Rumah Pengabdi Setan
Tanti menyarankan untuk datang bersama teman atau ramai-ramai jika ingin mengunjungi Rumah Pengabdi Setan.
"Jangan datang sendirian ke sini, apalagi yang penakut kayak saya. Asli serem banget sih di dalam tadi itu," kata dia.
Kamar 308
Walaupun diselimuti aura mistis yang menusuk kalbu, kamar 308 selalu dikunjungi turis lokal dan mancanegara.
Gua Miring
Objek wisata horor yang ketiga ialah Gua Mistis Gua Surnyagari Desa Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.
Beredar mitos di kalangan masyarakat, untuk wisatawan yang jomblo atau belum memiliki pacar yang sedang berada di objek wisata ini, dilarang menyentuh bagian tertentu dari Gua Sunyaragi.
Apabila disentuh bisa semakin menyebabkan sulit mendapatkan jodoh.
Objek wisata gua ini bangunan cagar budaya ini justru lebih mirip dengan candi yang disusun dari batu-batu karang.
Dibangun oleh cicit Sunan Gunung Jati sekitar abad ke-16, yaitu Pangeran Mas Zainul Arifin, dulunya kompleks goa dikelilingi danau penampungan air dan pohon Jati, namun saat ini danau sudah mengering.
Objek Wisata Gua Sunyaragi buka hingga pukul 16.00 WIB secara umum, namun juga terbuka 24 jam bagi mereka yang ingin bertawasul, atau menenangkan pikiran.
Untuk harga tiket masuk Gua Sunyaragi untuk umum adalah Rp15 ribu sedangkan untuk pelajar yaitu Rp10 ribu.
Objek wisata horor di Jawa Barat yang keempat ialah Gua Miring yang berada di area cagar alam Pangandaran, Kabupaten Pangandaran.
Keunikan di dalam gua ini yaitu terdapat sebuah batu yang menyerupai seperti pocong, kuntilanak serta batu tulang tengkorak.
Namun, tidak perlu takut, maksudnya bukan wujud hantu asli, melainkan sebuah stalaktit di Gua Parat yang menggantung di bagian atas dan tampak seperti hantu tersebut.
Gua miring merupakan goa tembusan, sering disebut miring karena untuk menembus gua ini pengunjung harus memiringkan badan.
Keunikan di dalam gua ini terdapat yaitu sebuah batu yang menyerupai seperti pocong, kuntilanak, batu angel atau batu bidari serta batu tulang tengkorak.
Jembatan Cirahong
Objek wisata horor yang kelima ialah Jembatan Cirahong yang terletak di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis.
Jembatan ini menyimpan sejumlah kisah mistis, salah satu kisah mistis yang cukup populer di Jembatan Cirahong adalah tentang sepasang pengantin yang dijadikan tumbal dengan cara dikubur hidup-hidup di beton penyangga jembatan.
Konon katanya pasangan pengantin itu diculik dan diikat, kemudian dilempar hidup hidup serta dikubur campuran beton.
Berdasarkan catatan Dinas Binamarga Provinsi Jawa Barat, jembatan Cirahong adalah jembatan kereta api yang terletak di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis.
Jembatan ini juga menghubungkan wilayah Desa Panyingkiran di Kabupaten Ciamis dengan Kecamatan Manonjaya di Kabupaten Tasikmalaya.
Selain itu, jembatan ini melintas di atas Sungai Citanduy yang merupakan perbatasan kedua kabupaten di Jawa Barat itu.
Jembatan Cirahong adalah jalur alternatif dari Tasikmalaya menuju Ciamis lewat Manonjaya dan sebaliknya.
Beralamat di Jalan Raya Cirahong, Margaluyu, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46197, Jembatan Cirahong memiliki bentang panjang total 202 meter dan berada di ketinggian 66 meter di atas Sungai Citanduy yang bermuara ke Laut Kidul dan ditopang penyangga beton setinggi 46 meter.
Jembatan dengan nomor registrasi BH 1290 ini berada di sebelah timur Stasiun Manonjaya yang berada di wilayah kerja PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung.
Dengan menggunakan konstruksi baja yang banyak dan cukup rapat, Cirahong satu-satunya jembatan kereta api peninggalan Belanda di Kabupaten Ciamis.*
Selain Jawa Barat, kini Provinsi Kalimantan Tengah juga terus berupaya menggali potensi wisata.
Kadislutkan Kalteng Darliansjah bersama lainnya saat berada di kawasan konservasi Gosong Senggora di Kotawaringin Barat, Senin, (30/5/2022). (ANTARA/HO-Dislutkan Kalteng)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menggagas pengembangan kegiatan ekowisata yang bersifat terintegrasi antar area, antar pemangku kepentingan dan kelompok masyarakat di antaranya di kawasan konservasi perairan wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat.
"Beberapa gagasan ini sangat penting sehingga dapat diperoleh manfaat yang lebih optimal dengan melibatkan berbagai pihak," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalteng Darliansjah dihubungi dari Palangka Raya, Selasa.
Hal itu ia sampaikan usai mengunjungi kawasan konservasi Gosong Senggora, Gosong Sepagar dan Gosong Baras Basah yang berada di Kotawaringin Barat. Kunjungan dilakukan bersama Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bali I Made Sudarsana dan Konsultan Wisata/Tenaga Ahli Wisata Bahari Bali I Ketut Sudiarta.
Darliansjah menjabarkan, beberapa gagasan yang dia sampaikan bertujuan agar tumbuh rasa kepemilikan dan tanggung jawab untuk mengelola serta memelihara sumber daya ini bersama-sama.
Hingga pada akhirnya diharapkan memberi banyak manfaat bagi banyak pihak, seperti tambahan penghasilan bagi pengelola dan masyarakat sekitar yang terlibat dalam memberikan jasa ekowisata.
Selain itu menjadi sektor usaha ramah lingkungan yang berperan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kalteng, hal ini juga selaras dengan arahan Gubernur Sugianto Sabran untuk terus memacu pendapatan daerah.
"Kemudian secara tidak langsung membentuk pola pikir masyarakat, dengan terjaganya kelestarian lingkungan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mereka," tuturnya.
Adapun kawasan konservasi perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang serta perairan sekitarnya di Kalteng ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 24/Kepmen-KP/2019.
Meskipun berstatus sebagai kawasan konservasi, terdapat beberapa zona dalam kawasan wilayah perairan ini yang dapat dimanfaatkan dan dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kawasan Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, dan Gosong Baras Basah memiliki banyak potensi untuk dijadikan wisata bahari, seperti memiliki pemandangan gosong pasir putih yang muncul di permukaan air laut.