminta kepada camat, kepala desa dan lurah di kabupaten bermoto ‘Habangkalan Penyang Karuhei Tatau’ agar mewaspadai wabah PMK dan mengawasi ternak milik warga di wilayah masing-masing.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Gunung Mas Letus Guntur melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Yuliana Elisabet mengatakan sejauh ini pihaknya belum mendapat laporan dari masyarakat terkait adanya hewan ternak yang terkena wabah PMK.
“Masyarakat kami minta segera melaporkan jika ada hewan ternak yang sakit. Nantinya kami akan segera memeriksa dan menangani hewan ternak yang sakit tadi,” demikian Yuliana Elisabet.
Baca juga: Legislator berharap masyarakat dukung Forum Kabupaten Gunung Mas Sehat
Baca juga: Bupati Gunung Mas beri penghargaan atas capaian vaksinasi COVID-19
Baca juga: Gelar Bupati Cup , Jaya berharap lahir pesepak bola unggul dari Gumas