Jakarta (ANTARA) - Sadio Mane dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Afrika pada Kamis waktu setempat setelah satu musim dia menciptakan gol penentu kemenangan dari tendangan penalti yang membawa Senegal menjuarai Piala Afrika pertamanya dan mengulangi prestasi itu ketika mengamankan tiket putaran final Piala Dunia 2022.
Mane mengungguli penyerang timnas Mesir Mohamed Salah yang juga mantan rekan satu timnya di Liverpool, dan sesama pemain Senegal Edouard Mendy.
Ini kedua kalinya pemain berusia 30 tahun yang bulan lalu bergabung dengan juara Jerman Bayern Muenchen itu memenangi penghargaan tersebut.
Baca juga: Kontrak Sadio Mane di Bayern Muenchen hingga 2025
Dia pemenang terakhir penghargaan ini pada 2019. Konfederasi Sepak Bola Afrika tidak memberikan penghargaan ini selama dua tahun terakhir.
Mane mencetak gol penalti kemenangan pada Februari saat Senegal mengalahkan Mesir dalam final Piala Afrika di Yaounde sehingga untuk pertama kalinya Senegal menjuarai Piala Afrika.
Enam pekan kemudian, Sane mengonversi lagi tendangan penalti yang menentukan sukses Senegal dalam mengalahkan Mesir untuk memperebutkan tiket putaran final Piala Dunia Qatar.
Dia membayangi Salah pada kedua kesempatan itu sekalipun kedua pemain ini berbagi sukses di Liverpool sebagai juara Piala FA dan Piala Carabao dan membantu tim ini mencapai final Liga Champions di mana mereka kalah dari Real Madrid.
Baca juga: Mane kian dekat pergi ke Bayern Muenchen
Mane juga mengungguli Salah dalam pemungutan suara 2019. Salah memenangkan penghargaan ini pada 2017 dan 2018 di mana Mane menempati urutan kedua pada kedua kesempatan tersebut.
"Saya mendedikasikan penghargaan ini untuk kaum muda Senegal," kata Mane kepada hadirin dalam penghargaan CAF di Rabat setelah terbang dari Washington DC di mana du sana dia mencetak gol saat Bayern mengalahkan DC United pada Rabu.
Mendy yang bermain untuk Chelsea, dinobatkan sebagai penjaga gawang terbaik di dunia dalam penghargaan FIFA 2021 pada Januari, demikian Reuters.
Baca juga: Mane akan dengarkan rakyat Senegal soal masa depannya
Baca juga: 70 persen warga Senegal inginkan Sadio Mane tinggalkan Liverpool
Baca juga: Difavoritkan raih Ballon d'Or, Mane lebih fokus juarai Liga Champions
Mane mengungguli penyerang timnas Mesir Mohamed Salah yang juga mantan rekan satu timnya di Liverpool, dan sesama pemain Senegal Edouard Mendy.
Ini kedua kalinya pemain berusia 30 tahun yang bulan lalu bergabung dengan juara Jerman Bayern Muenchen itu memenangi penghargaan tersebut.
Baca juga: Kontrak Sadio Mane di Bayern Muenchen hingga 2025
Dia pemenang terakhir penghargaan ini pada 2019. Konfederasi Sepak Bola Afrika tidak memberikan penghargaan ini selama dua tahun terakhir.
Mane mencetak gol penalti kemenangan pada Februari saat Senegal mengalahkan Mesir dalam final Piala Afrika di Yaounde sehingga untuk pertama kalinya Senegal menjuarai Piala Afrika.
Enam pekan kemudian, Sane mengonversi lagi tendangan penalti yang menentukan sukses Senegal dalam mengalahkan Mesir untuk memperebutkan tiket putaran final Piala Dunia Qatar.
Dia membayangi Salah pada kedua kesempatan itu sekalipun kedua pemain ini berbagi sukses di Liverpool sebagai juara Piala FA dan Piala Carabao dan membantu tim ini mencapai final Liga Champions di mana mereka kalah dari Real Madrid.
Baca juga: Mane kian dekat pergi ke Bayern Muenchen
Mane juga mengungguli Salah dalam pemungutan suara 2019. Salah memenangkan penghargaan ini pada 2017 dan 2018 di mana Mane menempati urutan kedua pada kedua kesempatan tersebut.
"Saya mendedikasikan penghargaan ini untuk kaum muda Senegal," kata Mane kepada hadirin dalam penghargaan CAF di Rabat setelah terbang dari Washington DC di mana du sana dia mencetak gol saat Bayern mengalahkan DC United pada Rabu.
Mendy yang bermain untuk Chelsea, dinobatkan sebagai penjaga gawang terbaik di dunia dalam penghargaan FIFA 2021 pada Januari, demikian Reuters.
Baca juga: Mane akan dengarkan rakyat Senegal soal masa depannya
Baca juga: 70 persen warga Senegal inginkan Sadio Mane tinggalkan Liverpool
Baca juga: Difavoritkan raih Ballon d'Or, Mane lebih fokus juarai Liga Champions