Jakarta (ANTARA) -
Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI dengan dukungan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, menjadi pioner di industri perbankan sebagai lembaga keuangan yang mengoperasikan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, menyampaikan pembangunan SPKLU tersebut merupakan langkah nyata BNI untuk mendorong percepatan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia yang akan berdampak positif untuk lingkungan.
“Kami pun dengan bangga menyampaikan bahwa BNI merupakan Perbankan pertama di Indonesia yang menggunakan skema kerja sama SPKLU Partnership Investor Own Investor Operate (IO2) dari PLN,” sebutnya.
Langkah tersebut, katanya, sekaligus menjadi bukti keseriusan korporasi dalam mendukung pemerintah di hadapan para tamu anggota G20, dimana Indonesia memegang posisi Presidensi. Selain juga sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BNI dengan PLN pada tanggal 26 April 2022 terkait Penyediaan Infrastruktur SPKLU di Area BNI.
Royke melanjutkan dalam peresmian SPKLU kali ini, BNI juga menghadirkan kemudahan kepemilikan Kendaraan Listrik melalui pembiayaan consumer BNI dan pembiayaan melalui anak usaha BNI yaitu BNI Multifinance.
Melalui program tersebut, kepemilikan kendaraan listrik diberikan untuk varian kendaraan Nissan Leaf, Hyundai Loniq dan lain-lain serta yang istimewa BNI juga menghadirkan varian kendaraan listrik Lexus UX 300e sebagai varian kendaraan listrik Lexus pertama di Indonesia.
PLN bertindak selaku pemilik bisnis SPKLU, dan partner selaku mitra bisnis. Skema SPKLU Partnership IO2 terdiri dari tiga paket yaitu Paket Medium Charger, Paket Fast Charger, dan Paket Ultra Fast Charger.
Dengan adanya program tersebut, PLN memberikan kemudahan pelayanan kepemilikan sekaligus pengurusan perizinan kepada para mitra untuk bisa menjalankan bisnis dan meningkatkan ekosistem SPKLU.
Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan mengapresiasi kinerja positif PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk yang mampu mencatatkan laba meski dalam keadaan pandemi.
“Apresiasi tentu diberikan kepada segenap jajaran BNI yang telah mendongkrak kinerja bank BUMN ini. Ini adalah prestasi membanggakan, apalagi dalam kondisi belum sepenuhnya lepas dari ancaman COVID-19," kata dia dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Sepanjang semester pertama 2022, kata dia, jumlah kredit yang disalurkan BNI sebanyak Rp620,42 triliun, tumbuh sebesar 8,9 persen (yoy). Tren itu terlihat dalam pertumbuhan kuartal, di mana pada kuartal kedua tahun 2022 angka pencairan kredit sebesar Rp74,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan kuartal kedua 2021 yang hanya sebesar Rp59,3 triliun.
Bahkan yang lebih membanggakan, menurut dia, tren pertumbuhan positif ini terjadi di semua segmen ekonomi.
"Dengan tren pertumbuhan positif ini, kita mengharapkan fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi dapat lebih optimal. Pelaku usaha dan masyarakat pada umumnya membutuhkan suntikan modal untuk membuka dan mengembangkan kapasitas usahanya. Perbankan yang sehat menjadi salah satu indikator sehatnya perekonomian negara,” ucapnya.
Ia menyatakan membaiknya angka penyaluran kredit menjadi salah satu bukti semakin inklusifnya sektor keuangan.
Hal itu, paparnya, berarti semakin besar kredit yang disalurkan, maka penerima manfaat seperti korporasi maupun UMKM mendapatkan modal yang lebih baik dalam berusaha.
Dengan demikian, ujarnya, pemerataan ekonomi akan lebih membaik dan akses finansial bagi wirausahawan, terutama wirausahawan muda semakin terjamin.
“Apa yang telah dicapai PT. BNI Tbk ini seharusnya menjadi cambuk dan portofolio bagi BUMN-BUMN lainnya. Di tengah kesulitan dan ancaman pandemi, BNI mampu menggeliat menunjukkan kinerja yang positif," kata dia.
Kemudian, tambah dia, hal itu perlu menjadi perhatian bersama bahwa BUMN tetap dapat mencetak laba tanpa harus ada intervensi negara berlebihan.
"Oleh karenanya, kasus beberapa BUMN yang rugi bahkan bangkrut menjadi tantangan dalam menghadapi persaingan ekonomi ke depan,” kata Syarief.
Dia mencatat penyertaan modal negara (PNM) BUMN selama 3 tahun terakhir tidak menurun signifikan. Pada 2021, PNM BUMN terealisasi sebesar Rp71,2 triliun, tahun 2022 ditetapkan Rp67,3 triliun, dan 2023 disetujui sebesar Rp73,2 triliun.Meski demikian, kata dia, BUMN tetap mencatat kerugian, seperti Garuda Indonesia pada September 2021 yang rugi bersih Rp23 triliun, Waskita Karya di sepanjang kuartal I 2022 dengan kerugian Rp830 miliar naik Rp46,9 miliar dari kuartal I 2021.
“Saya kira ini perlu atensi khusus dan kebijakan 'extraordinary' dari pemerintah, khususnya Kementerian BUMN dalam menata kembali BUMN-BUMN yang sakit. Jangan sampai BUMN yang seharusnya menjadi agen negara melayani publik dan mencetak laba, justru menjadi beban negara,” ujarnya.
Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI dengan dukungan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, menjadi pioner di industri perbankan sebagai lembaga keuangan yang mengoperasikan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, menyampaikan pembangunan SPKLU tersebut merupakan langkah nyata BNI untuk mendorong percepatan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia yang akan berdampak positif untuk lingkungan.
“Kami pun dengan bangga menyampaikan bahwa BNI merupakan Perbankan pertama di Indonesia yang menggunakan skema kerja sama SPKLU Partnership Investor Own Investor Operate (IO2) dari PLN,” sebutnya.
Langkah tersebut, katanya, sekaligus menjadi bukti keseriusan korporasi dalam mendukung pemerintah di hadapan para tamu anggota G20, dimana Indonesia memegang posisi Presidensi. Selain juga sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BNI dengan PLN pada tanggal 26 April 2022 terkait Penyediaan Infrastruktur SPKLU di Area BNI.
Royke melanjutkan dalam peresmian SPKLU kali ini, BNI juga menghadirkan kemudahan kepemilikan Kendaraan Listrik melalui pembiayaan consumer BNI dan pembiayaan melalui anak usaha BNI yaitu BNI Multifinance.
Melalui program tersebut, kepemilikan kendaraan listrik diberikan untuk varian kendaraan Nissan Leaf, Hyundai Loniq dan lain-lain serta yang istimewa BNI juga menghadirkan varian kendaraan listrik Lexus UX 300e sebagai varian kendaraan listrik Lexus pertama di Indonesia.
PLN bertindak selaku pemilik bisnis SPKLU, dan partner selaku mitra bisnis. Skema SPKLU Partnership IO2 terdiri dari tiga paket yaitu Paket Medium Charger, Paket Fast Charger, dan Paket Ultra Fast Charger.
Dengan adanya program tersebut, PLN memberikan kemudahan pelayanan kepemilikan sekaligus pengurusan perizinan kepada para mitra untuk bisa menjalankan bisnis dan meningkatkan ekosistem SPKLU.