Kasongan (ANTARA) - Bupati Katingan Kalimantan Tengah melalui Sekretaris Daerah Pransang mengatakan pemerintah daerah setempat sedang fokus melaksanakan rencana aksi pangan dan gizi (RAD-PG) 2022 sebagai upaya menurunkan angka stunting.
"Salah satu agenda dalam RAD-PG Katingan 2022 adalah pelatihan peningkatan kapasitas kader pembangunan," kata Pransang di Kasongan, Selasa.
Hal itu disampaikannya saat membacakan pidato tertulis Bupati Sakariyas pada kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Pembangunan Dalam Upaya Pencegahan dan Penanganan Stunting di Kabupaten Katingan 2022 di aula Dinas PMD setempat.
Menurutnya RAD-PG 2022 dilaksanakan dalam rangka percepatan perbaikan gizi masyarakat. Hal itu sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang Fokus pada 1000 atau Seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Dia menjelaskan, status gizi dan kesehatan ibu dan anak pada masa prahamil, kehamilan dan menyusui merupakan penentu kualitas sumber daya manusia. Periode tersebut dikenal dengan 1000 atau Seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Periode tersebut menjadi periode yang sensitif terhadap perkembangan bayi. Jika tidak ditangani dengan baik sebagaimanamestinya maka akan berakibat kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi.
"Gerakan ini upaya bersama pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi dengan sasaran yang ingin dicapai pada akhir tahun 2025," ucapnya.
Baca juga: Bupati Katingan soroti penggunaan kendaraan dinas
Sasaran tersebut diantaranya menurunnya proporsi anak balita yang stunting sebesar 40 persen, menurunnya proporsi anak balita yang menderita kurus (wasting) kurang dari 5 persen. Kemudian menurunnya anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30 persen.
Selanjutnya tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih, menurunnya proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak 50 persen dan meningkatnya persentase ibu yang memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan paling kurang 50 persen.
Orang nomor satu di Sekretariat Daerah Katingan itu mengimbau agar upaya-upaya perbaikan gizi di sektor kesehatan selalu didukung oleh sektor non kesehatan termasuk upaya perbaikan 1000 HPK. Untuk itu harus dilakukan pendekatan terhadap keluarga-keluarga yang tidak mampu.
Pendekatan yang dilakukan melalui proses pembelajaran yang berkesinambungan. Diawali dengan mengidentifikasi masalah di tingkat rumah tangga. Lalu merumuskan alternatif pemecahan bersama.
Kemudian menetapkan dan melaksanakan kegiatan serta pemantauan evaluasi. Nantinya pendekatan-pendekatan tersebut akan didampingi atau difasilitasi oleh pendamping maupun fasilitator yang berasal dari kader maupun tenaga kesehatan.
Harapannya strategi pelayanan terintegrasi antar upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) menjadi ujung tombak menurunkan angka stunting di Katingan.
"Saya percaya dengan upaya yang maksimal dan sungguh-sungguh serta dengan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita akan mampu mencapai hasil yang lebih baik di masa depan mewujudkan masyarakat Katingan yang sehat, berprestasi, produktif menuju Katingan Bermartabat," demikian Pransang.
Baca juga: Bupati lantik Robertus Pamuryanto sebagai Kepala DP3APPKB Katingan
Baca juga: Pemkab Katingan kembali bangun patung pahlawan nasional Tjilik Riwut
Baca juga: Pemkab Katingan dirikan BLK untuk hasilkan tenaga kerja berkualitas
"Salah satu agenda dalam RAD-PG Katingan 2022 adalah pelatihan peningkatan kapasitas kader pembangunan," kata Pransang di Kasongan, Selasa.
Hal itu disampaikannya saat membacakan pidato tertulis Bupati Sakariyas pada kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Pembangunan Dalam Upaya Pencegahan dan Penanganan Stunting di Kabupaten Katingan 2022 di aula Dinas PMD setempat.
Menurutnya RAD-PG 2022 dilaksanakan dalam rangka percepatan perbaikan gizi masyarakat. Hal itu sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang Fokus pada 1000 atau Seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Dia menjelaskan, status gizi dan kesehatan ibu dan anak pada masa prahamil, kehamilan dan menyusui merupakan penentu kualitas sumber daya manusia. Periode tersebut dikenal dengan 1000 atau Seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Periode tersebut menjadi periode yang sensitif terhadap perkembangan bayi. Jika tidak ditangani dengan baik sebagaimanamestinya maka akan berakibat kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi.
"Gerakan ini upaya bersama pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi dengan sasaran yang ingin dicapai pada akhir tahun 2025," ucapnya.
Baca juga: Bupati Katingan soroti penggunaan kendaraan dinas
Sasaran tersebut diantaranya menurunnya proporsi anak balita yang stunting sebesar 40 persen, menurunnya proporsi anak balita yang menderita kurus (wasting) kurang dari 5 persen. Kemudian menurunnya anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30 persen.
Selanjutnya tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih, menurunnya proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak 50 persen dan meningkatnya persentase ibu yang memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan paling kurang 50 persen.
Orang nomor satu di Sekretariat Daerah Katingan itu mengimbau agar upaya-upaya perbaikan gizi di sektor kesehatan selalu didukung oleh sektor non kesehatan termasuk upaya perbaikan 1000 HPK. Untuk itu harus dilakukan pendekatan terhadap keluarga-keluarga yang tidak mampu.
Pendekatan yang dilakukan melalui proses pembelajaran yang berkesinambungan. Diawali dengan mengidentifikasi masalah di tingkat rumah tangga. Lalu merumuskan alternatif pemecahan bersama.
Kemudian menetapkan dan melaksanakan kegiatan serta pemantauan evaluasi. Nantinya pendekatan-pendekatan tersebut akan didampingi atau difasilitasi oleh pendamping maupun fasilitator yang berasal dari kader maupun tenaga kesehatan.
Harapannya strategi pelayanan terintegrasi antar upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) menjadi ujung tombak menurunkan angka stunting di Katingan.
"Saya percaya dengan upaya yang maksimal dan sungguh-sungguh serta dengan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita akan mampu mencapai hasil yang lebih baik di masa depan mewujudkan masyarakat Katingan yang sehat, berprestasi, produktif menuju Katingan Bermartabat," demikian Pransang.
Baca juga: Bupati lantik Robertus Pamuryanto sebagai Kepala DP3APPKB Katingan
Baca juga: Pemkab Katingan kembali bangun patung pahlawan nasional Tjilik Riwut
Baca juga: Pemkab Katingan dirikan BLK untuk hasilkan tenaga kerja berkualitas