Jakarta (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengapresiasi program pengembangan diaspora PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI usai pembukaan cabang di Amsterdam, Belanda.
Menurut Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade, BNI tergolong agresif karena langsung melakukan ekspansi setelah izin kantor jaringannya disetujui sehingga diyakini program diaspora BNI membuka jalan bagi produk Indonesia untuk go international, sekaligus menarik wisatawan Belanda lebih banyak berkunjung ke Indonesia.
"Kolaborasi diaspora Indonesia dengan BNI selaku perusahaan BUMN dalam meningkatkan produk-produk Indonesia untuk dijual ke pasar internasional harus kita dukung penuh dan apresiasi," kata Andre dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Adapun perseroan membantu pengembangan Restoran Padang Bernama Warung Makan Lapek yang dikelola oleh Uni Suprapti Tanjung asli Nareh Pasir Baru Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Uni Suprapti telah menjadi nasabah melalui program pengembangan diaspora BNI.
Andre mengatakan Uni Suprapti sudah tinggal di Belanda selama 20 tahun dan telah merintis usaha kuliner ini selama 10 tahun. Pelaku UMKM ini baru dua tahun tujuh bulan akhirnya membuka restoran dan telah berhasil meraup omzet 60.000 euro per bulan.
"Saat saya berbincang dengan beliau, kini Uni Suprapti berencana mengembangkan Restoran baru yang lebih luas dengan dukungan program Pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN dengan Program BNI Diaspora Go Global. Ini harus kita apresiasi dan kita dukung," tuturnya.
Dalam kesempatan terpisah, General Manager BNI London Roekma Hari Adji mengatakan Uni Suprapti merupakan salah satu debitur BNI yang cukup sukses dalam menunjukkan eksistensi budaya dan bisnis lokal Indonesia di luar negeri.
“Sebagai bank global asal Indonesia, kami secara langsung mengemban tugas untuk membantu pengembangan bisnis para diaspora di Belanda termasuk bisnis kuliner Restoran Padang milik Uni Suprapti,” ujar Pria yang akrab disapa Adji ini.
Adji menyampaikan BNI adalah bank asal Indonesia yang memiliki jaringan luar negeri terluas, yakni berada di enam negara seperti Singapura, Hong Kong, Tokyo, London, New York, dan Seoul, ditambah dengan jaringan BNI di Amsterdam.
Potensi diaspora diperkirakan mencapai 600 ribu orang dan khusus untuk Belanda, diperkirakan kini tercatat ada sekitar 1,7 juta orang. Populasi ini merupakan potensi yang luar biasa bagi Indonesia karena bisa menjadi sumber kekuatan untuk perekonomian, antara lain dari besarnya dana remitansi yang dikirim ke Indonesia.
"Belanda sendiri memiliki daya tarik dan potensi bisnis yang sangat besar, ini yang menjadi latar belakang BNI menambah jaringan luar negeri di negara-negara potensial yang mana Amsterdam merupakan salah satu pusat ekonomi Eropa dan jalur perdagangan internasional,” tambahnya.
Sebelumnya, BNI juga memindahkan kantor cabang di Tokyo ke distrik bisnis atau business district di Nurihiko Building South Tower Tokyo, yang diresmikan pada hari ini melalui penandatangan prasasti untuk ekspansi pasar Jepang.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan Jepang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia dengan hubungan bilateral sejak tahun 1958. Pada 1959, BNI hadir di Tokyo sebagai representative office yang kemudian pada 1968 ditingkatkan menjadi kantor cabang agar dapat melayani berbagai jasa serta produk perbankan.
“Kami terus berupaya memperkuat kinerja bisnis luar negeri serta meningkatkan layanan kepada nasabah setempat, termasuk diaspora, salah satunya dengan merelokasi kantor BNI Tokyo ke lokasi yang lebih strategis, mudah diakses, dan berada di business district," ujar Royke dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, BNI Tokyo memiliki peran sebagai jembatan antara Indonesia dan Jepang, seperti tercermin dari perannya sebagai penghubung atau liason, khususnya bagi berbagai perusahaan Jepang termasuk berskala kecil-menengah yang berinvestasi di tanah air.
Kantor baru BNI Tokyo memiliki ruangan yang lebih luas dibandingkan kantor sebelumnya dengan fasilitas yang lebih lengkap, seperti ruang rapat yang dapat digunakan untuk melayani kebutuhan perusahaan Jepang saat melakukan pertemuan bisnis dengan perusahaan Indonesia.
Selain itu, BNI Tokyo menyediakan tempat untuk mempromosikan berbagai produk unggulan UMKM Indonesia sekaligus memfasilitasi temu bisnis alias business matching antara pembeli dari Jepang dengan penjual dari tanah air.
“Untuk menekan biaya logistik dan membuat produk UMKM lebih kompetitif, kami juga telah bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) menyiapkan sentra distribusi yang menggunakan strategi dropship yang dinilai efektif untuk UMKM,” ungkap dia.
