Jakarta (ANTARA) - Grup musik pop kontemporer asal Tanah Air, Lightcraft, merayakan usia belianya yang ke-16 dengan merilis album "Hope + Love".
Album “Hope + Love” menjadi satu kumpulan lagu yang menandakan permulaan sebuah era baru bagi kwartet itu serta menggambarkan puncak dari rasa percaya mereka akan kekuatan harapan dan cinta.
"Lewat ‘Hope + Love’, kami ingin berbagi apa yang kami rasa sekaligus mengingatkan pentingnya untuk percaya akan sebuah harapan untuk hari esok yang lebih baik dan terus mencintai satu sama lain. Melihat keadaan dunia saat ini, rasanya harapan dan cinta adalah dua hal yang paling dibutuhkan saat ini,” ujar vokalis dan penulis lagu Imam Surataruna dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta pada Jumat.
Lahirnya “Hope + Love” diawali dengan dirilisnya lima single yaitu “Life”, “Don’t Fight This Feeling” (yang diproduseri oleh Petra Sihombing), “Dream Dancer”, “Feathers” (yang menampilkan rapper Pretty Rico), dan “Forever”.
Terdapat juga tujuh lagu baru seperti lagu cinta nan elok “True (You)”, single terbaru “Permanence”, “If Ever” yang melankolis, “Like a Fire”, “Carry Your Heart” yang menampilkan produser asal Singapura DSML, “This Day & Age” yang menghadirkan Natasha Udu (Lomba Sihir), dan lagu akustik penutup “This Life”.
Sebagai sajian utama, "Permanence" dihadirkan sebagai bentuk evolusi musik Lightcraft menonjolkan suasana pop modern dengan alunan synth berpadu dengan melodi vokal yang catchy.
“Permanence” menceritakan tentang seberapa pentingnya hal-hal sekecil apapun yang dapat membawa kebahagiaan di dalam hidup yang sering luput dari pandangan banyak orang.
Dengan sedikit perubahan persepsi kepada hal-hal tersebut rupanya dapat memberikan rasa apresiasi yang lebih terhadap kehidupan.
Suasana era 80-an dibawa dalam karya- karya musik di "Hope + Love" terdengar dari pola drums yang eksplosif, riff-riff gitar,serta keyboard yang ciamik.
Lightcraft dibantu banyak musisi kawakan Tanah Air dalam proses produksi dan mixing album keempat mereka kali ini.
Seperti Wisnu Ikhsantama Wicaksana (.Feast, Hindia, Lomba Sihir, Reality Club), Iqbal MSSVKNTRL (Prince Husein), Petra Sihombing, dan DSML.
Sedangkan untuk urusan mastering ditangani oleh mastering engineer asal Jerman Marcel James. Tak lupa ada Meidina Rizki sebagai creative director bertanggung jawab penuh dalam pengerjaan desain dan artwork album.
“Lahir dari masa pandemi yang tak menentu, harapan kami adalah agar ‘Hope + Love’ dapat memberikan cahaya positif bagi para pendengar, membuat mereka tersenyum lebar dan merasa lebih bahagia dalam hidup. Sebuah proses yang penuh tantangan, tapi kami cukup puas dan senang telah berhasil melaluinya dengan selamat. Semoga album ini dapat dinikmati oleh semua orang sebagaimana kami menikmati proses pembuatannya,” ujar gitaris Fari Febrian.
Album terbaru Lightcraft "Hope + Love" telah bisa dinikmati di berbagai digital streaming platform yang tersedia di Indonesia.
Sementara untuk perilisan video musiknya direncanakan rampung pada Agustus 2022.
Album “Hope + Love” menjadi satu kumpulan lagu yang menandakan permulaan sebuah era baru bagi kwartet itu serta menggambarkan puncak dari rasa percaya mereka akan kekuatan harapan dan cinta.
"Lewat ‘Hope + Love’, kami ingin berbagi apa yang kami rasa sekaligus mengingatkan pentingnya untuk percaya akan sebuah harapan untuk hari esok yang lebih baik dan terus mencintai satu sama lain. Melihat keadaan dunia saat ini, rasanya harapan dan cinta adalah dua hal yang paling dibutuhkan saat ini,” ujar vokalis dan penulis lagu Imam Surataruna dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta pada Jumat.
Lahirnya “Hope + Love” diawali dengan dirilisnya lima single yaitu “Life”, “Don’t Fight This Feeling” (yang diproduseri oleh Petra Sihombing), “Dream Dancer”, “Feathers” (yang menampilkan rapper Pretty Rico), dan “Forever”.
Terdapat juga tujuh lagu baru seperti lagu cinta nan elok “True (You)”, single terbaru “Permanence”, “If Ever” yang melankolis, “Like a Fire”, “Carry Your Heart” yang menampilkan produser asal Singapura DSML, “This Day & Age” yang menghadirkan Natasha Udu (Lomba Sihir), dan lagu akustik penutup “This Life”.
Sebagai sajian utama, "Permanence" dihadirkan sebagai bentuk evolusi musik Lightcraft menonjolkan suasana pop modern dengan alunan synth berpadu dengan melodi vokal yang catchy.
“Permanence” menceritakan tentang seberapa pentingnya hal-hal sekecil apapun yang dapat membawa kebahagiaan di dalam hidup yang sering luput dari pandangan banyak orang.
Dengan sedikit perubahan persepsi kepada hal-hal tersebut rupanya dapat memberikan rasa apresiasi yang lebih terhadap kehidupan.
Suasana era 80-an dibawa dalam karya- karya musik di "Hope + Love" terdengar dari pola drums yang eksplosif, riff-riff gitar,serta keyboard yang ciamik.
Lightcraft dibantu banyak musisi kawakan Tanah Air dalam proses produksi dan mixing album keempat mereka kali ini.
Seperti Wisnu Ikhsantama Wicaksana (.Feast, Hindia, Lomba Sihir, Reality Club), Iqbal MSSVKNTRL (Prince Husein), Petra Sihombing, dan DSML.
Sedangkan untuk urusan mastering ditangani oleh mastering engineer asal Jerman Marcel James. Tak lupa ada Meidina Rizki sebagai creative director bertanggung jawab penuh dalam pengerjaan desain dan artwork album.
“Lahir dari masa pandemi yang tak menentu, harapan kami adalah agar ‘Hope + Love’ dapat memberikan cahaya positif bagi para pendengar, membuat mereka tersenyum lebar dan merasa lebih bahagia dalam hidup. Sebuah proses yang penuh tantangan, tapi kami cukup puas dan senang telah berhasil melaluinya dengan selamat. Semoga album ini dapat dinikmati oleh semua orang sebagaimana kami menikmati proses pembuatannya,” ujar gitaris Fari Febrian.
Album terbaru Lightcraft "Hope + Love" telah bisa dinikmati di berbagai digital streaming platform yang tersedia di Indonesia.
Sementara untuk perilisan video musiknya direncanakan rampung pada Agustus 2022.