Buntok (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Selatan, Kalimantan Tengah bersama tim gabungan mengadakan simulasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah setempat.
Sekda Barito Selatan Edy Purwanto mengatakan, simulasi ini dilaksanakan untuk melihat sejauh mana kesiapan sarana prasarana, serta sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.
"Simulasi ini dilaksanakan sebagai latihan untuk tim terutama bagi mereka yang baru bergabung," katanya usai memimpin apel dan simulasi pemadaman karhutla yang berlangsung di bumi perkemahan Lalemu Lewas, Desa Sababilah, Rabu.
Dia memaparkan, dalam memadamkan api, ada sejumlah langkah-langkah dan standar operasional prosedur (SOP) yang harus dilakukan oleh anggota tim gabungan.
Adapun setelah dilakukan pemantauan, jumlah sarana prasarana dalam penanggulangan karhutla, baik dari bantuan kementerian, pemerintah provinsi dan pengadaan di daerah, sudah memadai dan telah memenuhi standar. Demikian halnya dengan jumlah personel, juga sudah bertambah.
Ia berharap, dengan adanya kegiatan yang dilaksanakan tersebut, tim gabungan sudah siap dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan yang biasanya terjadi pada musim kemarau.
Sebab kata dia, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam waktu dekat ini, wilayah Barito Selatan sudah memasuki musim kemarau.
"Kita berharap wilayah Barito Selatan pada tahun 2022 ini terbebas dari kebakaran hutan dan lahan," ucapnya yang pernah menjadi Kepala Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran itu.
Untuk itu, dia mengharapkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat di kabupaten berjuluk Dahani Dahanai Tuntung Tulus ini supaya bersama-sama menjaga agar tidak terjadi karhutla.
Menurutnya kebakaran hutan dan lahan bukan hanya terjadi lantaran faktor kondisi alam saja, tetapi juga disebabkan faktor yang dipicu oleh manusia.
"Kita mengimbau kepada masyarakat khususnya di Barito Selatan agar dalam membuka lahan jangan dengan sistem bakar," harapnya.
Selain itu ia juga mengimbau kepada personel tim gabungan supaya mengutamakan keselamatan diri sendiri terlebih dahulu dalam memadamkan api apabila terjadi karhutla.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Barito Selatan, Alip Suraya menambahkan, tim gabungan yang mengikuti simulasi penanggulangan bencana karhutla ini terdiri dari sembilan instansi, baik vertikal maupun daerah.
Ia menerangkan, ada beberapa simulasi penanggulangan karhutla yang dilakukan dalam kegiatan ini dan simulasi dilakukan guna meningkatkan kesiapsiagaan.
"Kita juga berharap kedepannya karhutla di Barito Selatan ini bisa diminimalisir dan bahkan tidak terjadi lagi," demikian Alip.
Sekda Barito Selatan Edy Purwanto mengatakan, simulasi ini dilaksanakan untuk melihat sejauh mana kesiapan sarana prasarana, serta sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.
"Simulasi ini dilaksanakan sebagai latihan untuk tim terutama bagi mereka yang baru bergabung," katanya usai memimpin apel dan simulasi pemadaman karhutla yang berlangsung di bumi perkemahan Lalemu Lewas, Desa Sababilah, Rabu.
Dia memaparkan, dalam memadamkan api, ada sejumlah langkah-langkah dan standar operasional prosedur (SOP) yang harus dilakukan oleh anggota tim gabungan.
Adapun setelah dilakukan pemantauan, jumlah sarana prasarana dalam penanggulangan karhutla, baik dari bantuan kementerian, pemerintah provinsi dan pengadaan di daerah, sudah memadai dan telah memenuhi standar. Demikian halnya dengan jumlah personel, juga sudah bertambah.
Ia berharap, dengan adanya kegiatan yang dilaksanakan tersebut, tim gabungan sudah siap dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan yang biasanya terjadi pada musim kemarau.
Sebab kata dia, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam waktu dekat ini, wilayah Barito Selatan sudah memasuki musim kemarau.
"Kita berharap wilayah Barito Selatan pada tahun 2022 ini terbebas dari kebakaran hutan dan lahan," ucapnya yang pernah menjadi Kepala Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran itu.
Untuk itu, dia mengharapkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat di kabupaten berjuluk Dahani Dahanai Tuntung Tulus ini supaya bersama-sama menjaga agar tidak terjadi karhutla.
Menurutnya kebakaran hutan dan lahan bukan hanya terjadi lantaran faktor kondisi alam saja, tetapi juga disebabkan faktor yang dipicu oleh manusia.
"Kita mengimbau kepada masyarakat khususnya di Barito Selatan agar dalam membuka lahan jangan dengan sistem bakar," harapnya.
Selain itu ia juga mengimbau kepada personel tim gabungan supaya mengutamakan keselamatan diri sendiri terlebih dahulu dalam memadamkan api apabila terjadi karhutla.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Barito Selatan, Alip Suraya menambahkan, tim gabungan yang mengikuti simulasi penanggulangan bencana karhutla ini terdiri dari sembilan instansi, baik vertikal maupun daerah.
Ia menerangkan, ada beberapa simulasi penanggulangan karhutla yang dilakukan dalam kegiatan ini dan simulasi dilakukan guna meningkatkan kesiapsiagaan.
"Kita juga berharap kedepannya karhutla di Barito Selatan ini bisa diminimalisir dan bahkan tidak terjadi lagi," demikian Alip.