Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Tengah Sudarsono mendapat informasi dari para peternak dan pembudidaya ikan di sejumlah kabupaten, sekarang ini harga pakan semakin mahal dan terus mengalami kenaikan.
Mengatasi mahalnya harga pakan ikan maupun ternak tersebut hanya dapat diatasi apabila para peternak maupun pembudidaya membuat pakan sendiri, kata Sudarsono di gedung DPRD Kalteng, Selasa.
"Permasalahannya memang harga mesin pembuat pakan relatif mahal. Jadi, kami meminta kepada pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten, memberikan bantuan alat pembuat pakan itu," ucapnya.
Menurut mantan Bupati Seruyan itu, bahan baku pakan ikan maupun ternak di sejumlah kabupaten di provinsi ini, relatif banyak bahkan berlimpah. Hanya, bahan baku tersebut tidak akan dibuat pakan tanpa adanya dukungan alat pembuatnya.
Sudarsono mengatakan bahan baku pakan ikan maupun ternak berlimpah di Kotawaringin Timur, Seruyan dan Kotawaringin Barat. Sebab, tiga daerah itu merupakan pesisir provinsi ini, sehingga mudah ditemukan sisa-sisa ikan kecil, kepala udang, dedak dan lain sebagainya.
"Jadi, kalau ada mesin pembuat ikan, akan sangat membantu para peternak dan pembudidaya ikan dalam menekan biaya pakan. Keuntungan yang didapat pun semakin besar," kata dia.
Baca juga: DPRD Kalteng minta Disdik lebih perhatikan rombel di tiap sekolah
Dirinya bercerita bahwa pada saat menjabat Bupati Seruyan periode 2013-2018, ada membuat program bantuan keramba kepada masyarakat. Namun, dari banyak keramba yang diberikan ke masyarakat, ternyata tidak banyak yang berkembang. Hal itu diakibatkan para pemilik keramba kewalahan dalam menyediakan pakan semakin mahal.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan II meliputi Kabupaten Kotawaringin Timur dan Seruyan itu mengatakan, dari kondisi itu, maka ada dua hal yang dapat dilakukan pemerintah saat ini, yakni memberikan bantuan mesin pakan atau membuat badan unit usaha untuk menekan biaya pakan ikan.
"Pemerintah daerah harus menciptakan lapangan usaha bagi masyarakatnya. Salah satunya usaha budi daya ikan Gabus yang saat ini masih sangat langka dan pasarnya masih bagus," demikian Sudarsono.
Baca juga: Pengerjaan infrastruktur di Kalteng dinilai sudah cukup baik
Baca juga: DPRD dan Pemprov Kalteng kembali bahas Raperda Pengelolaan Keuangan Daerah
Mengatasi mahalnya harga pakan ikan maupun ternak tersebut hanya dapat diatasi apabila para peternak maupun pembudidaya membuat pakan sendiri, kata Sudarsono di gedung DPRD Kalteng, Selasa.
"Permasalahannya memang harga mesin pembuat pakan relatif mahal. Jadi, kami meminta kepada pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten, memberikan bantuan alat pembuat pakan itu," ucapnya.
Menurut mantan Bupati Seruyan itu, bahan baku pakan ikan maupun ternak di sejumlah kabupaten di provinsi ini, relatif banyak bahkan berlimpah. Hanya, bahan baku tersebut tidak akan dibuat pakan tanpa adanya dukungan alat pembuatnya.
Sudarsono mengatakan bahan baku pakan ikan maupun ternak berlimpah di Kotawaringin Timur, Seruyan dan Kotawaringin Barat. Sebab, tiga daerah itu merupakan pesisir provinsi ini, sehingga mudah ditemukan sisa-sisa ikan kecil, kepala udang, dedak dan lain sebagainya.
"Jadi, kalau ada mesin pembuat ikan, akan sangat membantu para peternak dan pembudidaya ikan dalam menekan biaya pakan. Keuntungan yang didapat pun semakin besar," kata dia.
Baca juga: DPRD Kalteng minta Disdik lebih perhatikan rombel di tiap sekolah
Dirinya bercerita bahwa pada saat menjabat Bupati Seruyan periode 2013-2018, ada membuat program bantuan keramba kepada masyarakat. Namun, dari banyak keramba yang diberikan ke masyarakat, ternyata tidak banyak yang berkembang. Hal itu diakibatkan para pemilik keramba kewalahan dalam menyediakan pakan semakin mahal.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan II meliputi Kabupaten Kotawaringin Timur dan Seruyan itu mengatakan, dari kondisi itu, maka ada dua hal yang dapat dilakukan pemerintah saat ini, yakni memberikan bantuan mesin pakan atau membuat badan unit usaha untuk menekan biaya pakan ikan.
"Pemerintah daerah harus menciptakan lapangan usaha bagi masyarakatnya. Salah satunya usaha budi daya ikan Gabus yang saat ini masih sangat langka dan pasarnya masih bagus," demikian Sudarsono.
Baca juga: Pengerjaan infrastruktur di Kalteng dinilai sudah cukup baik
Baca juga: DPRD dan Pemprov Kalteng kembali bahas Raperda Pengelolaan Keuangan Daerah