Menurut Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade, BNI tergolong agresif karena langsung melakukan ekspansi setelah izin kantor jaringannya disetujui sehingga diyakini program diaspora BNI membuka jalan bagi produk Indonesia untuk go international, sekaligus menarik wisatawan Belanda lebih banyak berkunjung ke Indonesia.
"Kolaborasi diaspora Indonesia dengan BNI selaku perusahaan BUMN dalam meningkatkan produk-produk Indonesia untuk dijual ke pasar internasional harus kita dukung penuh dan apresiasi," kata Andre dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Adapun perseroan membantu pengembangan Restoran Padang Bernama Warung Makan Lapek yang dikelola oleh Uni Suprapti Tanjung asli Nareh Pasir Baru Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Uni Suprapti telah menjadi nasabah melalui program pengembangan diaspora BNI.
Andre mengatakan Uni Suprapti sudah tinggal di Belanda selama 20 tahun dan telah merintis usaha kuliner ini selama 10 tahun. Pelaku UMKM ini baru dua tahun tujuh bulan akhirnya membuka restoran dan telah berhasil meraup omzet 60.000 euro per bulan.
"Saat saya berbincang dengan beliau, kini Uni Suprapti berencana mengembangkan Restoran baru yang lebih luas dengan dukungan program Pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN dengan Program BNI Diaspora Go Global. Ini harus kita apresiasi dan kita dukung," tuturnya.
Dalam kesempatan terpisah, General Manager BNI London Roekma Hari Adji mengatakan Uni Suprapti merupakan salah satu debitur BNI yang cukup sukses dalam menunjukkan eksistensi budaya dan bisnis lokal Indonesia di luar negeri.
“Sebagai bank global asal Indonesia, kami secara langsung mengemban tugas untuk membantu pengembangan bisnis para diaspora di Belanda termasuk bisnis kuliner Restoran Padang milik Uni Suprapti,” ujar Pria yang akrab disapa Adji ini.
Adji menyampaikan BNI adalah bank asal Indonesia yang memiliki jaringan luar negeri terluas, yakni berada di enam negara seperti Singapura, Hong Kong, Tokyo, London, New York, dan Seoul, ditambah dengan jaringan BNI di Amsterdam.
Potensi diaspora diperkirakan mencapai 600 ribu orang dan khusus untuk Belanda, diperkirakan kini tercatat ada sekitar 1,7 juta orang. Populasi ini merupakan potensi yang luar biasa bagi Indonesia karena bisa menjadi sumber kekuatan untuk perekonomian, antara lain dari besarnya dana remitansi yang dikirim ke Indonesia.
"Belanda sendiri memiliki daya tarik dan potensi bisnis yang sangat besar, ini yang menjadi latar belakang BNI menambah jaringan luar negeri di negara-negara potensial yang mana Amsterdam merupakan salah satu pusat ekonomi Eropa dan jalur perdagangan internasional,” tambahnya.
Sebelumnya, BNI juga memindahkan kantor cabang di Tokyo ke distrik bisnis atau business district di Nurihiko Building South Tower Tokyo, yang diresmikan pada hari ini melalui penandatangan prasasti untuk ekspansi pasar Jepang.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan Jepang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia dengan hubungan bilateral sejak tahun 1958. Pada 1959, BNI hadir di Tokyo sebagai representative office yang kemudian pada 1968 ditingkatkan menjadi kantor cabang agar dapat melayani berbagai jasa serta produk perbankan.
“Kami terus berupaya memperkuat kinerja bisnis luar negeri serta meningkatkan layanan kepada nasabah setempat, termasuk diaspora, salah satunya dengan merelokasi kantor BNI Tokyo ke lokasi yang lebih strategis, mudah diakses, dan berada di business district," ujar Royke dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, BNI Tokyo memiliki peran sebagai jembatan antara Indonesia dan Jepang, seperti tercermin dari perannya sebagai penghubung atau liason, khususnya bagi berbagai perusahaan Jepang termasuk berskala kecil-menengah yang berinvestasi di tanah air.
Kantor baru BNI Tokyo memiliki ruangan yang lebih luas dibandingkan kantor sebelumnya dengan fasilitas yang lebih lengkap, seperti ruang rapat yang dapat digunakan untuk melayani kebutuhan perusahaan Jepang saat melakukan pertemuan bisnis dengan perusahaan Indonesia.
Selain itu, BNI Tokyo menyediakan tempat untuk mempromosikan berbagai produk unggulan UMKM Indonesia sekaligus memfasilitasi temu bisnis alias business matching antara pembeli dari Jepang dengan penjual dari tanah air.
“Untuk menekan biaya logistik dan membuat produk UMKM lebih kompetitif, kami juga telah bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) menyiapkan sentra distribusi yang menggunakan strategi dropship yang dinilai efektif untuk UMKM,” ungkap dia.